Semenjak
zaman awal-awal berdirinya NU, ternyata Syaikh KH. Muhammad Hasyim
asyari sang pendiri NU sudah mendeteksi lalu-lintas dan hilir-mudiknya
pemahaman Wahabi yang terinpirasi pemikiran Syaikh Ibnu
Taymiyah. Di tengah para Ulama zaman itu, kemunculan Wahabi itu begitu
terasa menggerogoti Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah, padahal waktu itu
alat komunikasi sebagai distribusi informasi masih sangat alami, belum
ada telepon apalagi internet seperti sekarang .
Tetapi berkat kapasitas ke-Ulama-an para Ulama zaman itu kita layak berterimakasih khususnya kepada beliau Hadratusy Syaikh KH Muhammad Hasyim Asyariy yang
mampu mendeteksi pemahaman-pemahan bathil sehingga dengan cepat beliau
membentengi paham yang mengumbar tuduhan-tuduhan musyrik, khurafat,
bid’ah dan kafir kepada Ummat Islam. Bermodal slogan mentereng
kembali ke Pemurnian Tauhid berdasar al Qur’an dan As Sunah, mereka
merasa punya legalitas dakwah Tauhid sehingga merasa layak congkak dan
sombong di hadapan kaum yang dipandangnya musyrik dan kafir. Padahal
semua itu hanyalah isu – isu yang terbukti hanya kedustaan belaka,
tetapi akibatnya bisa menimbulkan perselesihan tanpa ujung , atau bahkan
ujung-ujungnya adalah bertujuan memecah belah Ummat Islam. Ini karena
mereka berda’wah dengan menebar tuduhan-tuduhan palsu berdasar pemahaman
hitam putih yang picik denggan kedangkalan nalar ilmiyyah Islamiyyah
yang dimilikinya.
0 komentar: