Karomah Ali bin Abi Thalib k.w. : Menyembuhkan Orang Lumpuh
Dalam kitab Al-Tabaqat, Taj al-Subki meriwayatkan bahwa pada suatu
malam, `Ali dan kedua anaknya, Hasan dan Husein r.a. mendengar seseorang
bersyair :
Hai Zat yang mengabulkan doa orang yang terhimpit
kezaliman Wahai Zat yang menghilangkan penderitaan, bencana, dan sakit
Utusan-Mu tertidur di rumah Rasulullah sedang orang-orang kafir
mengepungnya Dan Engkau Yang Maha Hidup lagi Maha Tegak tidak pernah
tidur Dengan kemurahan-Mu, ampunilah dosa- dosaku Wahai Zat tempat
berharap makhluk di Masjidil Haram Kalau ampunan-Mu tidak bisa
diharapkan oleh orang yang bersalah Siapa yang akan menganugerahi nikmat
kepada orang-orang yang durhaka.
`Ali lalu menyuruh orang mencari si pelantun syair itu. Pelantun syair
itu datang menghadap Ali seraya berkata, "Aku, ya Amirul mukminin!"
Laki- laki itu menghadap sambil menyeret sebelah kanan tubuhnya, lalu
berhenti di hadapan Ali. Ali bertanya, "Aku telah mendengar syairmu, apa
yang menimpamu?" Laki-laki itu menjawab, "Dulu aku sibuk memainkan alat
musik dan melakukan kemaksiatan, padahal ayahku sudah menasihatiku
bahwa Allah mcmiliki kekuasaan dan siksaan yang pasti akan menimpa
orang-orang zalim. Karena ayah terus-menerus menasihati, aku memukulnya.
Karenanya, ayahku bersumpah akan mendoakan keburukan untukku, lalu ia
pergi ke Mekkah untuk memohon pertolongan Allah. Ia berdoa, belum
selesai ia berdoa, tubuh sebelah kananku tiba-tiba lumpuh. Aku menyesal
atas semua yang telah aku lakukan, maka aku meminta belas kasihan dan
ridha ayahku sampal la berjanji akan mendoakan kebaikan untukku jika Ali
mau berdoa untukku. Aku mengendarai untanya, unta betina itu melaju
sangat kencang sampai terlempar di antara dua batu besar, lalu mati di
sana."
`Ali lalu berkata, "Allah akan meridhaimu, kalau ayahmu
meridhaimu." Laki-laki itu menjawab, "Demi Allah, demikianlah yang
terjadi." Kemudian 'Ali berdiri, shalat beberapa rakaat, dan berdoa
kepada Allah dngan pelan, kemudian berkata, "Hai orang yang diberkahi,
bangkitlah!" Laki-laki itu berdiri, berjalan, dan kembali sehat seperti
sedia kala. `Ali berkata, "Jika engkau tidak bersumpah bahwa ayahmu akan
meridhaimu, maka aku tidak akan mendoakan kebaikan untukmu."
Sumber : Kumpulan Karomah Syaikh Abdul Qodir Jailani Ra
Karomah Ali bin Abi Thalib k.w. : Menyembuhkan Orang Lumpuh
Dalam kitab Al-Tabaqat, Taj al-Subki meriwayatkan bahwa pada suatu malam, `Ali dan kedua anaknya, Hasan dan Husein r.a. mendengar seseorang bersyair :
Hai Zat yang mengabulkan doa orang yang terhimpit kezaliman Wahai Zat yang menghilangkan penderitaan, bencana, dan sakit Utusan-Mu tertidur di rumah Rasulullah sedang orang-orang kafir mengepungnya Dan Engkau Yang Maha Hidup lagi Maha Tegak tidak pernah tidur Dengan kemurahan-Mu, ampunilah dosa- dosaku Wahai Zat tempat berharap makhluk di Masjidil Haram Kalau ampunan-Mu tidak bisa diharapkan oleh orang yang bersalah Siapa yang akan menganugerahi nikmat kepada orang-orang yang durhaka.
`Ali lalu menyuruh orang mencari si pelantun syair itu. Pelantun syair itu datang menghadap Ali seraya berkata, "Aku, ya Amirul mukminin!" Laki- laki itu menghadap sambil menyeret sebelah kanan tubuhnya, lalu berhenti di hadapan Ali. Ali bertanya, "Aku telah mendengar syairmu, apa yang menimpamu?" Laki-laki itu menjawab, "Dulu aku sibuk memainkan alat musik dan melakukan kemaksiatan, padahal ayahku sudah menasihatiku bahwa Allah mcmiliki kekuasaan dan siksaan yang pasti akan menimpa orang-orang zalim. Karena ayah terus-menerus menasihati, aku memukulnya. Karenanya, ayahku bersumpah akan mendoakan keburukan untukku, lalu ia pergi ke Mekkah untuk memohon pertolongan Allah. Ia berdoa, belum selesai ia berdoa, tubuh sebelah kananku tiba-tiba lumpuh. Aku menyesal atas semua yang telah aku lakukan, maka aku meminta belas kasihan dan ridha ayahku sampal la berjanji akan mendoakan kebaikan untukku jika Ali mau berdoa untukku. Aku mengendarai untanya, unta betina itu melaju sangat kencang sampai terlempar di antara dua batu besar, lalu mati di sana."
`Ali lalu berkata, "Allah akan meridhaimu, kalau ayahmu meridhaimu." Laki-laki itu menjawab, "Demi Allah, demikianlah yang terjadi." Kemudian 'Ali berdiri, shalat beberapa rakaat, dan berdoa kepada Allah dngan pelan, kemudian berkata, "Hai orang yang diberkahi, bangkitlah!" Laki-laki itu berdiri, berjalan, dan kembali sehat seperti sedia kala. `Ali berkata, "Jika engkau tidak bersumpah bahwa ayahmu akan meridhaimu, maka aku tidak akan mendoakan kebaikan untukmu."
Sumber : Kumpulan Karomah Syaikh Abdul Qodir Jailani Ra
Dalam kitab Al-Tabaqat, Taj al-Subki meriwayatkan bahwa pada suatu malam, `Ali dan kedua anaknya, Hasan dan Husein r.a. mendengar seseorang bersyair :
Hai Zat yang mengabulkan doa orang yang terhimpit kezaliman Wahai Zat yang menghilangkan penderitaan, bencana, dan sakit Utusan-Mu tertidur di rumah Rasulullah sedang orang-orang kafir mengepungnya Dan Engkau Yang Maha Hidup lagi Maha Tegak tidak pernah tidur Dengan kemurahan-Mu, ampunilah dosa- dosaku Wahai Zat tempat berharap makhluk di Masjidil Haram Kalau ampunan-Mu tidak bisa diharapkan oleh orang yang bersalah Siapa yang akan menganugerahi nikmat kepada orang-orang yang durhaka.
`Ali lalu menyuruh orang mencari si pelantun syair itu. Pelantun syair itu datang menghadap Ali seraya berkata, "Aku, ya Amirul mukminin!" Laki- laki itu menghadap sambil menyeret sebelah kanan tubuhnya, lalu berhenti di hadapan Ali. Ali bertanya, "Aku telah mendengar syairmu, apa yang menimpamu?" Laki-laki itu menjawab, "Dulu aku sibuk memainkan alat musik dan melakukan kemaksiatan, padahal ayahku sudah menasihatiku bahwa Allah mcmiliki kekuasaan dan siksaan yang pasti akan menimpa orang-orang zalim. Karena ayah terus-menerus menasihati, aku memukulnya. Karenanya, ayahku bersumpah akan mendoakan keburukan untukku, lalu ia pergi ke Mekkah untuk memohon pertolongan Allah. Ia berdoa, belum selesai ia berdoa, tubuh sebelah kananku tiba-tiba lumpuh. Aku menyesal atas semua yang telah aku lakukan, maka aku meminta belas kasihan dan ridha ayahku sampal la berjanji akan mendoakan kebaikan untukku jika Ali mau berdoa untukku. Aku mengendarai untanya, unta betina itu melaju sangat kencang sampai terlempar di antara dua batu besar, lalu mati di sana."
`Ali lalu berkata, "Allah akan meridhaimu, kalau ayahmu meridhaimu." Laki-laki itu menjawab, "Demi Allah, demikianlah yang terjadi." Kemudian 'Ali berdiri, shalat beberapa rakaat, dan berdoa kepada Allah dngan pelan, kemudian berkata, "Hai orang yang diberkahi, bangkitlah!" Laki-laki itu berdiri, berjalan, dan kembali sehat seperti sedia kala. `Ali berkata, "Jika engkau tidak bersumpah bahwa ayahmu akan meridhaimu, maka aku tidak akan mendoakan kebaikan untukmu."
Sumber : Kumpulan Karomah Syaikh Abdul Qodir Jailani Ra
0 komentar: