Latest Posts

Sabtu, 12 Januari 2013


Makna Filosofis Lagu ‘Gundul-Gundul Pacul’

Bagi teman-teman yang berasal dari Jawa mungkin tidak asing lagi dengan lagu Gundul-Gundul Pacul yang biasa dinyanyikan sewaktu ngumpul-ngumpul­ dengan rekan-2 baik di lingkungan rumah maupun disekolahan. Liriknya adalah demikian :

Gundul gundul pacul-cul, gembelengan
... Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang
segane dadi sak latar…

Tembang
Jawa ini diciptakan tahun 1400 an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.

Gundul: adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala.
Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.

Sedangkan pacul: adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.
Pacul: adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.
Gundul pacul artinya: bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas).
Artinya bahwa: kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu:
bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2.Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah:

1. menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya.

2. Menggunakan kedudukannya untuk. berbangga-bangga di antara manusia.

Makna Filosofis Lagu ‘Gundul-Gundul Pacul’


Makna Filosofis Lagu ‘Gundul-Gundul Pacul’

Bagi teman-teman yang berasal dari Jawa mungkin tidak asing lagi dengan lagu Gundul-Gundul Pacul yang biasa dinyanyikan sewaktu ngumpul-ngumpul­ dengan rekan-2 baik di lingkungan rumah maupun disekolahan. Liriknya adalah demikian :

Gundul gundul pacul-cul, gembelengan
... Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang
segane dadi sak latar…

Tembang
Jawa ini diciptakan tahun 1400 an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.

Gundul: adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang.
Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala.
Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.

Sedangkan pacul: adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.
Pacul: adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.
Gundul pacul artinya: bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas).
Artinya bahwa: kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu:
bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2.Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah:

1. menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya.

2. Menggunakan kedudukannya untuk. berbangga-bangga di antara manusia.

0 komentar:

Selasa, 08 Januari 2013


"MELUPAKAN MASA LALU YANG MENYAKITKAN"

Bismillahirrahmanirrahim…

Walaupun suatu waktu ketika ada seseorang yang telah sengaja mengkhianatimu di masa lalu.
... Maka tak ada alasan bagimu untuk tidak memberi maaf kepadanya.

Akan tetapi.. Sudah ada cukup alasan bagimu untuk tidak mempercayainya kembali.

Berhentilah memikirkan orang-orang yang telah mengecewakanmu di masa lalumu.
Berhentilah berharap kepada orang-orang yang telah dengan sengaja menyakitimu di masa lalumu.
Karena hal itu akan membuat banyak waktumu terbuang percuma dan sia-sia.

Percayalah..
Allah pasti punya alasan kenapa dia tidak berada bersamamu di masa sekarang dan di masa depanmu.

Ingatlah..
Jangan sekali-kali berprasangka buruk kepada Allah atas keputusan-Nya. Apalagi sampai membenci Allah karena Ia tidak selalu memberikan apa yang kamu inginkan.

Tapi yakinlah..

Allah lebih tahu apa yang kamu butuhkan daripada sekedar apa yang kamu inginkan. Akan ada waktunya kapan Ia akan memberimu suatu yang lebih indah dibandingkan dengan apa yang telah hilang dari genggamanmu.

Dan itulah sebenar-benarnya Karunia Nikmat-Nya yang terkadang banyak dari kita tidak menyadarinya.

Islamic Motivation


"MELUPAKAN MASA LALU YANG MENYAKITKAN"

Bismillahirrahmanirrahim…

Walaupun suatu waktu ketika ada seseorang yang telah sengaja mengkhianatimu di masa lalu.
... Maka tak ada alasan bagimu untuk tidak memberi maaf kepadanya.

Akan tetapi.. Sudah ada cukup alasan bagimu untuk tidak mempercayainya kembali.

Berhentilah memikirkan orang-orang yang telah mengecewakanmu di masa lalumu.
Berhentilah berharap kepada orang-orang yang telah dengan sengaja menyakitimu di masa lalumu.
Karena hal itu akan membuat banyak waktumu terbuang percuma dan sia-sia.

Percayalah..
Allah pasti punya alasan kenapa dia tidak berada bersamamu di masa sekarang dan di masa depanmu.

Ingatlah..
Jangan sekali-kali berprasangka buruk kepada Allah atas keputusan-Nya. Apalagi sampai membenci Allah karena Ia tidak selalu memberikan apa yang kamu inginkan.

Tapi yakinlah..

Allah lebih tahu apa yang kamu butuhkan daripada sekedar apa yang kamu inginkan. Akan ada waktunya kapan Ia akan memberimu suatu yang lebih indah dibandingkan dengan apa yang telah hilang dari genggamanmu.

Dan itulah sebenar-benarnya Karunia Nikmat-Nya yang terkadang banyak dari kita tidak menyadarinya.

0 komentar:


Belajar Bahasa Inggris Cepat Sekali

Menurut kesaksian Arifin Junaedi, mantan sekretaris KH Abdurrahman Wahid 1989-1994, ada beberapa kejadian aneh yang menjadi tanda bahwa Gus Dur seorang Wali. Pertama, ketika sedang tahlil di makam seorang Wali di jawa tengah tiba-tiba tercium bau kembang melati. Kelambu makam itu pun tergerak-gerak seperti tertiup angin. Padahal makam itu tertutup rapat. Selesai tahlil, Gus Dur ngomong sendiri seperti seperti berdialog dalam bahasa jawa kromo inggil bercampur bahasa arab. Ketika ditanya, Gus Dur mengaku bahwa ia baru saja berdialog dengan wali itu.

Kedua, "Kalau saya bawa informasi, demikian penuturan Arifin Junaedi, ketika saya sampai ternyata Gus Dur sudah tahu duluan. Saya semakin heran, kalau dia dapat buku baru, dia itu cuma lihat covernya, terus daftar isinya, kemudian buka-buka sebentar. Tapi ketika lain kali dia ngoomong, materinya sama persis di buku itu"
...
Ketiga, pada tahun 1995 Gus Dur berbicara kepada H muhfid A Busyairi, "Sebentar lagi Pak Harto turun (dari jabatan presiden) dan semua orang bakal datang kepada dia". Mas Mufid bilang kepada saya, "Gus Dur itu ngomong apa. Mimpi kali orang ini". Tiga tahun kemudian, Mas Mufid ngomong pada saya, "Apa yg diomongkan Gus Dur itu benar". Jadi , menurut Arifin Junaedi, hal-hal seperti ini yg membuat orang, bukan saja dari kalangan bawah NU, tetapi juga kalangan atas NU, menjadi percaya bahwa Gus Dur itu Wali.

Keyakinan bahwa Gus Dur itu seorang Wali bukan hanya datang dari kalangan NU, tetapi juga dari kalangan Muhammadiyah. Dalam satu wawancara di televisi swasta (ANteve) selasa 26 Oktober 1999, Prof. M. Darwan Rahardjo mengatakan bahwa Gus Dur itu wali dan sangat brilliant sekali. Alasannya, Gus Dur belajar bahasa inggris cepat sekali dan pidatonya dengan bahasa inggris bagus sekali.

Islamic Motivation


Belajar Bahasa Inggris Cepat Sekali

Menurut kesaksian Arifin Junaedi, mantan sekretaris KH Abdurrahman Wahid 1989-1994, ada beberapa kejadian aneh yang menjadi tanda bahwa Gus Dur seorang Wali. Pertama, ketika sedang tahlil di makam seorang Wali di jawa tengah tiba-tiba tercium bau kembang melati. Kelambu makam itu pun tergerak-gerak seperti tertiup angin. Padahal makam itu tertutup rapat. Selesai tahlil, Gus Dur ngomong sendiri seperti seperti berdialog dalam bahasa jawa kromo inggil bercampur bahasa arab. Ketika ditanya, Gus Dur mengaku bahwa ia baru saja berdialog dengan wali itu.

Kedua, "Kalau saya bawa informasi, demikian penuturan Arifin Junaedi, ketika saya sampai ternyata Gus Dur sudah tahu duluan. Saya semakin heran, kalau dia dapat buku baru, dia itu cuma lihat covernya, terus daftar isinya, kemudian buka-buka sebentar. Tapi ketika lain kali dia ngoomong, materinya sama persis di buku itu"
...
Ketiga, pada tahun 1995 Gus Dur berbicara kepada H muhfid A Busyairi, "Sebentar lagi Pak Harto turun (dari jabatan presiden) dan semua orang bakal datang kepada dia". Mas Mufid bilang kepada saya, "Gus Dur itu ngomong apa. Mimpi kali orang ini". Tiga tahun kemudian, Mas Mufid ngomong pada saya, "Apa yg diomongkan Gus Dur itu benar". Jadi , menurut Arifin Junaedi, hal-hal seperti ini yg membuat orang, bukan saja dari kalangan bawah NU, tetapi juga kalangan atas NU, menjadi percaya bahwa Gus Dur itu Wali.

Keyakinan bahwa Gus Dur itu seorang Wali bukan hanya datang dari kalangan NU, tetapi juga dari kalangan Muhammadiyah. Dalam satu wawancara di televisi swasta (ANteve) selasa 26 Oktober 1999, Prof. M. Darwan Rahardjo mengatakan bahwa Gus Dur itu wali dan sangat brilliant sekali. Alasannya, Gus Dur belajar bahasa inggris cepat sekali dan pidatonya dengan bahasa inggris bagus sekali.

0 komentar:


Karomah Ali bin Abi Thalib k.w. : Menyembuhkan Orang Lumpuh

Dalam kitab Al-Tabaqat, Taj al-Subki meriwayatkan bahwa pada suatu malam, `Ali dan kedua anaknya, Hasan dan Husein r.a. mendengar seseorang bersyair :

Hai Zat yang mengabulkan doa orang yang terhimpit kezaliman Wahai Zat yang menghilangkan penderitaan, bencana, dan sakit Utusan-Mu tertidur di rumah Rasulullah sedang orang-orang kafir mengepungnya Dan Engkau Yang Maha Hidup lagi Maha Tegak tidak pernah tidur Dengan kemurahan-Mu, ampunilah dosa- dosaku Wahai Zat tempat berharap makhluk di Masjidil Haram Kalau ampunan-Mu tidak bisa diharapkan oleh orang yang bersalah Siapa yang akan menganugerahi nikmat kepada orang-orang yang durhaka.

`Ali lalu menyuruh orang mencari si pelantun syair itu. Pelantun syair itu datang menghadap Ali seraya berkata, "Aku, ya Amirul mukminin!" Laki- laki itu menghadap sambil menyeret sebelah kanan tubuhnya, lalu berhenti di hadapan Ali. Ali bertanya, "Aku telah mendengar syairmu, apa yang menimpamu?" Laki-laki itu menjawab, "Dulu aku sibuk memainkan alat musik dan melakukan kemaksiatan, padahal ayahku sudah menasihatiku bahwa Allah mcmiliki kekuasaan dan siksaan yang pasti akan menimpa orang-orang zalim. Karena ayah terus-menerus menasihati, aku memukulnya. Karenanya, ayahku bersumpah akan mendoakan keburukan untukku, lalu ia pergi ke Mekkah untuk memohon pertolongan Allah. Ia berdoa, belum selesai ia berdoa, tubuh sebelah kananku tiba-tiba lumpuh. Aku menyesal atas semua yang telah aku lakukan, maka aku meminta belas kasihan dan ridha ayahku sampal la berjanji akan mendoakan kebaikan untukku jika Ali mau berdoa untukku. Aku mengendarai untanya, unta betina itu melaju sangat kencang sampai terlempar di antara dua batu besar, lalu mati di sana."

`Ali lalu berkata, "Allah akan meridhaimu, kalau ayahmu meridhaimu." Laki-laki itu menjawab, "Demi Allah, demikianlah yang terjadi." Kemudian 'Ali berdiri, shalat beberapa rakaat, dan berdoa kepada Allah dngan pelan, kemudian berkata, "Hai orang yang diberkahi, bangkitlah!" Laki-laki itu berdiri, berjalan, dan kembali sehat seperti sedia kala. `Ali berkata, "Jika engkau tidak bersumpah bahwa ayahmu akan meridhaimu, maka aku tidak akan mendoakan kebaikan untukmu."

Sumber : Kumpulan Karomah Syaikh Abdul Qodir Jailani Ra

Islamic Motivation


Karomah Ali bin Abi Thalib k.w. : Menyembuhkan Orang Lumpuh

Dalam kitab Al-Tabaqat, Taj al-Subki meriwayatkan bahwa pada suatu malam, `Ali dan kedua anaknya, Hasan dan Husein r.a. mendengar seseorang bersyair :

Hai Zat yang mengabulkan doa orang yang terhimpit kezaliman Wahai Zat yang menghilangkan penderitaan, bencana, dan sakit Utusan-Mu tertidur di rumah Rasulullah sedang orang-orang kafir mengepungnya Dan Engkau Yang Maha Hidup lagi Maha Tegak tidak pernah tidur Dengan kemurahan-Mu, ampunilah dosa- dosaku Wahai Zat tempat berharap makhluk di Masjidil Haram Kalau ampunan-Mu tidak bisa diharapkan oleh orang yang bersalah Siapa yang akan menganugerahi nikmat kepada orang-orang yang durhaka.

`Ali lalu menyuruh orang mencari si pelantun syair itu. Pelantun syair itu datang menghadap Ali seraya berkata, "Aku, ya Amirul mukminin!" Laki- laki itu menghadap sambil menyeret sebelah kanan tubuhnya, lalu berhenti di hadapan Ali. Ali bertanya, "Aku telah mendengar syairmu, apa yang menimpamu?" Laki-laki itu menjawab, "Dulu aku sibuk memainkan alat musik dan melakukan kemaksiatan, padahal ayahku sudah menasihatiku bahwa Allah mcmiliki kekuasaan dan siksaan yang pasti akan menimpa orang-orang zalim. Karena ayah terus-menerus menasihati, aku memukulnya. Karenanya, ayahku bersumpah akan mendoakan keburukan untukku, lalu ia pergi ke Mekkah untuk memohon pertolongan Allah. Ia berdoa, belum selesai ia berdoa, tubuh sebelah kananku tiba-tiba lumpuh. Aku menyesal atas semua yang telah aku lakukan, maka aku meminta belas kasihan dan ridha ayahku sampal la berjanji akan mendoakan kebaikan untukku jika Ali mau berdoa untukku. Aku mengendarai untanya, unta betina itu melaju sangat kencang sampai terlempar di antara dua batu besar, lalu mati di sana."

`Ali lalu berkata, "Allah akan meridhaimu, kalau ayahmu meridhaimu." Laki-laki itu menjawab, "Demi Allah, demikianlah yang terjadi." Kemudian 'Ali berdiri, shalat beberapa rakaat, dan berdoa kepada Allah dngan pelan, kemudian berkata, "Hai orang yang diberkahi, bangkitlah!" Laki-laki itu berdiri, berjalan, dan kembali sehat seperti sedia kala. `Ali berkata, "Jika engkau tidak bersumpah bahwa ayahmu akan meridhaimu, maka aku tidak akan mendoakan kebaikan untukmu."

Sumber : Kumpulan Karomah Syaikh Abdul Qodir Jailani Ra

0 komentar:

~Renungan Hidup Islami - Muhasabah Diri - Introspeksi Diri ~
Bismillahirrahmanirrahim,
Wahai diri,
Tundukkanlah hatimu selalu di hadapan-Nya, pasrahkan jiwamu selalu kepada-Nya, lihatlah dirimu yang lemah lagi hina itu, pandanglah jasadmu yang rapuh itu, lihatlah apa yang telah engkau usahakan untuk-Nya, dan renungkanlah olehmu untuk apa umurmu engkau habiskan selama ini..!
Teruslah engkau bermuhasabah diri dan jangan pernah melewatkannya! Cobalah ambil cermin olehmu untuk melihat gambaran dirimu dan lihatlah dirimu yang berdiri disana! Pandanglah dengan seksama semua bagian tubuhmu yang lemah dan fana itu! Pandanglah ia dengan penuh kerendahan dirimu di hadapan-Nya!
Wahai diri,
Pandanglah kepalamu !
Apakah ia senantiasa engkau tundukkan dan sujudkan dengan penuh harap, takut dan penuh kehinaan di hadapan Rabb-mu, atau apakah ia masih tetap menengadah penuh keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan kepada Rabbmu juga hamba-hamba-Nya, sehingga engkau pun semakin melampaui batas?

Pandanglah matamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menatap keindahan, kekuasaan serta keagungan-Nya melalui Ayat-ayat-Nya juga ciptaan-Nya, atau apakah engkau gunakan matamu untuk memandang perkara yang dilarang-Nya juga berbagai bentuk kemaksiatan yang tampak dihadapanmu, sehingga membutakan matamu dari Kalamullah?
Pandanglah telingamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mendengarkan firman-firman-Nya, mendengarkan suara bacaan Al Quran, tausiyyah dan seruan kebaikan lainnya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendengarkan suara-suara yang tiada berguna bagimu, sehingga ia pun mengeraskan hati dan pikiranmu?
Pandanglah hidungmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mencium bumi Allah atau hamparan sajadah sebagai alas untuk shalat dan sujudmu, mencium orang tuamu, istrimu, suamimu dan anak-anak tercintamu serta mencium kepala anak-anak kaum papa yang kehilangan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya, sehingga engkau pun tak akan mendaptkan harumnya bau surga?
Pandanglah mulutmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menyampaikan Ayat-ayat-Nya, menyebarkan ilmu-Nya, mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat yang bermanfaat dan menjaga diri dari keburukan lisannya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mengatakan kata-kata yang tiada berguna, mencaci, memaki, ghibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta , sehingga Allah benci dan murka terhadap dirimu?
Pandanglah tanganmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk bersedekah, menolong orang yang kesusahan, membantu sesama yang kena musibah, menciptakan karya-karya yang berguna untuk umat, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendzalimi orang lain, mencuri yang bukan menjadi hakmu, menganiaya saudaramu yang tak berdaya, sehingga engkau pun akan menjadi binasa karena tanganmu sendiri?
Pandanglah kakimu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang diridhai-Nya, tempat ibadah, tempat menuntut ilmu pengetahuan, tempat-tempat pengajian yang benar lagi lurus, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk membawa dirimu ke lembah kemasiatan, melangkahkan kakimu ke tempat yang dilarang-Nya, dan melangkahkan kakimu untuk melakukan kejahatan dan keresahan umat, sehingga engkau pun mendapatkan adzab dari-Nya?
Pandanglah dadamu..!
Apakah di dalam dadamu tersimpan kelapangan dan kelembutan hati, keikhlasan dan kesabaran, rasa syukur dan tawadhu, juga keimanan dan ketauhidan yang benar, atau apakah engkau masih menyimpan dan membiarkan penyakit hatimu tumbuh subur, membiarkan hatimu gelap gulita, menggadaikan jiwamu untuk urusan dunia, mengotorinya dengan dosa dan permusuhan, sehingga hidupmu merasa hampa dan jiwamu menjadi teman syaitan laknatullah?
Mudah-mudahan catatan pengingat ini selalu akan menjadi penggugah dan penyemangat diriku agar senantiasa mengkaji diri, bermuhassabah diri dan berusaha menjadi seorang hamba Allah yang senantiasa memperbaiki diri….Aamiin yaa Robbal Alamin.

RENUNGAN

~Renungan Hidup Islami - Muhasabah Diri - Introspeksi Diri ~
Bismillahirrahmanirrahim,
Wahai diri,
Tundukkanlah hatimu selalu di hadapan-Nya, pasrahkan jiwamu selalu kepada-Nya, lihatlah dirimu yang lemah lagi hina itu, pandanglah jasadmu yang rapuh itu, lihatlah apa yang telah engkau usahakan untuk-Nya, dan renungkanlah olehmu untuk apa umurmu engkau habiskan selama ini..!
Teruslah engkau bermuhasabah diri dan jangan pernah melewatkannya! Cobalah ambil cermin olehmu untuk melihat gambaran dirimu dan lihatlah dirimu yang berdiri disana! Pandanglah dengan seksama semua bagian tubuhmu yang lemah dan fana itu! Pandanglah ia dengan penuh kerendahan dirimu di hadapan-Nya!
Wahai diri,
Pandanglah kepalamu !
Apakah ia senantiasa engkau tundukkan dan sujudkan dengan penuh harap, takut dan penuh kehinaan di hadapan Rabb-mu, atau apakah ia masih tetap menengadah penuh keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan kepada Rabbmu juga hamba-hamba-Nya, sehingga engkau pun semakin melampaui batas?

Pandanglah matamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menatap keindahan, kekuasaan serta keagungan-Nya melalui Ayat-ayat-Nya juga ciptaan-Nya, atau apakah engkau gunakan matamu untuk memandang perkara yang dilarang-Nya juga berbagai bentuk kemaksiatan yang tampak dihadapanmu, sehingga membutakan matamu dari Kalamullah?
Pandanglah telingamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mendengarkan firman-firman-Nya, mendengarkan suara bacaan Al Quran, tausiyyah dan seruan kebaikan lainnya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendengarkan suara-suara yang tiada berguna bagimu, sehingga ia pun mengeraskan hati dan pikiranmu?
Pandanglah hidungmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mencium bumi Allah atau hamparan sajadah sebagai alas untuk shalat dan sujudmu, mencium orang tuamu, istrimu, suamimu dan anak-anak tercintamu serta mencium kepala anak-anak kaum papa yang kehilangan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya, sehingga engkau pun tak akan mendaptkan harumnya bau surga?
Pandanglah mulutmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menyampaikan Ayat-ayat-Nya, menyebarkan ilmu-Nya, mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat yang bermanfaat dan menjaga diri dari keburukan lisannya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mengatakan kata-kata yang tiada berguna, mencaci, memaki, ghibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta , sehingga Allah benci dan murka terhadap dirimu?
Pandanglah tanganmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk bersedekah, menolong orang yang kesusahan, membantu sesama yang kena musibah, menciptakan karya-karya yang berguna untuk umat, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendzalimi orang lain, mencuri yang bukan menjadi hakmu, menganiaya saudaramu yang tak berdaya, sehingga engkau pun akan menjadi binasa karena tanganmu sendiri?
Pandanglah kakimu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang diridhai-Nya, tempat ibadah, tempat menuntut ilmu pengetahuan, tempat-tempat pengajian yang benar lagi lurus, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk membawa dirimu ke lembah kemasiatan, melangkahkan kakimu ke tempat yang dilarang-Nya, dan melangkahkan kakimu untuk melakukan kejahatan dan keresahan umat, sehingga engkau pun mendapatkan adzab dari-Nya?
Pandanglah dadamu..!
Apakah di dalam dadamu tersimpan kelapangan dan kelembutan hati, keikhlasan dan kesabaran, rasa syukur dan tawadhu, juga keimanan dan ketauhidan yang benar, atau apakah engkau masih menyimpan dan membiarkan penyakit hatimu tumbuh subur, membiarkan hatimu gelap gulita, menggadaikan jiwamu untuk urusan dunia, mengotorinya dengan dosa dan permusuhan, sehingga hidupmu merasa hampa dan jiwamu menjadi teman syaitan laknatullah?
Mudah-mudahan catatan pengingat ini selalu akan menjadi penggugah dan penyemangat diriku agar senantiasa mengkaji diri, bermuhassabah diri dan berusaha menjadi seorang hamba Allah yang senantiasa memperbaiki diri….Aamiin yaa Robbal Alamin.

0 komentar:

~Renungan Hidup Islami - Muhasabah Diri - Introspeksi Diri ~

Bismillahirrahmanirrahim,
Wahai diri,
Tundukkanlah hatimu selalu di hadapan-Nya, pasrahkan jiwamu selalu kepada-Nya, lihatlah dirimu yang lemah lagi hina itu, pandanglah jasadmu yang rapuh itu, lihatlah apa yang telah engkau usahakan untuk-Nya, dan renungkanlah olehmu untuk apa umurmu engkau habiskan selama ini..!
Teruslah engkau bermuhasabah diri dan jangan pernah melewatkannya! Cobalah ambil cermin olehmu untuk melihat gambaran dirimu dan lihatlah dirimu yang berdiri disana! Pandanglah dengan seksama semua bagian tubuhmu yang lemah dan fana itu! Pandanglah ia dengan penuh kerendahan dirimu di hadapan-Nya!
Wahai diri,
Pandanglah kepalamu !
Apakah ia senantiasa engkau tundukkan dan sujudkan dengan penuh harap, takut dan penuh kehinaan di hadapan Rabb-mu, atau apakah ia masih tetap menengadah penuh keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan kepada Rabbmu juga hamba-hamba-Nya, sehingga engkau pun semakin melampaui batas?

Pandanglah matamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menatap keindahan, kekuasaan serta keagungan-Nya melalui Ayat-ayat-Nya juga ciptaan-Nya, atau apakah engkau gunakan matamu untuk memandang perkara yang dilarang-Nya juga berbagai bentuk kemaksiatan yang tampak dihadapanmu, sehingga membutakan matamu dari Kalamullah?
Pandanglah telingamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mendengarkan firman-firman-Nya, mendengarkan suara bacaan Al Quran, tausiyyah dan seruan kebaikan lainnya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendengarkan suara-suara yang tiada berguna bagimu, sehingga ia pun mengeraskan hati dan pikiranmu?
Pandanglah hidungmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mencium bumi Allah atau hamparan sajadah sebagai alas untuk shalat dan sujudmu, mencium orang tuamu, istrimu, suamimu dan anak-anak tercintamu serta mencium kepala anak-anak kaum papa yang kehilangan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya, sehingga engkau pun tak akan mendaptkan harumnya bau surga?
Pandanglah mulutmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menyampaikan Ayat-ayat-Nya, menyebarkan ilmu-Nya, mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat yang bermanfaat dan menjaga diri dari keburukan lisannya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mengatakan kata-kata yang tiada berguna, mencaci, memaki, ghibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta , sehingga Allah benci dan murka terhadap dirimu?
Pandanglah tanganmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk bersedekah, menolong orang yang kesusahan, membantu sesama yang kena musibah, menciptakan karya-karya yang berguna untuk umat, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendzalimi orang lain, mencuri yang bukan menjadi hakmu, menganiaya saudaramu yang tak berdaya, sehingga engkau pun akan menjadi binasa karena tanganmu sendiri?
Pandanglah kakimu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang diridhai-Nya, tempat ibadah, tempat menuntut ilmu pengetahuan, tempat-tempat pengajian yang benar lagi lurus, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk membawa dirimu ke lembah kemasiatan, melangkahkan kakimu ke tempat yang dilarang-Nya, dan melangkahkan kakimu untuk melakukan kejahatan dan keresahan umat, sehingga engkau pun mendapatkan adzab dari-Nya?
Pandanglah dadamu..!
Apakah di dalam dadamu tersimpan kelapangan dan kelembutan hati, keikhlasan dan kesabaran, rasa syukur dan tawadhu, juga keimanan dan ketauhidan yang benar, atau apakah engkau masih menyimpan dan membiarkan penyakit hatimu tumbuh subur, membiarkan hatimu gelap gulita, menggadaikan jiwamu untuk urusan dunia, mengotorinya dengan dosa dan permusuhan, sehingga hidupmu merasa hampa dan jiwamu menjadi teman syaitan laknatullah?
Mudah-mudahan catatan pengingat ini selalu akan menjadi penggugah dan penyemangat diriku agar senantiasa mengkaji diri, bermuhassabah diri dan berusaha menjadi seorang hamba Allah yang senantiasa memperbaiki diri….Aamiin yaa Robbal Alamin.

Renungan Hidup Islami

~Renungan Hidup Islami - Muhasabah Diri - Introspeksi Diri ~

Bismillahirrahmanirrahim,
Wahai diri,
Tundukkanlah hatimu selalu di hadapan-Nya, pasrahkan jiwamu selalu kepada-Nya, lihatlah dirimu yang lemah lagi hina itu, pandanglah jasadmu yang rapuh itu, lihatlah apa yang telah engkau usahakan untuk-Nya, dan renungkanlah olehmu untuk apa umurmu engkau habiskan selama ini..!
Teruslah engkau bermuhasabah diri dan jangan pernah melewatkannya! Cobalah ambil cermin olehmu untuk melihat gambaran dirimu dan lihatlah dirimu yang berdiri disana! Pandanglah dengan seksama semua bagian tubuhmu yang lemah dan fana itu! Pandanglah ia dengan penuh kerendahan dirimu di hadapan-Nya!
Wahai diri,
Pandanglah kepalamu !
Apakah ia senantiasa engkau tundukkan dan sujudkan dengan penuh harap, takut dan penuh kehinaan di hadapan Rabb-mu, atau apakah ia masih tetap menengadah penuh keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan kepada Rabbmu juga hamba-hamba-Nya, sehingga engkau pun semakin melampaui batas?

Pandanglah matamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menatap keindahan, kekuasaan serta keagungan-Nya melalui Ayat-ayat-Nya juga ciptaan-Nya, atau apakah engkau gunakan matamu untuk memandang perkara yang dilarang-Nya juga berbagai bentuk kemaksiatan yang tampak dihadapanmu, sehingga membutakan matamu dari Kalamullah?
Pandanglah telingamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mendengarkan firman-firman-Nya, mendengarkan suara bacaan Al Quran, tausiyyah dan seruan kebaikan lainnya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendengarkan suara-suara yang tiada berguna bagimu, sehingga ia pun mengeraskan hati dan pikiranmu?
Pandanglah hidungmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mencium bumi Allah atau hamparan sajadah sebagai alas untuk shalat dan sujudmu, mencium orang tuamu, istrimu, suamimu dan anak-anak tercintamu serta mencium kepala anak-anak kaum papa yang kehilangan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya, sehingga engkau pun tak akan mendaptkan harumnya bau surga?
Pandanglah mulutmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menyampaikan Ayat-ayat-Nya, menyebarkan ilmu-Nya, mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat yang bermanfaat dan menjaga diri dari keburukan lisannya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mengatakan kata-kata yang tiada berguna, mencaci, memaki, ghibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta , sehingga Allah benci dan murka terhadap dirimu?
Pandanglah tanganmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk bersedekah, menolong orang yang kesusahan, membantu sesama yang kena musibah, menciptakan karya-karya yang berguna untuk umat, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendzalimi orang lain, mencuri yang bukan menjadi hakmu, menganiaya saudaramu yang tak berdaya, sehingga engkau pun akan menjadi binasa karena tanganmu sendiri?
Pandanglah kakimu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang diridhai-Nya, tempat ibadah, tempat menuntut ilmu pengetahuan, tempat-tempat pengajian yang benar lagi lurus, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk membawa dirimu ke lembah kemasiatan, melangkahkan kakimu ke tempat yang dilarang-Nya, dan melangkahkan kakimu untuk melakukan kejahatan dan keresahan umat, sehingga engkau pun mendapatkan adzab dari-Nya?
Pandanglah dadamu..!
Apakah di dalam dadamu tersimpan kelapangan dan kelembutan hati, keikhlasan dan kesabaran, rasa syukur dan tawadhu, juga keimanan dan ketauhidan yang benar, atau apakah engkau masih menyimpan dan membiarkan penyakit hatimu tumbuh subur, membiarkan hatimu gelap gulita, menggadaikan jiwamu untuk urusan dunia, mengotorinya dengan dosa dan permusuhan, sehingga hidupmu merasa hampa dan jiwamu menjadi teman syaitan laknatullah?
Mudah-mudahan catatan pengingat ini selalu akan menjadi penggugah dan penyemangat diriku agar senantiasa mengkaji diri, bermuhassabah diri dan berusaha menjadi seorang hamba Allah yang senantiasa memperbaiki diri….Aamiin yaa Robbal Alamin.

0 komentar:


DOA ADALAH OBAT MUJARAB

Suatu ketika, Syaikh Imam Ibn Qayyim al-Jauziyah ditanya, “Wahai Syaikh, seseorang mendapatkan musibah. Ia sadar, bila musibah itu berlangsung terus-menerus, rusaklah nasibnya di dunia dan di akhirat. Ia telah berusaha dengan sungguh-sungguh mencegah musibah tersebut dengan berbagai cara. Akan tetapi, musibah tersebut malah semakin menjadi-jadi. Maka bagaimanakah ia harus mengatasinya? Bagaimanakah ia melepaskan diri dari musibah tersebut?”

Syaikh Imam Ibn Qayyim menjawab, “Alhamdulillah. Dengarkanlah wahai saudaraku, telah ditetapkan hadist Nabi yang termasuk hadist Bukhari. Diceritakan bahwa Abu Hurairah menyampaikan sabda Nabi Muhammad s.a.w.:
“Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.”
Dalam Shahih Muslim, terdapat sabda Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Jabir Ibn Abdillah:
“Untuk setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat sesuai dengan penyakit, sembulah ia dengan seizing Allah.”
Maksud dari hadist di atas adalah apabila seseorang diberi obat yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya, dan waktunya sesuai dengan yang ditentukan oleh Allah, dengan seizing-Nya, orang yang sakit tersebut sembuh.

Doa adalah obat yang paling mujarab. Doa juga bisa sebagai penangkal bala atau cobaan, mencegah musibah serta menghilangkannya. Doa juga dapat meringankan musibah yang datang. Doa adalah senjata bagi orang yang beriman.
Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya doa itu adalah senjata bagi orang yang beriman, tiang agama, dan sinar langit dan bumi”

Hubungan doa dengan musibah yang menimpa ada tiga kategori, antara lain:
1. Apabila doa lebih kuat, musibah dapat ditolak.
2. Apabila doa lebih lemah daripada musibah, seseorang akan terus dirudung musibah. Meskipun demikian, walaupun doa kita lebih lemah namun doa masih bisa sedikit meringankan musibah yang kita hadapi.
3. Apabila doa dan musibah sama kuatnya, musibah dan doa akan saling bertarung dan menolak.

Dalam kitab al-Hakim, diriwayatkan sebuah hadist dari Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Kewaspadaanmu tidak ada gunanya dalam menghadapi takdir. Dialah yang berguna untuk mengantisipasi musibah yang turun maupun yang belum turun. Sesungguhnya musibah ketika turun dihadapi oleh doa, dan keduanya bertarung hingga Hari Kiamat.”

Dalam kitab yang sama, diriwayatkan pula hadist dari Ibn Umar r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Doa itu bermanfaat bagi musibah yang telah turun dan yang belum turun. Oleh karena itu, wahai hamba Allah, kalian harus berdoa.”

Dalam kitab tersebut, juga diriwayatkan hadist dari Tsaufan. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
“Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang menambah amal pahalanya kecuali kebaikan. Sesungguhnya seseorang tidak memperoleh rejeki mungkin karena dosa yang dilakukannya.”


MUTIARA DOA


DOA ADALAH OBAT MUJARAB

Suatu ketika, Syaikh Imam Ibn Qayyim al-Jauziyah ditanya, “Wahai Syaikh, seseorang mendapatkan musibah. Ia sadar, bila musibah itu berlangsung terus-menerus, rusaklah nasibnya di dunia dan di akhirat. Ia telah berusaha dengan sungguh-sungguh mencegah musibah tersebut dengan berbagai cara. Akan tetapi, musibah tersebut malah semakin menjadi-jadi. Maka bagaimanakah ia harus mengatasinya? Bagaimanakah ia melepaskan diri dari musibah tersebut?”

Syaikh Imam Ibn Qayyim menjawab, “Alhamdulillah. Dengarkanlah wahai saudaraku, telah ditetapkan hadist Nabi yang termasuk hadist Bukhari. Diceritakan bahwa Abu Hurairah menyampaikan sabda Nabi Muhammad s.a.w.:
“Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya.”
Dalam Shahih Muslim, terdapat sabda Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Jabir Ibn Abdillah:
“Untuk setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat sesuai dengan penyakit, sembulah ia dengan seizing Allah.”
Maksud dari hadist di atas adalah apabila seseorang diberi obat yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya, dan waktunya sesuai dengan yang ditentukan oleh Allah, dengan seizing-Nya, orang yang sakit tersebut sembuh.

Doa adalah obat yang paling mujarab. Doa juga bisa sebagai penangkal bala atau cobaan, mencegah musibah serta menghilangkannya. Doa juga dapat meringankan musibah yang datang. Doa adalah senjata bagi orang yang beriman.
Rasulullah s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya doa itu adalah senjata bagi orang yang beriman, tiang agama, dan sinar langit dan bumi”

Hubungan doa dengan musibah yang menimpa ada tiga kategori, antara lain:
1. Apabila doa lebih kuat, musibah dapat ditolak.
2. Apabila doa lebih lemah daripada musibah, seseorang akan terus dirudung musibah. Meskipun demikian, walaupun doa kita lebih lemah namun doa masih bisa sedikit meringankan musibah yang kita hadapi.
3. Apabila doa dan musibah sama kuatnya, musibah dan doa akan saling bertarung dan menolak.

Dalam kitab al-Hakim, diriwayatkan sebuah hadist dari Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Kewaspadaanmu tidak ada gunanya dalam menghadapi takdir. Dialah yang berguna untuk mengantisipasi musibah yang turun maupun yang belum turun. Sesungguhnya musibah ketika turun dihadapi oleh doa, dan keduanya bertarung hingga Hari Kiamat.”

Dalam kitab yang sama, diriwayatkan pula hadist dari Ibn Umar r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Doa itu bermanfaat bagi musibah yang telah turun dan yang belum turun. Oleh karena itu, wahai hamba Allah, kalian harus berdoa.”

Dalam kitab tersebut, juga diriwayatkan hadist dari Tsaufan. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
“Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang menambah amal pahalanya kecuali kebaikan. Sesungguhnya seseorang tidak memperoleh rejeki mungkin karena dosa yang dilakukannya.”


0 komentar:

animasi-bergerak-bendera-indonesia-0010
">See all posts'); document.write('

?max-results=10">

'); document.write("?max-results="+numposts1+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Diberdayakan oleh Blogger.
?">index'); document.write('

?max-results=10">Label 5

');
    ?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");

Mengenai Saya

anak singkong yang tak berhenti bermimpi cinta damai dan selalu setia

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Translate

Popular Posts

MITRA

back to top