Latest Posts

Sabtu, 25 Juni 2011

TRADISI TAHUNAN BERSIH DUSUN

0 komentar:

Minggu, 19 Juni 2011

Pertemuan Rutin IAPT boyolali Utara

Pada hari ahad tanggal 19 juni 2011, telah dibuka pertemuan Alumni Pondok Tremas pacitan boyolali Utara periode ke 2 yang bertempat di rumah Bapak,Nursalim,S.Pd,I.
Adapun acara kegiatan Rutin tersebut yaitu, Pembacaan Alquran masing-masing anggota membaca 1 juz,Bahtsul Masail dan Arisan,dengan semangat baru drencanakan dalam periode ke 2 tahun ini IAPT bisa lebih maju dan dapat berjalan lancar.Pada periode ke 1 tahun lalu dilaksankan pada malam hari namun untuk tahun ini dilaksanakan pada siang hari,



IKATAN ALUMNI PONDOK TREMAS PACITAN (IAPT)

Pertemuan Rutin IAPT boyolali Utara

Pada hari ahad tanggal 19 juni 2011, telah dibuka pertemuan Alumni Pondok Tremas pacitan boyolali Utara periode ke 2 yang bertempat di rumah Bapak,Nursalim,S.Pd,I.
Adapun acara kegiatan Rutin tersebut yaitu, Pembacaan Alquran masing-masing anggota membaca 1 juz,Bahtsul Masail dan Arisan,dengan semangat baru drencanakan dalam periode ke 2 tahun ini IAPT bisa lebih maju dan dapat berjalan lancar.Pada periode ke 1 tahun lalu dilaksankan pada malam hari namun untuk tahun ini dilaksanakan pada siang hari,



0 komentar:

Jumat, 03 Juni 2011

Kiai Said: Amalkan Pancasila dengan Semangat Islam

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan rasa syukurnya, hari ini, 1 Juni 2011 rakyat Indonesia masih dapat memperingati hari lahir Pancasila, meskipun belakangan ini banyak tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai ideologi negara yang terbukti berhasil mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang memiliki keragaman luar biasa.

NU, sejak lama telah menjadi pendukung Pancasila dan akan terus berusaha mempertahankan empat pilar negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam. “Mari kita amalkan Pancasila dengan semangat Islam,” katanya, Rabu.

Ditegaskannya, para pendiri bangsa telah sepakat Indonesia bukan negara agama dan bukan pula negara sekuler, tetapi negara kebangsaan yang berketuhanan. Rakyat Indonesia mampu menyatukan antara keimanan, yang merupakan urusan pribadi, dengan kebangsaan yang menjadi komitmen bersama. Kemampuan meramu sintesa seperti ini menjadikan sebuah keunikan yang dikagumi oleh bangsa-bangsa lain.

“Bangsa Indonesia mampu menyatukan antara kerakyatan dan kebangsaan dengan keimanan dan keislaman,” terangnya.

Mengutip pernyataan Gus Dur, Kang Said menyatakan bahwa muslim Indonesia merupakan muslim yang taat beribadah tetapi sekaligus seorang yang sangat nasionalis.

“Orang NU taat beribadah, tidak berzina, tidak minum khamr (arak) benar-benar lillahi taala, hanya karena Allah, bukan karena negara Islam atau pada polisi. Kita bangsa yang religius, tetapi disaat yang sama sangat cinta tanah air,” paparnya.

Kiai Said menggambarkan pengamalan Pancasila dalam sebuah ayat Qur’an Innalladhina amanuu (sesungguhnya orang-orang yang beriman) sebagai silah pertama dan waamilushoolihaati (dan beramal sholeh), merupakan perwujudkan dari empat sila selanjutnya yang semuanya harus diamalkan atas prinsip keimanan dan ketuhanan yang maha esa.

OPINI ISLAM

Kiai Said: Amalkan Pancasila dengan Semangat Islam

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan rasa syukurnya, hari ini, 1 Juni 2011 rakyat Indonesia masih dapat memperingati hari lahir Pancasila, meskipun belakangan ini banyak tantangan yang dihadapi Pancasila sebagai ideologi negara yang terbukti berhasil mempersatukan seluruh bangsa Indonesia yang memiliki keragaman luar biasa.

NU, sejak lama telah menjadi pendukung Pancasila dan akan terus berusaha mempertahankan empat pilar negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam. “Mari kita amalkan Pancasila dengan semangat Islam,” katanya, Rabu.

Ditegaskannya, para pendiri bangsa telah sepakat Indonesia bukan negara agama dan bukan pula negara sekuler, tetapi negara kebangsaan yang berketuhanan. Rakyat Indonesia mampu menyatukan antara keimanan, yang merupakan urusan pribadi, dengan kebangsaan yang menjadi komitmen bersama. Kemampuan meramu sintesa seperti ini menjadikan sebuah keunikan yang dikagumi oleh bangsa-bangsa lain.

“Bangsa Indonesia mampu menyatukan antara kerakyatan dan kebangsaan dengan keimanan dan keislaman,” terangnya.

Mengutip pernyataan Gus Dur, Kang Said menyatakan bahwa muslim Indonesia merupakan muslim yang taat beribadah tetapi sekaligus seorang yang sangat nasionalis.

“Orang NU taat beribadah, tidak berzina, tidak minum khamr (arak) benar-benar lillahi taala, hanya karena Allah, bukan karena negara Islam atau pada polisi. Kita bangsa yang religius, tetapi disaat yang sama sangat cinta tanah air,” paparnya.

Kiai Said menggambarkan pengamalan Pancasila dalam sebuah ayat Qur’an Innalladhina amanuu (sesungguhnya orang-orang yang beriman) sebagai silah pertama dan waamilushoolihaati (dan beramal sholeh), merupakan perwujudkan dari empat sila selanjutnya yang semuanya harus diamalkan atas prinsip keimanan dan ketuhanan yang maha esa.

0 komentar:

animasi-bergerak-bendera-indonesia-0010
">See all posts'); document.write('

?max-results=10">

'); document.write("?max-results="+numposts1+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Diberdayakan oleh Blogger.
?">index'); document.write('

?max-results=10">Label 5

');
    ?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");

Mengenai Saya

anak singkong yang tak berhenti bermimpi cinta damai dan selalu setia

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Translate

Popular Posts

MITRA

back to top