Kekuatan
Doa
Saudaraku,
Persoalan doa kepada Allah sering diungkapkan oleh Presiden
HALUAN, Dr. Abdullah Sudin Ab Rahman yang kita kasihi dalam setiap pertemuan
dan penyampaian beliau kepada kita semua. Mari kita bersama menyingkap khazanah
berharga dari sumber utama rujukan kita, Al Quran, hadith berserta sirah
Rasulullah saw. , para sahabat dan salafusoleh untuk memahamkan lagi kepada
kita nilai dan keutamaan doa buat para dai’e Ilallah. Tahukah kita seberapa
besar kekuatan doa di saat-saat genting? Situasi genting yang paling genting,
adalah saat para pejuang Allah swt menghadapi kekuatan musuh Allah swt yang
lebih besar. Kegentingan yang pernah dialami hampir oleh para Rasul Allah swt,
tidak terkecuali Rasulullah Muhammad saw.
Saudaraku,
Bayangkanlah kegentingan yang dialami Nabiyullah Musa as
saat ia dan kaumnya dikejar Fir’aun dan bala tenteranya, sehingga di tepi laut.
Perhatikanlah bagaimana kegentingan ini digambarkan oleh Al-Qur’anul Karim.
“Maka, ketika kedua kelompok itu saling melihat, berkatalah pengikut Musa ,
“Sungguh kita akan benar-benar akan ditawan” Musa menjawab, “Sekali-kali tidak,
sesungguhnya Tuhanku menyertaiku (dengan pemuliharaan dan pertolongannya). Dia
akan memberi petunjuk kepadaku.” (Asy Syu ’ara:62).
Betapa kegentingan dan kengerian menyinggap ke hati kaum
Bani Israel yang saat itu dipimpin Musa as. Tapi Musa as memiliki keyakinan dan
ketergantungan yang kuat dengan Allah swt. Ia yakin, Allah pasti membelanya. Ia
yakin, bahawa tidak ada yang memiliki kekuatan kecuali Allah swt. Musa as,
begitu dekat dengan Allah swt.
Saudaraku,
Mari kita lihat lagi jejak para pejuang di jalan Allah swt
yang ditinggalkan dalam lembar-lembar sejarah. Kita ingin mengetahui dan turut
merasakan bagaimana kedudukan keyakinan dan doa kepada Allah sebagai senjata
paling ampuh hingga kemenangan berhasil mereka raih.
Lihatlah
saudaraku,
Di malam senyap dan gelap. Malam peperangan Badar Kubra.
Para sahabat radhiallahuanhum tertidur. Kecuali Rasulullah saw sedang terjaga dan solat di
berhampiran sebuah pohon. Ia berulangkali sujud dengan mengatakan, “Yaa hayyu
yaa Qayyuuum... (Wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri) Rasulullah saw terus
menerus mengulang-ulang ucapan itu, agar Allah swt mendatangkan kemenangan pada
kaum beriman. (Rujukan kitab Al Bidayah wa An
Nihayah , 5/82). Seperti itulah keyakinan berpadu permohonan yang amat sangat
dari seorang Rasulullah saw saat menghadapi suasana genting. Lalu, ketika
melihat pasukan Quraisy, ia mengatakan, “Ya Allah inilah Quraisy telah datang
dengan kesombongan dan keegoannya. Mereka mendustai Rasul-Mu. Ya Allah timpakanlah
bencana kepada mereka esok. (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, 3/168)
Umar bin Khattab meriwayatkan, detik-detik pecahnya
pertempuran di Badar, Rasulullah saw memandang para sahabatnya yang berjumlah
tiga ratusan orang. Lalu ia melihat barisan kaum Musyirikin yang jumlahnya
lebih dari 1000 orang. Utusan Allah swt itu bersabda,
“Ya Allah, berikanlah kepadaku apa yang Engkau janjikan
kepadaku. Ya Allah, jika Engkau musnahkan kelompok Islam ini, Engkau tidak lagi
disembah di muka bumi selamanya.” Kata Umar, Rasulullah saw terus menerus
berdoa sampai selendangnya terjatuh dari pundaknya. Abu Bakar ra yang
memungutnya mengatakan, “Wahai Nabi Allah, cukup sudah doamu kepada Allah swt.
Dia pasti memberimu apa yang dijanjikan kepadamu...” (HR.Ahmad)
Saudaraku,
Pernahkah kita mendengar kisah Nu’man bin Maqran? Seorang
pejuang Islam yang memimpin peperangan melawan Parsi. Ketika itu, pasukan Islam
telah berminggu- minggu mengepung benteng Parsi yang kukuh kerana pertahanannya
melewati parit parit. Nu’man berdiskusi dengan komandan perangnya. Mereka
merumuskan strategi untuk memancing pasukan Parsi keluar dari parit-parit
mereka. Caranya, pasukan Islam berpura-pura lari meninggalkan medan tempur
sehingga apabila orang-orang Parsi keluar dari parit, barulah pasukan Islam
berbalik menyerang mereka. Nu’man sepakat dengan strategi ini. Ia mengatakan
kepada rakan-rakannya, “Nanti akulah yang akan meneriakkan takbir tiga kali.
Jika kalian mendengar teriakan takbir ketiga, bererti saat itulah kalian mulai
peperangan.” Setelah itu, Nu’man pergi ke salah satu tempat dan berdo’a kepada
Allah swt dengan mengatakan, “Ya Allah, muliakanlah agamamu, menangkanlah
hamba-Mu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu agar mataku sejuk dengan kemenangan
yang menjadikan Islam mulia, dan matikanlah aku dalam keadaan syahid.” Orang-orang yang mendengar doa Nu’man menangis. Mereka
sama-sama larut dalam munajat dan do’a dengan penuh khusyuk dan tunduk.
Saudaraku,
Allah swt mengabulkan doa mereka. Kaum Muslimin diberikan kemenangan oleh Allah swt dengan
kemenangan yang luar biasa. Allah swt juga mengabulkan doa Nu’man bin Maqran
kerana dialah perajurit pertama yang syahid di medan perang ketika itu.
(Rujukan Al Bidayah wa An Nihayah, 7/89).
Seorang sahabat yang bernama Qutaibah bin Muslim dan
Muhammad bin Wasi ’. Ibnul Jauzi dalam Shifatu Shafwah menceritakan pengalaman
keduanya menjelang peperangan meletus. Tiba-tiba Muhammad bin Wasi ’ menghilang
dari barisan. Qutaibah lalu memerintahkan pasukannya melihat siapa yang ada di
dalam masjid. Pasukannya mengatakan, “Tidak ada seorangpun kecuali Muhammad bin
Wasi ’. Ia sedang mengangkat jari-jarinya.” Qutaibah mengatakan,, “Jari-jarinya
yang terangkat itu lebih aku sukai daripada tiga puluh ribu pemuda yang kuat
dengan pedang terhunus.”
Perhatikanlah
saudaraku,
Bagaimana kedudukan dan kekuatan doa
dalam pandangan para salafusoleh. Lihatlah lagi saudaraku, bagaimana Solehuddin
Al Ayyubi, tokoh pahlawan pembebas Al Quds dari tangan pasukan salib.
Dikisahkan, “Solehuddin, ketika mendengar pasukan salib berhasil mendesak kaum
Muslimin, ia tersungkur sujud kepada Allah swt sambil berdoa, “Ya Allah aku
telah terputus dari sebab-sebab bumi untuk memenangkan agama-Mu. Tidak ada yang
tersisa kecuali menyerahkan semuanya kepada-Mu, sambil tetap berpegang pada
ajaran-Mu dan bersandar pada kurnia-Mu. Engkaulah Penolongku dan sebaik-baik
Pelindung.” Dalam sujudnya itu ia menangis dan air matanya masih menitik di
antara janggut hingga membasahi sejadahnya. Dan
ketika itulah Allah swt menurunkan kemenangan pasukan Islam atas pasukan salib.
Saudaraku,
Beristighfarlah dan ucapkan dengan tekun akan
kalimah-kalimah doamu untuk para mujahidin di Palestin, Afghanistan, Iraq,
Selatan Thailand, Mindanao, Sudan, dan para pejuang kebenaran di mana pun
mereka berada. Mohonlah dalam doa-doamu agar tanggungjawab dakwahmu mampu
dipikul dengan penuh ketaatan, keringanan dan penuh keistiqamahan… dan semoga
dengan doa anda sekalian, dakwah Islam beroleh kemenangan dan kita semua
ditempatkan di syurga firdausi… InsyaAllah… Berdoalah…
0 komentar: