Latest Posts

Senin, 21 November 2011

Sudah banyak tutorial buat atau pasang musik di blog, tapi bagaimana kalau pasang atau buat musik dengan player tersembunyi di blog kita.
Seperti pada blog saya ini semua lagu berdasarkan lagu favorite yang saya suka, temen-temen juga bisa sekalian request Lagunya hehehe.
Sesuai Janji saya untuk posting tutorial ini yang di request salah satu sahabat blogger Ahmad Taufiq Labera, Yaitu cara membuat player musik tersembunyi.

Langkah Pertama adalah membuat Player Tersembunyi
Masuk Pada Bagian Templete Blog, dan cari kode atau mudahnya tekan Ctrl+F masukan kata tersebut. Lalu paste script di bawah ini yang saya ambil dari yahoo media player diatas kode

Source Script


Setelah itu jangan lupa save.

Langkah kedua adalah membuat List Musiknya.
List Musik bisa kita simpan dalam berbagai cara, bisa di templete, entry posting, maupun di widgets.
Jika List musik akan di pasang di entry post kode scriptnya cukup seperti di bawah ini:
Source Script
Judul Lagu 1

Judul Lagu 2

Judul Lagu 3

Nah bagaimana Caranya Jika List musiknya ingin di sembunyikan juga.?
Gampang, saya gunakan saja script yang biasa di gunakan untuk membuat shoutmix tersembunyi.
Kira kira kodenya seperti di bawah ini :
Source Script






Silahkan Kode script di atas di widget blog sobat.
Dan saya kira tutorialnya cukup sampai disini, jika tidak berkenan mohon berikan komentar atau ingin menyumbangkan ide ide menarik lainya di blog ini.

membuat link musik di Blog

Sudah banyak tutorial buat atau pasang musik di blog, tapi bagaimana kalau pasang atau buat musik dengan player tersembunyi di blog kita.
Seperti pada blog saya ini semua lagu berdasarkan lagu favorite yang saya suka, temen-temen juga bisa sekalian request Lagunya hehehe.
Sesuai Janji saya untuk posting tutorial ini yang di request salah satu sahabat blogger Ahmad Taufiq Labera, Yaitu cara membuat player musik tersembunyi.

Langkah Pertama adalah membuat Player Tersembunyi
Masuk Pada Bagian Templete Blog, dan cari kode atau mudahnya tekan Ctrl+F masukan kata tersebut. Lalu paste script di bawah ini yang saya ambil dari yahoo media player diatas kode

Source Script


Setelah itu jangan lupa save.

Langkah kedua adalah membuat List Musiknya.
List Musik bisa kita simpan dalam berbagai cara, bisa di templete, entry posting, maupun di widgets.
Jika List musik akan di pasang di entry post kode scriptnya cukup seperti di bawah ini:
Source Script
Judul Lagu 1

Judul Lagu 2

Judul Lagu 3

Nah bagaimana Caranya Jika List musiknya ingin di sembunyikan juga.?
Gampang, saya gunakan saja script yang biasa di gunakan untuk membuat shoutmix tersembunyi.
Kira kira kodenya seperti di bawah ini :
Source Script






Silahkan Kode script di atas di widget blog sobat.
Dan saya kira tutorialnya cukup sampai disini, jika tidak berkenan mohon berikan komentar atau ingin menyumbangkan ide ide menarik lainya di blog ini.

0 komentar:

Senin, 14 November 2011

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:"Pertanyaan seperti ini sangat berharga dan berbobot, yang mengetahui hal itu hanyalah orang-orang yang mendalam pengetahuannya terhadap hadits-hadits yang shahih, dan pengetahuan itu sudah mendarah daging dalam dirinya. Maka jadilah dia memiliki kemampuan, memiliki spesialisasi yang mendalam terhadap pengetahuan hadits-hadits dan atsar (riwayat dari selain Nabi), dia juga mengetahui sejarah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mengetahui petunjuk beliau dalam hal-hal yang beliau perintahkan dan apa yang beliau larang. Dia juga mengetahui kabar/berita dari beliau shallallahu 'alaihi wasallam, apa yang beliau dakwahkan, apa yang beliau cintai, apa yang beliau benci, dan apa yang beliau syri'atkan untuk ummatnya, yang mana dia seolah-olah bergaul dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seakan-akan dia adalah salah seorang Shahabat Nabi.

Maka orang yang seperti ini keadaannya, dia mengetahui ciri-ciri atau keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, petunjuknya, ucapan-ucapannya, dan apa yang boleh disampaikan dan apa yang tidak boleh disampaikan, dari sesuatu yang tidak diketahui oleh selainnya. Dan ini adalah kondisi seorang pengikut terhadap orang yang diikutinya…..Sampai beliau rahimahullah berkata:"Dan akan Kami beritahukan beberapa perkara yang global, yang dengannya dapat diketahui bahwa hadits tersebut palsu. Di antaranya:

1. Terkandung di dalamnya perkataan-perkataan yang kacau dan tidak beraturan, yang tidak mungkin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbicara dengan perkataan-perkataan semisal itu.

2. Didustakan oleh panca indera; seperti hadits (palsu):


" الباذنجان لما أُكِل له " .

"Terong itu tergantung niat yang memakannya."

3. Buruknya makna hadits dan keadaannya yang menggelikan, seperti hadits (palsu):


" لو كان الأرز رجلاً ؛ لكان حليمًا " الحديث .

"Sekiranya beras adalah seorang laki-laki maka niscaya dia akan menjadi laki-laki yang lembut."

4. Pertentangannya yang nyata dengan hadits yang shahih dan terang, maka setiap hadits yang di dalamnya ada kerusakan, kezhaliman, kesia-siaan, pujian kepada kebathilan, celaan terhadap kebenaran dan lain-lain, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlepas diri diri hadits-hadits yang semacam itu.

Aku (Ibnul Jauzi rahimahullah) berkata:"Dan penafsiran "Pertentangannya dengan ushul (pokok) agama" yang digunankan Ibnul Qayyim lebih utama dibandingkan penafsiran orang yang menafsirkannya dengan "tidak adanya hadits itu di dalam kitab-kitab Islam."

5. Mengaku/mengklaim bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan sesuatu perbuatan yang terang dan jelas di hadapan para semua Shahabat radhiyallahu 'anhum, dan para Shahabat bersepakat untuk menyembunyikan hadits tersebut dan tidak menyampaikannya. Ibnul Qayyim rahimahullah mencontohkan dengan perkataan Rafidhah tentang wasiat beliau kepada 'Ali radhiyallahu 'anhu.

6. Perkataan tersebut sama sekali tidak mirip dengan ucapan para Nabi 'alaihimussalam, lebih-lebih kalau dibandingkan dengan ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

7. Disebutkan dalam hadits tersebut waktu tertentu (bulan, atau tahun tertentu) seperti ucapan:"Jika datang tahun ini dan itu maka akan terjadi seperti ini dan seperti ini, Jika datang bulan ini dan itu maka akan terjadi seperti ini dan seperti ini." Sebagaimana dalam hadits (palsu):
" إذا انكسف القمر في المحرم؛ كان الغلاء ، والقتال ، وشغل السلطان ، وإذا انكسف في صَفَر ؛ كان كذا وكذا " .

"Jika terjadi gerhana bulan pada bulan Muharran maka akan terjadi kenaikan harga, peperangan, dan kesibukan Raja. Dan jika terjadi pada bulan Shafar maka akan terjadi ini dan itu."

8. Hadits-hadits tentang Shalat nishfu Sya'ban

9. Hadits-hadits tentang shalat-shalat tertentu pada hari-hari atau malam-malam khusus.

10. Hadits-hadits yang menceritakan tentang kisah Khidir dan tentang hidupannya beliau saat ini, tidak ada satu pun hadits yang shahih.

(Sumber: هل يمكن معرفة الحديث الموضوع بضابط من غير أن يُنْظَر في سنده ؟ dari http://salahmera.com/vb/showthread.php?t=1715 dengan ringkasan. Oleh Abu Yusuf Sujono)

MUNGKINKAH MENGETAHUI HADITS PALSU TANPA MELIHAT SANAD?

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:"Pertanyaan seperti ini sangat berharga dan berbobot, yang mengetahui hal itu hanyalah orang-orang yang mendalam pengetahuannya terhadap hadits-hadits yang shahih, dan pengetahuan itu sudah mendarah daging dalam dirinya. Maka jadilah dia memiliki kemampuan, memiliki spesialisasi yang mendalam terhadap pengetahuan hadits-hadits dan atsar (riwayat dari selain Nabi), dia juga mengetahui sejarah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mengetahui petunjuk beliau dalam hal-hal yang beliau perintahkan dan apa yang beliau larang. Dia juga mengetahui kabar/berita dari beliau shallallahu 'alaihi wasallam, apa yang beliau dakwahkan, apa yang beliau cintai, apa yang beliau benci, dan apa yang beliau syri'atkan untuk ummatnya, yang mana dia seolah-olah bergaul dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seakan-akan dia adalah salah seorang Shahabat Nabi.

Maka orang yang seperti ini keadaannya, dia mengetahui ciri-ciri atau keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, petunjuknya, ucapan-ucapannya, dan apa yang boleh disampaikan dan apa yang tidak boleh disampaikan, dari sesuatu yang tidak diketahui oleh selainnya. Dan ini adalah kondisi seorang pengikut terhadap orang yang diikutinya…..Sampai beliau rahimahullah berkata:"Dan akan Kami beritahukan beberapa perkara yang global, yang dengannya dapat diketahui bahwa hadits tersebut palsu. Di antaranya:

1. Terkandung di dalamnya perkataan-perkataan yang kacau dan tidak beraturan, yang tidak mungkin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbicara dengan perkataan-perkataan semisal itu.

2. Didustakan oleh panca indera; seperti hadits (palsu):


" الباذنجان لما أُكِل له " .

"Terong itu tergantung niat yang memakannya."

3. Buruknya makna hadits dan keadaannya yang menggelikan, seperti hadits (palsu):


" لو كان الأرز رجلاً ؛ لكان حليمًا " الحديث .

"Sekiranya beras adalah seorang laki-laki maka niscaya dia akan menjadi laki-laki yang lembut."

4. Pertentangannya yang nyata dengan hadits yang shahih dan terang, maka setiap hadits yang di dalamnya ada kerusakan, kezhaliman, kesia-siaan, pujian kepada kebathilan, celaan terhadap kebenaran dan lain-lain, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlepas diri diri hadits-hadits yang semacam itu.

Aku (Ibnul Jauzi rahimahullah) berkata:"Dan penafsiran "Pertentangannya dengan ushul (pokok) agama" yang digunankan Ibnul Qayyim lebih utama dibandingkan penafsiran orang yang menafsirkannya dengan "tidak adanya hadits itu di dalam kitab-kitab Islam."

5. Mengaku/mengklaim bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan sesuatu perbuatan yang terang dan jelas di hadapan para semua Shahabat radhiyallahu 'anhum, dan para Shahabat bersepakat untuk menyembunyikan hadits tersebut dan tidak menyampaikannya. Ibnul Qayyim rahimahullah mencontohkan dengan perkataan Rafidhah tentang wasiat beliau kepada 'Ali radhiyallahu 'anhu.

6. Perkataan tersebut sama sekali tidak mirip dengan ucapan para Nabi 'alaihimussalam, lebih-lebih kalau dibandingkan dengan ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

7. Disebutkan dalam hadits tersebut waktu tertentu (bulan, atau tahun tertentu) seperti ucapan:"Jika datang tahun ini dan itu maka akan terjadi seperti ini dan seperti ini, Jika datang bulan ini dan itu maka akan terjadi seperti ini dan seperti ini." Sebagaimana dalam hadits (palsu):
" إذا انكسف القمر في المحرم؛ كان الغلاء ، والقتال ، وشغل السلطان ، وإذا انكسف في صَفَر ؛ كان كذا وكذا " .

"Jika terjadi gerhana bulan pada bulan Muharran maka akan terjadi kenaikan harga, peperangan, dan kesibukan Raja. Dan jika terjadi pada bulan Shafar maka akan terjadi ini dan itu."

8. Hadits-hadits tentang Shalat nishfu Sya'ban

9. Hadits-hadits tentang shalat-shalat tertentu pada hari-hari atau malam-malam khusus.

10. Hadits-hadits yang menceritakan tentang kisah Khidir dan tentang hidupannya beliau saat ini, tidak ada satu pun hadits yang shahih.

(Sumber: هل يمكن معرفة الحديث الموضوع بضابط من غير أن يُنْظَر في سنده ؟ dari http://salahmera.com/vb/showthread.php?t=1715 dengan ringkasan. Oleh Abu Yusuf Sujono)

0 komentar:

Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Kekayaan itu bukan dengan banyaknya harta akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” Benar, berapa banyak orang dengan harta menggunung dan uang menumpuk, tetapi saat hatinya masih bermental miskin, maka sejatinya dia miskin, dia masih saja iri kepada orang lain, berharap apa yang ada di tangan orang lain, mengangankan diberi oleh orang lain, bahkan berusaha mendapatkan harta dengan cara-cara tidak mulia dan melanggar agama, dasar hati miskin, mental kere, sebanyak apa pun duitnya, ia akan tetap seperti orang miskin, dan sebaliknya adalah sebaliknya.

Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa di antara kalian merasa aman di negerinya, sehat badannya dan dia memiliki makanan harinya maka seolah-olah seluruh dunia ada di tangannya.”

Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Orang miskin itu bukanlah orang yang berkeliling di antara manusia, lalu dia diberi satu dan dua suapan, satu dan dua biji kurma, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak memiliki kadar kecukupan yang mencukupinya, tidak diketahui sehingga diberi sedekah dan tidak berdiri untuk meminta-minta.”

Bakr bin Udzainah berkata,
Berapa banyak orang miskin tetapi berhati kaya yang kita kenal
Berapa banyak orang kaya namun berjiwa miskin dan dia miskin.

Aus bin Haritsah berkata, “Sebaik-baik kekayaan adalah qana’ah dan sebuhruk-buruk kemiskinan adalah kerendahan.” Fudhail bin Iyadh berkata, “Kekayaan dan kemiskinan hanya telah setelah menghadap kepada Allah.”

Ada yang berkata, “Syukur adalah perhiasaan kekayaan dan menahan diri adalah perhiasan kemiskinan.” Artinya bila Anda kaya maka kekayaan Anda menjadi indah bila Anda mensyukurinya, artinya kekayaan Anda menjadi buruk bila Anda mengkufurinya. Bila Anda miskin maka kemiskinan Anda menjadi indah bila Anda menahan diri dengan memiliki hati yang kaya dan qana’ah, artinya kemiskinan Anda menjadi buruk bila Anda selalu mengulurkan tangan meminta-minta.

Mereka berkata, “Hak Allah wajib pada kekayaan dan kemiskinan. Pada kekayaan adalah kasih sayang dan syukur dan pada kemiskinan adalah menahan diri dan sabar.” Ada yang berkata, “Memikul kekayaan dengan buruk menghadirkan murka dan memikul kemiskinan dengan buruk menjatuhkan kemuliaan.” Ada yang berkata, “Kekayaan ada dalam jiwa, kedudukan ada pada tawadhu’ dan kemuliaan ada pada takwa.”

Abdullah bin al-Ahtam berkata, “Barangsiapa lahir dalam kemiskinan maka akan menjadi sombong dengan kekayaan.” Mereka berkata, “Segala sesuatu yang menjadi pujian pada kekayaan adalah celaan pada kemiskinan.”

Mahmud al-Warraq berkata,

Wahai pencela kemiskinan, berhentilah mencela
Aib kekayaan lebih banyak bila kamu merenung
Di antara keunggulan dan keutamaan kemiskinan
Atas kekayaan bila perenunganmu benar adalah
Bahwa kamu durhaka kepada Allah dan berharap kaya
Dan tidak durhaka kepada Allah agar kamu miskin.

Mengapa kita melihat para ulama yang mencari harta lebih banyak daripada orang-orang kaya yang mencari ilmu? Karena para ulama mengetahui manfaat harta sedangkan orang-orang kaya tidak tahu manfaat ilmu.

Ar-Rayasyi berkata,
Kesusahan seseorang bukan dengan kemiskinan yang menderanya
Kebahagiaannya bukan pula dengan melimpahnya harta kekayaan
Sesungguhnya orang sengsara adalah orang yang tempatnya di neraka
Sedangkan kemenangan adalah kemenangan orang yang selamat dari neraka.

Dari Bahjatul Majalis, Hafizhul Maghrib Ibnu Abdul Bar.

Kekayaan dan Kemiskinan

Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Kekayaan itu bukan dengan banyaknya harta akan tetapi kekayaan adalah kekayaan hati.” Benar, berapa banyak orang dengan harta menggunung dan uang menumpuk, tetapi saat hatinya masih bermental miskin, maka sejatinya dia miskin, dia masih saja iri kepada orang lain, berharap apa yang ada di tangan orang lain, mengangankan diberi oleh orang lain, bahkan berusaha mendapatkan harta dengan cara-cara tidak mulia dan melanggar agama, dasar hati miskin, mental kere, sebanyak apa pun duitnya, ia akan tetap seperti orang miskin, dan sebaliknya adalah sebaliknya.

Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa di antara kalian merasa aman di negerinya, sehat badannya dan dia memiliki makanan harinya maka seolah-olah seluruh dunia ada di tangannya.”

Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Orang miskin itu bukanlah orang yang berkeliling di antara manusia, lalu dia diberi satu dan dua suapan, satu dan dua biji kurma, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak memiliki kadar kecukupan yang mencukupinya, tidak diketahui sehingga diberi sedekah dan tidak berdiri untuk meminta-minta.”

Bakr bin Udzainah berkata,
Berapa banyak orang miskin tetapi berhati kaya yang kita kenal
Berapa banyak orang kaya namun berjiwa miskin dan dia miskin.

Aus bin Haritsah berkata, “Sebaik-baik kekayaan adalah qana’ah dan sebuhruk-buruk kemiskinan adalah kerendahan.” Fudhail bin Iyadh berkata, “Kekayaan dan kemiskinan hanya telah setelah menghadap kepada Allah.”

Ada yang berkata, “Syukur adalah perhiasaan kekayaan dan menahan diri adalah perhiasan kemiskinan.” Artinya bila Anda kaya maka kekayaan Anda menjadi indah bila Anda mensyukurinya, artinya kekayaan Anda menjadi buruk bila Anda mengkufurinya. Bila Anda miskin maka kemiskinan Anda menjadi indah bila Anda menahan diri dengan memiliki hati yang kaya dan qana’ah, artinya kemiskinan Anda menjadi buruk bila Anda selalu mengulurkan tangan meminta-minta.

Mereka berkata, “Hak Allah wajib pada kekayaan dan kemiskinan. Pada kekayaan adalah kasih sayang dan syukur dan pada kemiskinan adalah menahan diri dan sabar.” Ada yang berkata, “Memikul kekayaan dengan buruk menghadirkan murka dan memikul kemiskinan dengan buruk menjatuhkan kemuliaan.” Ada yang berkata, “Kekayaan ada dalam jiwa, kedudukan ada pada tawadhu’ dan kemuliaan ada pada takwa.”

Abdullah bin al-Ahtam berkata, “Barangsiapa lahir dalam kemiskinan maka akan menjadi sombong dengan kekayaan.” Mereka berkata, “Segala sesuatu yang menjadi pujian pada kekayaan adalah celaan pada kemiskinan.”

Mahmud al-Warraq berkata,

Wahai pencela kemiskinan, berhentilah mencela
Aib kekayaan lebih banyak bila kamu merenung
Di antara keunggulan dan keutamaan kemiskinan
Atas kekayaan bila perenunganmu benar adalah
Bahwa kamu durhaka kepada Allah dan berharap kaya
Dan tidak durhaka kepada Allah agar kamu miskin.

Mengapa kita melihat para ulama yang mencari harta lebih banyak daripada orang-orang kaya yang mencari ilmu? Karena para ulama mengetahui manfaat harta sedangkan orang-orang kaya tidak tahu manfaat ilmu.

Ar-Rayasyi berkata,
Kesusahan seseorang bukan dengan kemiskinan yang menderanya
Kebahagiaannya bukan pula dengan melimpahnya harta kekayaan
Sesungguhnya orang sengsara adalah orang yang tempatnya di neraka
Sedangkan kemenangan adalah kemenangan orang yang selamat dari neraka.

Dari Bahjatul Majalis, Hafizhul Maghrib Ibnu Abdul Bar.

0 komentar:

Kubur Adalah Gerbang Akhirat

Khutbah Pertama :
Amma ba’du :
Ibadallah! Saya berwasiat kepada anda semua agar senantiasa bertakwa kepada Allah Yang Maha Mangetahui segala rahasia. Bertakwalah kepadaNya secara lahir dan batin. Karena takwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala adalah bekal terbaik untuk memasuki alam kubur dan hari akhir. Hari di saat semua rahasia terbongkar dan apa yang tersembunyi menjadi terbuka. Hari ketika hati terdesak ke kerongkongan. Hari saat harta benda dan kekayaan tidak lagi berguna.

Ibadallah! Siapakah yang akan kekal dan abadi ? Siapakah yang menetapkan kematian atas seluruh makhluk ? Siapakah yang akan terus hidup dan tidak akan mati ? Siapakah satu-satunya yang akan tetap bertahan ? Siapakah yang akan tetap ada dan tidak akan hilang ? Siapakah satu-satunya yang tidak akan berubah ? Dialah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Mulia lagi Maha Gagah. Dialah yang menetapkan kematian atas seluruh hamba. Sedangkan Dia tidak akan pernah hilang dan musnah.

Ma’syiral muslimin rahimani warahimakumullah! Orang yang diburu oleh maut, mana mungkin bisa merasakan nikmatnya hidup ? Dan orang yang akan tinggal di dalam kubur, mana mungkin menganggap dunia sebagai tempat terbaiknya ? Kita terlalu asyik dengan harta, rumah, anak dan istana, sehingga kita lupa bahwa kita semua pasti akan masuk ke liang kubur. Kita terlena dengan hal-hal baru sehingga lupa akan masa depan kita di alam kubur. Ketika kekuatan iman menurun dan perasaan melemah, kita menjadi lupa bahwa kita akan dikubur di dalam tanah. Hanya kepada Allahlah kita mengadukan kekerasan hati kita akibat banyaknya bencana dan malapetaka yang menimpa.

Wahai umat Islam! Jiwa kita pasti sangat tersentak saat kita mengantar orang-orang tercinta ke liang lahat. Dan hati kita pasti sangat terguncang saat berpisah dengan orang-orang yang kita kasihi. Tapi bagi orang-orang yang beriman kepada qadla dan qadar Allah, dan mengetahui bahwa hal itu adalah sunnatullah yang berlaku bagi makhlukNya (hukum Allah pada alam), tidak ada pilihan lain selain berlapang dada dan bersikap pasrah. Tetapi anehnya, banyak sekali orang yang larut dalam kebodohannya dan terombang-ambing dalam kemabukannya.


اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS. Al-Anbiyaa’ :1)

Seolah-olah kebenaran adalah kewajiban orang lain. Seakan-akan kematian adalah ketetapan bagi orang lain. Di saat kita dikepung oleh budaya kebendaan (materialisme), disibukkan dengan permainan yang menggoda, dan ditenggelamkan dalam kubangan kenikmatan dan kesenangan, hingga merasuk ke dalam hati dan meresap ke dalam jiwa. Bahkan kita merasa seolah-olah kekal di dunia ini. Dalam keadaan semacam ini, kita benar-benar perlu berhenti sejenak untuk menghadapi masa depan yang pasti akan kita lalui. Khususnya setelah dunia nyaris membawa banyak manusia menjauh dari pantai keselamatan dan melemparkan mereka ke jurang kehancuran dan kesesatan. Mudah-mudahan Allah berkenan menghindarkan kita dari murkaNya dan siksaNya yang sangat pedih.

Wahai orang-orang yang beriman! Pernahkah kita bertanya pada diri kita, apakah hidup akan terus begini, ataukah kubur akan menjadi persinggahan kita setelah ini ? Pernahkah kita bertanya kepada diri kita tentang puluhan jenazah yang kita shalati, kemanakah mereka pergi ? Apa yang akan mereka hadapi ? Bagaimanakah keadaan mereka ? Apa yang akan mereka alami ? Dan bagaimanakah nasib mereka nanti ? Tepat sekali apa yang dikatakan penyair berikut ini :

Kematian itu bisa dihindari dan dijauhi
Bila ini turun dari ranjangnya, itu naik ke atasnya
Kita menginginkan banyak hal dan mengharapkan hasilnya
Tapi boleh jadi kematian lebih dekat dari harapan kita
Kita bangun istana-istana menjulang tinggi di angkasa
Padahal kita tahu bahwa kita pasti akan mati
Dan istana-istana itu pasti akan hancur
Kepada Allah kita mengadukan kerasnya hati kita
Setiap hati peringatan kematian selalu datang
Demi Allah, setiap pagi dan petang hari banyak sekali orang tercinta
Yang kita antar ke liang kuburnya
Dengan deraian air mata
Kita timbun tubuhnya dengan tanah bagai musuh saja
Sementara di dalam hati ada api yang membara

Liang kubur telah menampung orang-orang dulu dan orang-orang belakangan, dimasuki anak-anak kecil dan orang-orang dewasa, dipenuhi rakyat dan pejabat. Liang kubur menghimpun para Nabi, para ulama, orang-orang kaya, orang-orang miskin, rakyat jelata, pejabat tinggi, laki-laki dan wanita.

Kubur adalah pintu yang akan dimasuki semua orang
Tempat apakah gerangan sesudah pintu kubur ?
Tempat yang nikmat jika anda mengerjakan apa yang diridhai Tuhan
Tapi jika anda melanggar aturanNya, Nerakalah adanya.

Ayyuhal ikhwah Fillah! Marilah kita hayati topik yang sangat penting ini. Topik yang menggambarkan betapa pentingnya situasi ini dan betapa pentingnya apa yang akan kita hadapi. Mudah-mudahan kita bisa menyiapkan bekal dengan sebaik-baiknya.

Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim meriwayatkan dengan sanad shahih dari Al-Bara’ bin ‘Azib Radiyallahu ‘anhu ia berkata: “Kami pernah keluar bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk melayat jenazah seorang lelaki dari kalangan anshar lalu kami sampai di kuburan. Setelah jenazah dikuburkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam duduk dan kami pun duduk di sekelilingnya seolah-olah di atas kepala kami ada burung ( baca: sambil menundukkan kepala). Sementara beliau memegang sebatang kayu kecil yang beliau gunakan untuk mengoyak tanah. Lalu beliau mengangkat kepala dan bersabda: “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari azab kubur” sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian beliau bersabda:

“Sesungguhnya ketika seorang hamba yang beriman meninggalkan dunia dan menuju Akhirat ada banyak malaikat yang turun dari langit. Wajah mereka putih bersih laksana matahari. Mereka membawa kain kafan dan parfum dari Surga. Mareka duduk di dekatnya sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya, lalu berkata: “Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha Allah.” Lalu jiwa itu keluar mengalir seperti air mengalir dari bibir teko. Malaikat maut pun mengambilnya. Setelah ia mengambilnya, mereka tidak membiarkannya di tangan malaikat maut barang sekejap mata. Mereka langsung mengambilnya dan membungkusnya dengan kain kafan dan parfum tersebut. Kemudian jiwa itu mengeluarkan aroma seperti aroma minyak kasturi (misik) yang paling harum di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik ke atas. Dan setiap kali mereka melewati kumpulan malaikat, mereka (yang dilewati itu ) berkata : ‘Apa yang berbau harum ini ? Mereka ( para malaikat pembawa jiwa itu ) menjawab : Fulan bin Fulan. Mereka menyebutnya dengan nama terbaik yang sebelumnya digunakan oleh manusia untuk memanggilnya selama di dunia. Mereka terus naik ke atas sampai tiba di langit terdekat. Lalu mereka minta izin untuk dibukakan pintu langit dan pintu pun dibuka. Di tiap-tiap langit itu para malaikat terdekatnya turut mengantarkannya ke langit berikutnya. Hingga akhirnya ia sampai ke langit ketujuh. Lalu Allah berfirman : ‘Catatlah buku hambaKu di dalam kelompok tertinggi dan kembalikan dia ke bumi. Karena sesungguhnya dari situlah Aku menciptakan mereka, ke sanalah Aku mengembalikan mereka, dan dari sanalah aku akan mengeluarkan mereka pada kali yang lain. Kemudian ruhnya dikembalikan (ke bumi). Lalu ia didatangi dua malaikat dan bertanya kepadanya: ‘Siapa Tuhanmu ? ia menjawab: Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya: Apa agamamu ? ia menjawab: Agamaku adalah Islam. Keduanya bertanya: Siapakah orang yang diutus di antara kamu ini ? ia menjawab: Dia adalah utusan Allah. Keduanya bertanya: Apa ilmumu ? ia menjawab: Aku telah membaca kitab Allah, lalu aku percaya dan membenarkannya. Kemudian ada seruan dari langit yang berbunyi: HambaKu benar. Maka berilah dia kasur dari Surga dan berilah dia pakaian dari Surga. Dan bukakanlah pintu menuju Surga untuknya, agar ia mendapatkan aroma dan keharumannya. Dan kuburnya pun dilapangkan sepanjang mata memandang. Lalu ia didatangi seorang yang berwajah rupawan, berpakaian bagus dan berbau harum. Orang itu berkata: “Bergembiralah dengan sesuatu yang menyenangkan hatimu. Ini adalah harimu yang dahulu dijanjikan kepadamu. Ia (orang beriman yang mati) bertanya: Siapa kamu ? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan. Aku adalah amalmu yang shalih, jawabnya. Lalu ia berkata: Ya Tuhanku, laksanakanlah hari kiamat, agar aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku.”

Sedangkan ketika seorang hamba yang kafir meninggalkan dunia dan menuju Akhirat ada banyak malaikat yang turun dari langit dengan wajah yang hitam legam. Mereka membawa kain kasar. Mereka duduk di dekatnya sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya, lalu berkata: “Wahai jiwa yang jahat, keluarlah menuju murka dan amarah Allah! Lalu ia pun dilepas dari jasadnya. Malaikat maut mencabutnya seperti mencabut tusuk sate dari wool yang basah. Setelah malaikat maut mengambil jiwa tersebut, mereka (para malaikat yang berwajah hitam itu) tidak membiarkannya berada di tangannya barang sekejap mata pun. Mereka langsung membungkusnya dengan kain kasar tersebut. Dan jiwa itu langsung mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai yang paling busuk di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik ke atas. Dan setiap kali mereka melewati kumpulan malaikat, mereka (yang dilewati itu) berkata: ‘Apa bau yang busuk ini ? Mereka (para malaikat pembawa jiwa itu) menjawab: Fulan bin Fulan. Mereka menyebutnya dengan namanya yang paling jelek selama di dunia. Mereka terus naik ke atas sampai tiba di langit terdekat. Lalu mereka minta izin untuk dibukakan pintu langit tetapi tidak dibukakan.”

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat:


لاَتُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَآءِ وَلاَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

Tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum. (QS. Al-A’raf :40)

Lalu Allah berfirman: “Catatlah bukunya pada Sijjin di dalam bumi yang paling bawah.” Lalu ruhnya dibuang begitu saja.

Kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat:


وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَآءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Hajj :31)

Kemudian ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya dan ia didatangi oleh dua orang malaikat. Lalu keduanya duduk didekatnya dan bertanya: Siapa tuhanmu ? Ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Keduanya bertanya: Apa Agamamu ? Ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Lalu keduanya bertanya: Siapakah orang yang diutus di antara kamu ini ? Ternyata ia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan padanya: Muhammad. Lantas ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Kemudian ada seruan dari langit yang berbunyi: Hambaku berdusta. Maka berilah dia kasur dari Neraka dan bukakanlah pintu Neraka untuknya, agar hawa panas dan racunnya mengalir kepadanya. Dan kuburnya pun menghempitnya hingga tulang-tulang iganya saling silang di dalamnya. Lalu ia didatangi seseorang berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu berkata: Bergembiralah dengan sesuatu yang buruk bagimu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu. Ia (orang kafir yang mati itu) bertanya: Siapa kamu ? Wajahnya adalah wajah yang datang dengan keburukan. Aku adalah amalmu yang buruk, jawabnya. Lalu ia berkata: Tuhanku! Jangan Engkau laksanakan hari kiamat! Tuhanku! Jangan Eangkau laksanakan hari kiamat.”

Sungguh, ini adalah Hadits yang sangat penting. Hadits ini mengambil titik-titik pertemuan hati. Maka bagi setiap orang yang kematian sebagai akhir hayatnya, tanah sebagai tempat tidurnya, ulat sebagai temannya, Maunkar dan Nakir sebagai penanyanya, amalnya sebagai pendampingnya, kuburan sebagai tempat tinggalnya, alam barzakh sebagai persinggahannya, Hari Kiamat sebagai janjinya, dan Surga atau Neraka sebagai akhir perjalanannya, sudah sepantasnya baginya untuk tidak melalaikan detik-detik yang pasti akan dilaluinya ini.

Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanad jayyid dari Al-Bara’ bin Azib Radiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Ketika kami sedang bersama Rasulullah tiba-tiba beliau melihat sekelompok orang. Lalu beliau bertanya: ‘Untuk apa mereka itu berkumpul di situ ? Mereka sedang menggali kubur, jawab seseorang. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam langsung terkejut dan bergegas mendatangi kubur tersebut. Kemudian beliau berlutut dan menangis tersedu-sedu hingga air matanya membasahi tanah. Lalu beliau menghadap ke arah kami dan bersabda: ‘Saudara-saudaraku, untuk hal semacam inilah hendaknya kamu bersiap-siap.”

Demikian pula dengan generasi Salaf yang shalih. Hani’ maula Usman Radiyallahu ‘anhu berkata: Utsman bin Affan apabila berada di dekat kubur (makam) selalu menangis hingga jenggotnya basah dengan air mata. Lalu dia ditanya: ‘Anda berbicara tentang Surga dan Neraka tetapi anda tidak menangis. Namun ketika berbicara tentang kubur, anda selalu menangis ? Utsman menjawab: ‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Sesungguhnya kubur adalah persinggahan pertama menuju Akhirat dari itu seseorang selamat darinya maka apa yang sesudahnya akan lebih mudah dari itu. Dan jika ia tidak selamat darinya maka yang sesudahnya akan lebih berat dari itu. (HR. Ahmad, 2/292, At-Tirmidzi, 2308, dan Ibnu Majah, 4267 )

Tsabit Al-Bunani berkata: “Dulu apabila kami menyaksikan jenazah, semua orang menundukkan kepala sambil menangis.”

Begitu besar ketakutan mereka dan begitu kuat iman mereka. Bagaimana dengan kondisi kita sekarang ?!

Jenazah-jenazah membuat kita ketakutan ketika datang
Lalu kita kembali bercanda ria setelah mereka berlalu
Allahul musta’an ! (Hanya Allah tempat memohon)

Dalam sebuah Hadits disebutkan:

“Sesungguhnya kubur tidak lain adalah salah satu taman Surga atau jurang Neraka.” (HR. At-Tirmidzi, 2460 )

Dan disebutkan bahwa kubur berkata: “Hai kamu, anak Adam! Apa yang membuatmu terlena ? Tidakkah engkau tahu bahwa aku adalah rumah kegelapan, rumah keterasingan, rumah kesendirian, dan rumah ulat.”

Aku datang ke kubur lalu berseru
Di mana orang terhormat dan orang jelata ?
Mereka semua binasa lalu tak ada yang memberitakan
Mereka semua mati dan berita mereka pun mati
Ulat-ulat belatung datang pagi dan petang
Lalu menghabisi keelokan bentuk tubuh itu
Wahai orang yang bertanya padaku Tentang orang-orang yang telah lalu
Tidakkah anda punya pelajaran berharga
Dari orang-orang yang telah lalu

Abu Darda’ Radiyallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah pergi ke makam bersama Umar bin Abdul Aziz. Begitu melihat kuburan ia langsung menangis. Lalu ia menghadap ke arahku dan berkata: ‘Hai Maimun, ini adalah kuburan para leluhur Bani Umayyah. Seolah-olah mereka tidak pernah berbagi kesenangan dan kehidupan dengan dengan penduduk dunia. Tidakkah kau lihat mereka semua mati dan telah menerima hukuman. Mereka ditimpa petaka dan tubuh mereka pun tidak berharga. Lalu Umar menangis dan berkata: ‘Demi Allah, aku tidak mengetahui seorang pun yang beriman di antara mereka yang telah masuk ke liang kubur itu merasa aman dari siksa Allah.”

Jadi, ingatlah selalu masa depan yang pasti akan kita alami itu. Bersiap-siaplah untuk menghadapinya dengan taubat dan amal shalih.

“Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu agar Engkau berkenan memelihara kami dari fitnah kubur. Ya Allah, jadikanlah kubur setelah berpisah dengan dunia ini sebagai persinggahan terbaik kami dan lapangkanlah liang lahat kami. Ya Allah, tolonglah kami dalam menghadapi kematian dan sakaratnya, kubur dan kegelapannya, padang mahsyar dan kesulitannya, shirath (jembatan menuju Surga) dan ketergelincirannya, wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus makhlukNya.


بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ،



Khutbah Kedua

Amma ba’du:

Ibadallah! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala:


وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّاكَسَبَتْ وَهُمْ لاَيُظْلَمُونَ

Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya. (QS. Al-Baqarah :281)

Ibadallah! Ketika berbicara tentang masalah masa depan ini, setiap muslim harus fokus pada keharusan mengubah masalah keyakinan ini menjadi kenyataan pikiran dan prilaku nyata di dalam hudupnya. Dalam arti bahwa setiap orang yang percaya bahwa dirinya akan masuk ke liang kubur harus benar-benar yakin bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya dari kesepian dan siksaan kubur selain beriman kepada Allah dan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seandainya kita benar-benar percaya akan hal itu, niscaya kita tidak akan menjumpai orang yang menodai akidah, merusak mutaba’ah (mengikuti Sunnah Rasul), berzina, menjalankan riba, berbuat zalim, berdusta, menipu, atau menyakiti orang lain. Karena ia tahu bahwa dirinya akan masuk ke liang kubur. Setelah itu, ia akan ditanya tentang amal perbuatannya. Dan setelah keluarga, anak-anak dan harta bendanya kembali kerumah, tinggal malnya saja yang menemaninya.

Namun, harapan masih banyak. Kita harus tetap bersemangat. Para ulama dan muballigh harus bisa mempertajam cita-cita, menggerakkan tekad dan melembutkan hati dengan nasihat-nasihat semacam ini. Mudah-mudahan cara ini dapat menggerakkan sumbu, menyalakan api dan menerangi jalan.

Siapkanlah bekal anda, wahai hamba-hamba Allah! Wahai orang-orang yang lalai! Ingatlah masa depan yang pasti ini. Hitunglah amal anda sebelum dihitung oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Wahai orang-orang terpedaya oleh dunia, yang halal maupun yang haram, ingatlah kubur dan pikirkanlah tidur anda di dalam timbunan tanah.

Wahai pemuda yang suka bersenang-senang, bermain-main dan asyik dengan kelalaian dan kesenangannya, sadarlah sebelum habis waktu anda.

Wahai wanita yang suka menyia-nyiakan hak-hak Allah, hak-hak dirinya, suaminya dan anak-anaknya, ingatlah apa yang akan anda hadapi.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:


وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّاخَوَّلْنَاكُمْ وَرَآءَ ظُهُورِكُمْ

Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan dibelakangmu (di dunia) apa yang telah kamu kurniakan kepadamu. (QS. Al-An’am :94)

Lakukanlah apa saja yang bisa menyelamatkan anda dari siksa kubur, seperti taubat nasuhaa, amal shalih, menghitung-hitung diri, rajin berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan membaca Istighfar dengan niat yang benar, ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dan hadirilah apa saja yang bisa memicu datangnya siksa kubur, seperti menggunjing, menyebar fitnah (mengadu domba), dan tidak menjaga diri dari percikan air kencing. Karena Rasulullah pernah melewati dua buah kuburan lalu beliau bersabda:

“Susungguhnya mereka berdua benar-benar sedang disiksa dalam perkara yang besar. Salah satu dari mereka dahulu tidak menutup diri dari air kencing. Sedangkan yang lain dahulu suka mengadu domba.” (Shahih Al-Bukhari, 218 dan Shahih Muslim, 292)

Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Jagalah kebersihanmu dari air kencing Karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur disebabkan karena hal itu.” (HR. Ad-Daruquthni, 1/128 dan Al-Hakim, 1/183)

Termasuk yang bisa menyebabkan datangnya siksa kubur ialah riya’ (pamer), menjalankan praktik riba, berbuat zina, dan semua perbuatan maksiat.

Ibadallah! Kita harus memperbaharui taubat yang nasuhaa. Kita harus memohon perlindungan kepada Allah dari terkenan dan himpitan liang kubur. Karena Ummul Mukminin Aisyah Radiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya kubur itu memiliki tekanan. Seandainya ada orang yang bisa selamat darinya, niscaya Sa’ad bin Mu’adz selamat darinya.” (HR. Ishaq bin Rahawaih dalam Musnadnya, 1114, Ahmad, 6/55 dan Ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar, 273)

Ayyuhal ikhwah! Bagian luar kubur adalah tanah biasa. Tapi bagian dalamnya bagi orang yang durhaka kepada Allah adalah penyesalan dan siksaan.

Inilah sekilas evaluasi diri sebelum ajal menjemput kita. Mudah-mudahan dapat mendorong kita semua untuk melakukan taubat yang nasuhaa.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

Artikel Khutbah Jum'at

Kubur Adalah Gerbang Akhirat

Khutbah Pertama :
Amma ba’du :
Ibadallah! Saya berwasiat kepada anda semua agar senantiasa bertakwa kepada Allah Yang Maha Mangetahui segala rahasia. Bertakwalah kepadaNya secara lahir dan batin. Karena takwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala adalah bekal terbaik untuk memasuki alam kubur dan hari akhir. Hari di saat semua rahasia terbongkar dan apa yang tersembunyi menjadi terbuka. Hari ketika hati terdesak ke kerongkongan. Hari saat harta benda dan kekayaan tidak lagi berguna.

Ibadallah! Siapakah yang akan kekal dan abadi ? Siapakah yang menetapkan kematian atas seluruh makhluk ? Siapakah yang akan terus hidup dan tidak akan mati ? Siapakah satu-satunya yang akan tetap bertahan ? Siapakah yang akan tetap ada dan tidak akan hilang ? Siapakah satu-satunya yang tidak akan berubah ? Dialah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Mulia lagi Maha Gagah. Dialah yang menetapkan kematian atas seluruh hamba. Sedangkan Dia tidak akan pernah hilang dan musnah.

Ma’syiral muslimin rahimani warahimakumullah! Orang yang diburu oleh maut, mana mungkin bisa merasakan nikmatnya hidup ? Dan orang yang akan tinggal di dalam kubur, mana mungkin menganggap dunia sebagai tempat terbaiknya ? Kita terlalu asyik dengan harta, rumah, anak dan istana, sehingga kita lupa bahwa kita semua pasti akan masuk ke liang kubur. Kita terlena dengan hal-hal baru sehingga lupa akan masa depan kita di alam kubur. Ketika kekuatan iman menurun dan perasaan melemah, kita menjadi lupa bahwa kita akan dikubur di dalam tanah. Hanya kepada Allahlah kita mengadukan kekerasan hati kita akibat banyaknya bencana dan malapetaka yang menimpa.

Wahai umat Islam! Jiwa kita pasti sangat tersentak saat kita mengantar orang-orang tercinta ke liang lahat. Dan hati kita pasti sangat terguncang saat berpisah dengan orang-orang yang kita kasihi. Tapi bagi orang-orang yang beriman kepada qadla dan qadar Allah, dan mengetahui bahwa hal itu adalah sunnatullah yang berlaku bagi makhlukNya (hukum Allah pada alam), tidak ada pilihan lain selain berlapang dada dan bersikap pasrah. Tetapi anehnya, banyak sekali orang yang larut dalam kebodohannya dan terombang-ambing dalam kemabukannya.


اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS. Al-Anbiyaa’ :1)

Seolah-olah kebenaran adalah kewajiban orang lain. Seakan-akan kematian adalah ketetapan bagi orang lain. Di saat kita dikepung oleh budaya kebendaan (materialisme), disibukkan dengan permainan yang menggoda, dan ditenggelamkan dalam kubangan kenikmatan dan kesenangan, hingga merasuk ke dalam hati dan meresap ke dalam jiwa. Bahkan kita merasa seolah-olah kekal di dunia ini. Dalam keadaan semacam ini, kita benar-benar perlu berhenti sejenak untuk menghadapi masa depan yang pasti akan kita lalui. Khususnya setelah dunia nyaris membawa banyak manusia menjauh dari pantai keselamatan dan melemparkan mereka ke jurang kehancuran dan kesesatan. Mudah-mudahan Allah berkenan menghindarkan kita dari murkaNya dan siksaNya yang sangat pedih.

Wahai orang-orang yang beriman! Pernahkah kita bertanya pada diri kita, apakah hidup akan terus begini, ataukah kubur akan menjadi persinggahan kita setelah ini ? Pernahkah kita bertanya kepada diri kita tentang puluhan jenazah yang kita shalati, kemanakah mereka pergi ? Apa yang akan mereka hadapi ? Bagaimanakah keadaan mereka ? Apa yang akan mereka alami ? Dan bagaimanakah nasib mereka nanti ? Tepat sekali apa yang dikatakan penyair berikut ini :

Kematian itu bisa dihindari dan dijauhi
Bila ini turun dari ranjangnya, itu naik ke atasnya
Kita menginginkan banyak hal dan mengharapkan hasilnya
Tapi boleh jadi kematian lebih dekat dari harapan kita
Kita bangun istana-istana menjulang tinggi di angkasa
Padahal kita tahu bahwa kita pasti akan mati
Dan istana-istana itu pasti akan hancur
Kepada Allah kita mengadukan kerasnya hati kita
Setiap hati peringatan kematian selalu datang
Demi Allah, setiap pagi dan petang hari banyak sekali orang tercinta
Yang kita antar ke liang kuburnya
Dengan deraian air mata
Kita timbun tubuhnya dengan tanah bagai musuh saja
Sementara di dalam hati ada api yang membara

Liang kubur telah menampung orang-orang dulu dan orang-orang belakangan, dimasuki anak-anak kecil dan orang-orang dewasa, dipenuhi rakyat dan pejabat. Liang kubur menghimpun para Nabi, para ulama, orang-orang kaya, orang-orang miskin, rakyat jelata, pejabat tinggi, laki-laki dan wanita.

Kubur adalah pintu yang akan dimasuki semua orang
Tempat apakah gerangan sesudah pintu kubur ?
Tempat yang nikmat jika anda mengerjakan apa yang diridhai Tuhan
Tapi jika anda melanggar aturanNya, Nerakalah adanya.

Ayyuhal ikhwah Fillah! Marilah kita hayati topik yang sangat penting ini. Topik yang menggambarkan betapa pentingnya situasi ini dan betapa pentingnya apa yang akan kita hadapi. Mudah-mudahan kita bisa menyiapkan bekal dengan sebaik-baiknya.

Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim meriwayatkan dengan sanad shahih dari Al-Bara’ bin ‘Azib Radiyallahu ‘anhu ia berkata: “Kami pernah keluar bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk melayat jenazah seorang lelaki dari kalangan anshar lalu kami sampai di kuburan. Setelah jenazah dikuburkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam duduk dan kami pun duduk di sekelilingnya seolah-olah di atas kepala kami ada burung ( baca: sambil menundukkan kepala). Sementara beliau memegang sebatang kayu kecil yang beliau gunakan untuk mengoyak tanah. Lalu beliau mengangkat kepala dan bersabda: “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari azab kubur” sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian beliau bersabda:

“Sesungguhnya ketika seorang hamba yang beriman meninggalkan dunia dan menuju Akhirat ada banyak malaikat yang turun dari langit. Wajah mereka putih bersih laksana matahari. Mereka membawa kain kafan dan parfum dari Surga. Mareka duduk di dekatnya sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya, lalu berkata: “Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha Allah.” Lalu jiwa itu keluar mengalir seperti air mengalir dari bibir teko. Malaikat maut pun mengambilnya. Setelah ia mengambilnya, mereka tidak membiarkannya di tangan malaikat maut barang sekejap mata. Mereka langsung mengambilnya dan membungkusnya dengan kain kafan dan parfum tersebut. Kemudian jiwa itu mengeluarkan aroma seperti aroma minyak kasturi (misik) yang paling harum di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik ke atas. Dan setiap kali mereka melewati kumpulan malaikat, mereka (yang dilewati itu ) berkata : ‘Apa yang berbau harum ini ? Mereka ( para malaikat pembawa jiwa itu ) menjawab : Fulan bin Fulan. Mereka menyebutnya dengan nama terbaik yang sebelumnya digunakan oleh manusia untuk memanggilnya selama di dunia. Mereka terus naik ke atas sampai tiba di langit terdekat. Lalu mereka minta izin untuk dibukakan pintu langit dan pintu pun dibuka. Di tiap-tiap langit itu para malaikat terdekatnya turut mengantarkannya ke langit berikutnya. Hingga akhirnya ia sampai ke langit ketujuh. Lalu Allah berfirman : ‘Catatlah buku hambaKu di dalam kelompok tertinggi dan kembalikan dia ke bumi. Karena sesungguhnya dari situlah Aku menciptakan mereka, ke sanalah Aku mengembalikan mereka, dan dari sanalah aku akan mengeluarkan mereka pada kali yang lain. Kemudian ruhnya dikembalikan (ke bumi). Lalu ia didatangi dua malaikat dan bertanya kepadanya: ‘Siapa Tuhanmu ? ia menjawab: Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya: Apa agamamu ? ia menjawab: Agamaku adalah Islam. Keduanya bertanya: Siapakah orang yang diutus di antara kamu ini ? ia menjawab: Dia adalah utusan Allah. Keduanya bertanya: Apa ilmumu ? ia menjawab: Aku telah membaca kitab Allah, lalu aku percaya dan membenarkannya. Kemudian ada seruan dari langit yang berbunyi: HambaKu benar. Maka berilah dia kasur dari Surga dan berilah dia pakaian dari Surga. Dan bukakanlah pintu menuju Surga untuknya, agar ia mendapatkan aroma dan keharumannya. Dan kuburnya pun dilapangkan sepanjang mata memandang. Lalu ia didatangi seorang yang berwajah rupawan, berpakaian bagus dan berbau harum. Orang itu berkata: “Bergembiralah dengan sesuatu yang menyenangkan hatimu. Ini adalah harimu yang dahulu dijanjikan kepadamu. Ia (orang beriman yang mati) bertanya: Siapa kamu ? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan. Aku adalah amalmu yang shalih, jawabnya. Lalu ia berkata: Ya Tuhanku, laksanakanlah hari kiamat, agar aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku.”

Sedangkan ketika seorang hamba yang kafir meninggalkan dunia dan menuju Akhirat ada banyak malaikat yang turun dari langit dengan wajah yang hitam legam. Mereka membawa kain kasar. Mereka duduk di dekatnya sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya, lalu berkata: “Wahai jiwa yang jahat, keluarlah menuju murka dan amarah Allah! Lalu ia pun dilepas dari jasadnya. Malaikat maut mencabutnya seperti mencabut tusuk sate dari wool yang basah. Setelah malaikat maut mengambil jiwa tersebut, mereka (para malaikat yang berwajah hitam itu) tidak membiarkannya berada di tangannya barang sekejap mata pun. Mereka langsung membungkusnya dengan kain kasar tersebut. Dan jiwa itu langsung mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai yang paling busuk di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik ke atas. Dan setiap kali mereka melewati kumpulan malaikat, mereka (yang dilewati itu) berkata: ‘Apa bau yang busuk ini ? Mereka (para malaikat pembawa jiwa itu) menjawab: Fulan bin Fulan. Mereka menyebutnya dengan namanya yang paling jelek selama di dunia. Mereka terus naik ke atas sampai tiba di langit terdekat. Lalu mereka minta izin untuk dibukakan pintu langit tetapi tidak dibukakan.”

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat:


لاَتُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَآءِ وَلاَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

Tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum. (QS. Al-A’raf :40)

Lalu Allah berfirman: “Catatlah bukunya pada Sijjin di dalam bumi yang paling bawah.” Lalu ruhnya dibuang begitu saja.

Kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat:


وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَآءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Hajj :31)

Kemudian ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya dan ia didatangi oleh dua orang malaikat. Lalu keduanya duduk didekatnya dan bertanya: Siapa tuhanmu ? Ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Keduanya bertanya: Apa Agamamu ? Ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Lalu keduanya bertanya: Siapakah orang yang diutus di antara kamu ini ? Ternyata ia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan padanya: Muhammad. Lantas ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Kemudian ada seruan dari langit yang berbunyi: Hambaku berdusta. Maka berilah dia kasur dari Neraka dan bukakanlah pintu Neraka untuknya, agar hawa panas dan racunnya mengalir kepadanya. Dan kuburnya pun menghempitnya hingga tulang-tulang iganya saling silang di dalamnya. Lalu ia didatangi seseorang berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu berkata: Bergembiralah dengan sesuatu yang buruk bagimu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu. Ia (orang kafir yang mati itu) bertanya: Siapa kamu ? Wajahnya adalah wajah yang datang dengan keburukan. Aku adalah amalmu yang buruk, jawabnya. Lalu ia berkata: Tuhanku! Jangan Engkau laksanakan hari kiamat! Tuhanku! Jangan Eangkau laksanakan hari kiamat.”

Sungguh, ini adalah Hadits yang sangat penting. Hadits ini mengambil titik-titik pertemuan hati. Maka bagi setiap orang yang kematian sebagai akhir hayatnya, tanah sebagai tempat tidurnya, ulat sebagai temannya, Maunkar dan Nakir sebagai penanyanya, amalnya sebagai pendampingnya, kuburan sebagai tempat tinggalnya, alam barzakh sebagai persinggahannya, Hari Kiamat sebagai janjinya, dan Surga atau Neraka sebagai akhir perjalanannya, sudah sepantasnya baginya untuk tidak melalaikan detik-detik yang pasti akan dilaluinya ini.

Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanad jayyid dari Al-Bara’ bin Azib Radiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Ketika kami sedang bersama Rasulullah tiba-tiba beliau melihat sekelompok orang. Lalu beliau bertanya: ‘Untuk apa mereka itu berkumpul di situ ? Mereka sedang menggali kubur, jawab seseorang. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam langsung terkejut dan bergegas mendatangi kubur tersebut. Kemudian beliau berlutut dan menangis tersedu-sedu hingga air matanya membasahi tanah. Lalu beliau menghadap ke arah kami dan bersabda: ‘Saudara-saudaraku, untuk hal semacam inilah hendaknya kamu bersiap-siap.”

Demikian pula dengan generasi Salaf yang shalih. Hani’ maula Usman Radiyallahu ‘anhu berkata: Utsman bin Affan apabila berada di dekat kubur (makam) selalu menangis hingga jenggotnya basah dengan air mata. Lalu dia ditanya: ‘Anda berbicara tentang Surga dan Neraka tetapi anda tidak menangis. Namun ketika berbicara tentang kubur, anda selalu menangis ? Utsman menjawab: ‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Sesungguhnya kubur adalah persinggahan pertama menuju Akhirat dari itu seseorang selamat darinya maka apa yang sesudahnya akan lebih mudah dari itu. Dan jika ia tidak selamat darinya maka yang sesudahnya akan lebih berat dari itu. (HR. Ahmad, 2/292, At-Tirmidzi, 2308, dan Ibnu Majah, 4267 )

Tsabit Al-Bunani berkata: “Dulu apabila kami menyaksikan jenazah, semua orang menundukkan kepala sambil menangis.”

Begitu besar ketakutan mereka dan begitu kuat iman mereka. Bagaimana dengan kondisi kita sekarang ?!

Jenazah-jenazah membuat kita ketakutan ketika datang
Lalu kita kembali bercanda ria setelah mereka berlalu
Allahul musta’an ! (Hanya Allah tempat memohon)

Dalam sebuah Hadits disebutkan:

“Sesungguhnya kubur tidak lain adalah salah satu taman Surga atau jurang Neraka.” (HR. At-Tirmidzi, 2460 )

Dan disebutkan bahwa kubur berkata: “Hai kamu, anak Adam! Apa yang membuatmu terlena ? Tidakkah engkau tahu bahwa aku adalah rumah kegelapan, rumah keterasingan, rumah kesendirian, dan rumah ulat.”

Aku datang ke kubur lalu berseru
Di mana orang terhormat dan orang jelata ?
Mereka semua binasa lalu tak ada yang memberitakan
Mereka semua mati dan berita mereka pun mati
Ulat-ulat belatung datang pagi dan petang
Lalu menghabisi keelokan bentuk tubuh itu
Wahai orang yang bertanya padaku Tentang orang-orang yang telah lalu
Tidakkah anda punya pelajaran berharga
Dari orang-orang yang telah lalu

Abu Darda’ Radiyallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah pergi ke makam bersama Umar bin Abdul Aziz. Begitu melihat kuburan ia langsung menangis. Lalu ia menghadap ke arahku dan berkata: ‘Hai Maimun, ini adalah kuburan para leluhur Bani Umayyah. Seolah-olah mereka tidak pernah berbagi kesenangan dan kehidupan dengan dengan penduduk dunia. Tidakkah kau lihat mereka semua mati dan telah menerima hukuman. Mereka ditimpa petaka dan tubuh mereka pun tidak berharga. Lalu Umar menangis dan berkata: ‘Demi Allah, aku tidak mengetahui seorang pun yang beriman di antara mereka yang telah masuk ke liang kubur itu merasa aman dari siksa Allah.”

Jadi, ingatlah selalu masa depan yang pasti akan kita alami itu. Bersiap-siaplah untuk menghadapinya dengan taubat dan amal shalih.

“Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu agar Engkau berkenan memelihara kami dari fitnah kubur. Ya Allah, jadikanlah kubur setelah berpisah dengan dunia ini sebagai persinggahan terbaik kami dan lapangkanlah liang lahat kami. Ya Allah, tolonglah kami dalam menghadapi kematian dan sakaratnya, kubur dan kegelapannya, padang mahsyar dan kesulitannya, shirath (jembatan menuju Surga) dan ketergelincirannya, wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus makhlukNya.


بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ،



Khutbah Kedua

Amma ba’du:

Ibadallah! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala:


وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّاكَسَبَتْ وَهُمْ لاَيُظْلَمُونَ

Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya. (QS. Al-Baqarah :281)

Ibadallah! Ketika berbicara tentang masalah masa depan ini, setiap muslim harus fokus pada keharusan mengubah masalah keyakinan ini menjadi kenyataan pikiran dan prilaku nyata di dalam hudupnya. Dalam arti bahwa setiap orang yang percaya bahwa dirinya akan masuk ke liang kubur harus benar-benar yakin bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya dari kesepian dan siksaan kubur selain beriman kepada Allah dan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seandainya kita benar-benar percaya akan hal itu, niscaya kita tidak akan menjumpai orang yang menodai akidah, merusak mutaba’ah (mengikuti Sunnah Rasul), berzina, menjalankan riba, berbuat zalim, berdusta, menipu, atau menyakiti orang lain. Karena ia tahu bahwa dirinya akan masuk ke liang kubur. Setelah itu, ia akan ditanya tentang amal perbuatannya. Dan setelah keluarga, anak-anak dan harta bendanya kembali kerumah, tinggal malnya saja yang menemaninya.

Namun, harapan masih banyak. Kita harus tetap bersemangat. Para ulama dan muballigh harus bisa mempertajam cita-cita, menggerakkan tekad dan melembutkan hati dengan nasihat-nasihat semacam ini. Mudah-mudahan cara ini dapat menggerakkan sumbu, menyalakan api dan menerangi jalan.

Siapkanlah bekal anda, wahai hamba-hamba Allah! Wahai orang-orang yang lalai! Ingatlah masa depan yang pasti ini. Hitunglah amal anda sebelum dihitung oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Wahai orang-orang terpedaya oleh dunia, yang halal maupun yang haram, ingatlah kubur dan pikirkanlah tidur anda di dalam timbunan tanah.

Wahai pemuda yang suka bersenang-senang, bermain-main dan asyik dengan kelalaian dan kesenangannya, sadarlah sebelum habis waktu anda.

Wahai wanita yang suka menyia-nyiakan hak-hak Allah, hak-hak dirinya, suaminya dan anak-anaknya, ingatlah apa yang akan anda hadapi.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:


وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّاخَوَّلْنَاكُمْ وَرَآءَ ظُهُورِكُمْ

Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan dibelakangmu (di dunia) apa yang telah kamu kurniakan kepadamu. (QS. Al-An’am :94)

Lakukanlah apa saja yang bisa menyelamatkan anda dari siksa kubur, seperti taubat nasuhaa, amal shalih, menghitung-hitung diri, rajin berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan membaca Istighfar dengan niat yang benar, ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dan hadirilah apa saja yang bisa memicu datangnya siksa kubur, seperti menggunjing, menyebar fitnah (mengadu domba), dan tidak menjaga diri dari percikan air kencing. Karena Rasulullah pernah melewati dua buah kuburan lalu beliau bersabda:

“Susungguhnya mereka berdua benar-benar sedang disiksa dalam perkara yang besar. Salah satu dari mereka dahulu tidak menutup diri dari air kencing. Sedangkan yang lain dahulu suka mengadu domba.” (Shahih Al-Bukhari, 218 dan Shahih Muslim, 292)

Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Jagalah kebersihanmu dari air kencing Karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur disebabkan karena hal itu.” (HR. Ad-Daruquthni, 1/128 dan Al-Hakim, 1/183)

Termasuk yang bisa menyebabkan datangnya siksa kubur ialah riya’ (pamer), menjalankan praktik riba, berbuat zina, dan semua perbuatan maksiat.

Ibadallah! Kita harus memperbaharui taubat yang nasuhaa. Kita harus memohon perlindungan kepada Allah dari terkenan dan himpitan liang kubur. Karena Ummul Mukminin Aisyah Radiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya kubur itu memiliki tekanan. Seandainya ada orang yang bisa selamat darinya, niscaya Sa’ad bin Mu’adz selamat darinya.” (HR. Ishaq bin Rahawaih dalam Musnadnya, 1114, Ahmad, 6/55 dan Ath-Thahawi dalam Musykilul Atsar, 273)

Ayyuhal ikhwah! Bagian luar kubur adalah tanah biasa. Tapi bagian dalamnya bagi orang yang durhaka kepada Allah adalah penyesalan dan siksaan.

Inilah sekilas evaluasi diri sebelum ajal menjemput kita. Mudah-mudahan dapat mendorong kita semua untuk melakukan taubat yang nasuhaa.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

0 komentar:

Mengetahui Isi Hati Orang Lain
Orang mengetahui isi hatinya sendiri yang belum dia ucapkan dan lakukan adalah hal yang biasa, bagaimana tidak sementara hal itu ada pada dirinya, tetapi bagaimana bila orang mengetahui apa yang ada di hati orang lain, padahal orang lain itu hanya berbicara dalam hati, belum mengucapkannya kepada siapa pun? Mungkin sebagian kalangan memungkiri hal ini. Mustahil, katanya. Dari mana cara dan jalannya? Ternyata ada jalannya dan sepertinya jalan inilah yang dipakai oleh sang dukun untuk menerka apa yang ada dalam hati orang atau mengatakan tempat barang yang hilang. Bacalah keterangan berikut, Anda akan berkata, “Oh, begitu toh.”

Ibnu Abu Dawud meriwayatkan dari al-Mutthalib bin Abdullah bin Hanthab bahwa Umar bin al-Khatthab membicarakan seorang wanita dalam hatinya namun tidak mengatakannya kepada siapa pun, lalu seorang laki-laki datang kepada Umar dan berkata, “Engkau membicarakan fulanah bahwa dia adalah wanita mulia lagi cantik di keluarga yang baik.” Umar bertanya, “Siapa yang menyampaikannya kepadamu?” Dia menjawab, ‘Orang-orang membicarakannya.” Umar berkata, “Demi Allah, aku tidak mengatakannya kepada siapa pun, lalu dari mana?” Dia menjawab, “Al-Khannas yang membawanya keluar.” Dan al-Khannas adalah yang yuwaswisu fi shudurin nas
.
Abu al-Jauza` berkata, “Aku mentalak istriku hari Jum’at dan dalam hatiku ingin merujuknya di hari Jum’at berikutnya, aku belum mengatakannya kepada siapa pun. Namun istriku berkata, “Kamu ingin merujukku di hari Jum’at?” Aku bertanya, “Aku belum mengatakannya kepada siapa pun.” Abu al-Jauza` berkata, “Namun aku teringat kata-kata Ibnu Abbas bahwa setan seseorang mengabarkan kepada setan orang lain, dari sanalah pembicaraan menyebar.”

Seorang laki-laki dihadapkan kepada al-Hajjaj bin Yusuf dengan tuduhan sebagai tukang sihir. Al-Hajjaj bertanya, “Kamu tukang sihir?” Dia menjawab, ‘Tidak.” Lalu al-Hajjaj mengambil kerikil dengan telapak tangannya dan dia menghitungnya, lalu dia bertanya kepada laki-laki itu, “Berapa kerikil di tanganku?” Laki-laki itu menjawab, “Sekian.” Lalu al-Hajjaj membuang kerikil dan mengambil kerikil baru namun kali ini dia tidak menghitungnya, dia bertanya, “Berapa kerikil di tanganku?” Dia menjawab, ‘Tidak tahu.” Al-Hajjaj berkata, “Untuk yang pertama kamu tahu, mengapa yang kedua tidak?” Dia menjawab, “Yang pertama karena kamu menghitungnya maka kamu mengetahuinya, maka setanmu juga mengetahui dan dia mengabarkan kepada setanku. Untuk yang kedua engkau tidak mengetahuinya maka setanmu juga tidak mengetahuinya sehingga dia tidak mengabarkan kepada setanku, maka aku tidak tahu.”

Mu'awiyah bin Abu Sufyan bahwa dia memerintahkan katibnya agar menulis kitab tentang rahasia, saat katibnya menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di sebuah huruf dari apa yang ditulis, maka katib itu memukulnya dengan pena, maka sebagian kaki lalat itu terputus. Selanjutnya katib itu keluar dan orang-orang menyambutnya di pintu istana, mereka berkata, “Amirul Mukminin menulis begini dan begini.” Dia bertanya, “Dari mana kalian tahu?” Mereka berkata, “Seorang laki-laki Habasyah kakinya terputus, dia datang kepada kami dan mengatakannya kepada kami.” Lalu katib tersebut kembali kepada Mu'awiyah dan berkata, “Amirul Mukminin, rahasia yang engkau perintahkan kepadaku agar aku menulisnya sudah diketahui oleh orang-orang.” Mu'awiyah bertanya, “Bagaimana bisa demikian?” Dia menjawab, “Kata mereka seorang laki-laki Habasyah kakinya terputus datang kepada mereka dan memberitahu mereka.” Mu'awiyah berkata, “Dia demi Allah yang jiwaku ada di tangannya adalah setan, ia adalah lalat yang kamu pukul dengan pena.” Wallahu a'lam.

Dari Akamul Marjan fi Ahkamil Jan, Badruddin Abdullah asy-Syibli.

Mengetahui Isi Hati Orang Lain
Orang mengetahui isi hatinya sendiri yang belum dia ucapkan dan lakukan adalah hal yang biasa, bagaimana tidak sementara hal itu ada pada dirinya, tetapi bagaimana bila orang mengetahui apa yang ada di hati orang lain, padahal orang lain itu hanya berbicara dalam hati, belum mengucapkannya kepada siapa pun? Mungkin sebagian kalangan memungkiri hal ini. Mustahil, katanya. Dari mana cara dan jalannya? Ternyata ada jalannya dan sepertinya jalan inilah yang dipakai oleh sang dukun untuk menerka apa yang ada dalam hati orang atau mengatakan tempat barang yang hilang. Bacalah keterangan berikut, Anda akan berkata, “Oh, begitu toh.”

Ibnu Abu Dawud meriwayatkan dari al-Mutthalib bin Abdullah bin Hanthab bahwa Umar bin al-Khatthab membicarakan seorang wanita dalam hatinya namun tidak mengatakannya kepada siapa pun, lalu seorang laki-laki datang kepada Umar dan berkata, “Engkau membicarakan fulanah bahwa dia adalah wanita mulia lagi cantik di keluarga yang baik.” Umar bertanya, “Siapa yang menyampaikannya kepadamu?” Dia menjawab, ‘Orang-orang membicarakannya.” Umar berkata, “Demi Allah, aku tidak mengatakannya kepada siapa pun, lalu dari mana?” Dia menjawab, “Al-Khannas yang membawanya keluar.” Dan al-Khannas adalah yang yuwaswisu fi shudurin nas
.
Abu al-Jauza` berkata, “Aku mentalak istriku hari Jum’at dan dalam hatiku ingin merujuknya di hari Jum’at berikutnya, aku belum mengatakannya kepada siapa pun. Namun istriku berkata, “Kamu ingin merujukku di hari Jum’at?” Aku bertanya, “Aku belum mengatakannya kepada siapa pun.” Abu al-Jauza` berkata, “Namun aku teringat kata-kata Ibnu Abbas bahwa setan seseorang mengabarkan kepada setan orang lain, dari sanalah pembicaraan menyebar.”

Seorang laki-laki dihadapkan kepada al-Hajjaj bin Yusuf dengan tuduhan sebagai tukang sihir. Al-Hajjaj bertanya, “Kamu tukang sihir?” Dia menjawab, ‘Tidak.” Lalu al-Hajjaj mengambil kerikil dengan telapak tangannya dan dia menghitungnya, lalu dia bertanya kepada laki-laki itu, “Berapa kerikil di tanganku?” Laki-laki itu menjawab, “Sekian.” Lalu al-Hajjaj membuang kerikil dan mengambil kerikil baru namun kali ini dia tidak menghitungnya, dia bertanya, “Berapa kerikil di tanganku?” Dia menjawab, ‘Tidak tahu.” Al-Hajjaj berkata, “Untuk yang pertama kamu tahu, mengapa yang kedua tidak?” Dia menjawab, “Yang pertama karena kamu menghitungnya maka kamu mengetahuinya, maka setanmu juga mengetahui dan dia mengabarkan kepada setanku. Untuk yang kedua engkau tidak mengetahuinya maka setanmu juga tidak mengetahuinya sehingga dia tidak mengabarkan kepada setanku, maka aku tidak tahu.”

Mu'awiyah bin Abu Sufyan bahwa dia memerintahkan katibnya agar menulis kitab tentang rahasia, saat katibnya menulis, tiba-tiba seekor lalat hinggap di sebuah huruf dari apa yang ditulis, maka katib itu memukulnya dengan pena, maka sebagian kaki lalat itu terputus. Selanjutnya katib itu keluar dan orang-orang menyambutnya di pintu istana, mereka berkata, “Amirul Mukminin menulis begini dan begini.” Dia bertanya, “Dari mana kalian tahu?” Mereka berkata, “Seorang laki-laki Habasyah kakinya terputus, dia datang kepada kami dan mengatakannya kepada kami.” Lalu katib tersebut kembali kepada Mu'awiyah dan berkata, “Amirul Mukminin, rahasia yang engkau perintahkan kepadaku agar aku menulisnya sudah diketahui oleh orang-orang.” Mu'awiyah bertanya, “Bagaimana bisa demikian?” Dia menjawab, “Kata mereka seorang laki-laki Habasyah kakinya terputus datang kepada mereka dan memberitahu mereka.” Mu'awiyah berkata, “Dia demi Allah yang jiwaku ada di tangannya adalah setan, ia adalah lalat yang kamu pukul dengan pena.” Wallahu a'lam.

Dari Akamul Marjan fi Ahkamil Jan, Badruddin Abdullah asy-Syibli.

0 komentar:

Minggu, 06 November 2011

Selamat & Sukses : Idul Adha dan Manasik Haji 1432 H
Posted by LAREALIT 10 DZULHIJAH 1432 H

Seperti pada tahun sebelumnya, setiap bulan Dzulhijjah, keluarga besar Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel selalu mengadakan agenda rutin yakni kegiatan Idul Adha dan Manasik Haji. Kali ini yang mendapatkan tanggung jawab sebagai ketua panitia adalah Bpk. Ahmad Muzamil,S.Pd.I
Dalam rencana pelaksanaanya, kegiatan Idul Adha dan Manasik Haji tahun ini agak sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Dari kegiatan qurban, InsyaAllah tahun ini bapak-bapak Paguyuban jakarta (arisan qurban) akan berqurban 2 ekor Sapi, ini berbeda dengan tahun yang lalu beberapa ekor Kambing. Sementara itu untuk kegiatan manasik haji,
Adapun agenda kegiatan Idul Adha dan Manasik haji ini akan berlangsung selama1 hari yakni tanggal10 dzulhijah 1432.
Semoga dalam pelaksanaanya, kegiatan Idul Adha dan Manasik Haji tahun 1432 H ini yang telah bejalan sukses sesuai apa yang menjadi harapan keluarga besar Madin Salafiyah Karangpakel akan bisa memberi nilai hasanah bagi para santri dan para masyarakat yang ikut menyaksikan kegiatan tersebut sebagai gambaran pelaksanaan Ibadah Haji yang sebenarnya Keluarga besar Maddin Salafiyah Karangpakel mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1432 H.

KEGIATAN MANASIK HAJI MADDIN SALAFIYAH KARANGPAKEL TH 1432 H

Selamat & Sukses : Idul Adha dan Manasik Haji 1432 H
Posted by LAREALIT 10 DZULHIJAH 1432 H

Seperti pada tahun sebelumnya, setiap bulan Dzulhijjah, keluarga besar Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel selalu mengadakan agenda rutin yakni kegiatan Idul Adha dan Manasik Haji. Kali ini yang mendapatkan tanggung jawab sebagai ketua panitia adalah Bpk. Ahmad Muzamil,S.Pd.I
Dalam rencana pelaksanaanya, kegiatan Idul Adha dan Manasik Haji tahun ini agak sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Dari kegiatan qurban, InsyaAllah tahun ini bapak-bapak Paguyuban jakarta (arisan qurban) akan berqurban 2 ekor Sapi, ini berbeda dengan tahun yang lalu beberapa ekor Kambing. Sementara itu untuk kegiatan manasik haji,
Adapun agenda kegiatan Idul Adha dan Manasik haji ini akan berlangsung selama1 hari yakni tanggal10 dzulhijah 1432.
Semoga dalam pelaksanaanya, kegiatan Idul Adha dan Manasik Haji tahun 1432 H ini yang telah bejalan sukses sesuai apa yang menjadi harapan keluarga besar Madin Salafiyah Karangpakel akan bisa memberi nilai hasanah bagi para santri dan para masyarakat yang ikut menyaksikan kegiatan tersebut sebagai gambaran pelaksanaan Ibadah Haji yang sebenarnya Keluarga besar Maddin Salafiyah Karangpakel mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1432 H.

0 komentar:

Makna Ibadah Qurban Bagi Pemberdayaan Mustadh'afin
Sekarang ini, orang sering dengan mudah menguras isi koceknya untuk diri, partai, dan kelompok kepetingannya. Tetapi, betapa sulit menemukan orang yang bersedia melakukan hal serupa bagi kepentingan rakyat banyak yang tidak ada kaitan langsung dengan kemenangan pencalonan kepala daerah, kepentingan partainya dan atau kepentingan kelompoknya.

Ini bisa kita lihat dengan mudah pada saat pemilu sebagaimana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang memilih gubernur dan bupati atau wali kota. Meski sulit dibuktikan secara hukum, masyarakat sebanarnya paham betul berapa uang yang disiapkan untuk kerja tim sukses seorang calon kepala daerah. Sementara itu, jarang sekali –untuk tidak menyatakannya tidak ada- penguasa (birokrat atau politisi) yang berani melakukan hal serupa dengan membiayai pendidikan anak-anak miskin, yatim-piatu dan korban “bencana alam” dan korban penggusuran.
Dalam kenyataan sehari-hari, jarang ditemukan penguasa atau pejabat (birokrat di puncak kekuasaan, DPR/DPD/DPRD) yang berpihak menyusun mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan kaum lemah (mustadh'afin). Sulit rasanya sekarang ini, menemukan penguasa yang “berani lagi berqurban” seperti saat memperebutkan jabatan dalam pilkada atau pemilu. Seakan kebaikan yang dilakukan penguasa hanya diberikan demi mempertahankan atau merebut kekuasaan itu sendiri. Sehingga ketika kekuasaan itu sudah di dapat, maka kebaikan itu berbalik menjadi pemanfaatan atas kelemahan rakyat untuk meraih keuntungan pribadi. Sementara kepentingan rakyat, hanya menjadi masa lalu, ketika suaranya masih dibutuhkan. wallahu 'alam bi al-shawab.

Untuk itulah penting kiranya menempatkan semua kegiatan ibadah keagamaan seperti haji dan qurban, kaitannya dengan pemberdayaan sosial dan ekonomi rakyat banyak. Dalam hal ini mari kita bertanya: “Apa pengaruh ibadah haji dan qurban yang kita lakukan bagi pemberdayaan kaum miskin (mustadh'afin)?”

“QURBAN”, yang secara etimologi berarti “pendekatan”, mengandung pesan tentang upaya mendekatkan diri kepada Tuhan dengan jalan mempersembahkan hidup kita untuk perjuangan membela nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kebajikan ibadah qurban bukan terletak pada persembahan daging hewan qurban, melainkan ketakwaan dan ketulusan (QS al-Hajj: 37).

Sejarah pelaksanaan ibadah qurban ini bermula dari pengujian kesetiaan Ibrahim terhadap Tuhannya. Pada usianya yang telah mencapai 85-an tahun, Ibrahim belum dikaruniai keturunan. Sebagai ijabah dari permohonannya, Tuhan kemudian mengaruniakan seorang keturunan yang kemudian diberi nama Ismail (Tafsir al-Azhar, juz 23: 218). Lima tahun kemudian, Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail. Setelah dimusyawarahkan, kemudian keduanya sepakat bahwa mimpi tersebut merupakan perintah dari Tuhan yang harus dilaksanakan. Di akhir kisah, Ismail diganti dengan seekor domba besar yang kemudian disembelih Ibrahim (QS. 37: 100-107).

Sejatinya Ibadah qurban adalah perintah Tuhan untuk mengorbankan dan menyembelih sifat egois, mementingkan diri sendiri, rakus dan serakah yang dibarengi dengan kecintaan kepada Allah swt yang diwujudkan dalam bentuk solidaritas dan kerja-kerja sosial. Kecintaan pada Allah swt ditunjukkan Nabi Ibrahim dengan kesediaan menyembelih putra kesayangannya Ismail. Sesungguhnya Tuhan menyuruh Ibrahim menyembelih putranya, yang disampaikan melalui mimpi, di samping ujian keimanan juga sarat pesan-pesan sosial kemanusiaan. Kepekaan sosial, keberpihakan kepada kaum lemah dan dilemahkan (mustadh'afin) adalah nilai sekaligus moral sosial yang terkandung dalam ibadah qurban.

Ibadah qurban hakikatnya mengajarkan kita untuk menolak segala bentuk egoisme dan keserakahan. Karena kedua sifat itu hanya akan merampas hak dan kepentingan kaum dhuafa (lemah) dan mustadh'afin (dilemahkan) . Di sisi lain ibadah qurban dapat menjadi solusi terhadap berbagai bentuk ketimpangan dan ketidakadilan sosial yang masih mewarnai di sekitar kita.

Perintah berqurban bagi mereka yang diberi kelebihan rizki dan membagikan dagingnya untuk kaum miskin, mengandung pesan penting "bahwa Kita bisa dekat dengan Allah swt hanya ketika Kita bisa mendekati dan menolong saudara-saudara kita yang serba kekurangan". Semangat menyembelih hewan qurban yang dagingnya dibagikan kepada kaum fuqara dan masakin (fakir dan miskin), jelas dimaksudkan agar terjadi solidaritas dan tolong-menolong antar-anggota masyarakat. Yang kaya menolong si miskin dan sebaliknya yang miskin menolong si kaya. Sikap solidaritas ini diharapkan akan mengurangi kesenjangan sosial dan kondusif bagi pemberdayaan masyarakat.

Meski perayaan ‘idul qurban di rayakan setahun sekali, namun semangat berqurban tersebut seharusnya tidak hanya muncul ketika datang ‘Idul Adha. Ia harus terus -menerus hidup dalam diri kita. Tentu saja, di luar ‘Idul Adha, berqurban itu tidak harus berbentuk penyembelihan hewan. Ia dapat berupa apa saja yang bisa mendorong terwujudnya masyarakat yang berdaya, bermartabat yang selalu menjunjung nilai-nilai keadilan.
Kita sangat berharap dengan perayaan ‘Idul Adha akan muncul semangat berqurban di masyarakat, apalagi pemerintah. Semangat berqurban ini sangat penting artinya dalam membangun masa depan bangsa dan negara ke arah yang lebih maju, lebih baik, dan lebih sejahtera. Makna utama ibadah qurban yang berupa kesediaan untuk berkorban sebagaimana ditunjukkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dapat dijadikan inspirasi bagaimana kita bisa saling berbagi dan memberdayakan sesama umat manusia, terutama mereka yang kurang beruntung. Wallahu'alam bi al-shawab.[]

PELAKSANAAN PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN DUSUN KARANGPAKEL

Makna Ibadah Qurban Bagi Pemberdayaan Mustadh'afin
Sekarang ini, orang sering dengan mudah menguras isi koceknya untuk diri, partai, dan kelompok kepetingannya. Tetapi, betapa sulit menemukan orang yang bersedia melakukan hal serupa bagi kepentingan rakyat banyak yang tidak ada kaitan langsung dengan kemenangan pencalonan kepala daerah, kepentingan partainya dan atau kepentingan kelompoknya.

Ini bisa kita lihat dengan mudah pada saat pemilu sebagaimana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang memilih gubernur dan bupati atau wali kota. Meski sulit dibuktikan secara hukum, masyarakat sebanarnya paham betul berapa uang yang disiapkan untuk kerja tim sukses seorang calon kepala daerah. Sementara itu, jarang sekali –untuk tidak menyatakannya tidak ada- penguasa (birokrat atau politisi) yang berani melakukan hal serupa dengan membiayai pendidikan anak-anak miskin, yatim-piatu dan korban “bencana alam” dan korban penggusuran.
Dalam kenyataan sehari-hari, jarang ditemukan penguasa atau pejabat (birokrat di puncak kekuasaan, DPR/DPD/DPRD) yang berpihak menyusun mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan kaum lemah (mustadh'afin). Sulit rasanya sekarang ini, menemukan penguasa yang “berani lagi berqurban” seperti saat memperebutkan jabatan dalam pilkada atau pemilu. Seakan kebaikan yang dilakukan penguasa hanya diberikan demi mempertahankan atau merebut kekuasaan itu sendiri. Sehingga ketika kekuasaan itu sudah di dapat, maka kebaikan itu berbalik menjadi pemanfaatan atas kelemahan rakyat untuk meraih keuntungan pribadi. Sementara kepentingan rakyat, hanya menjadi masa lalu, ketika suaranya masih dibutuhkan. wallahu 'alam bi al-shawab.

Untuk itulah penting kiranya menempatkan semua kegiatan ibadah keagamaan seperti haji dan qurban, kaitannya dengan pemberdayaan sosial dan ekonomi rakyat banyak. Dalam hal ini mari kita bertanya: “Apa pengaruh ibadah haji dan qurban yang kita lakukan bagi pemberdayaan kaum miskin (mustadh'afin)?”

“QURBAN”, yang secara etimologi berarti “pendekatan”, mengandung pesan tentang upaya mendekatkan diri kepada Tuhan dengan jalan mempersembahkan hidup kita untuk perjuangan membela nilai-nilai kemanusiaan. Nilai kebajikan ibadah qurban bukan terletak pada persembahan daging hewan qurban, melainkan ketakwaan dan ketulusan (QS al-Hajj: 37).

Sejarah pelaksanaan ibadah qurban ini bermula dari pengujian kesetiaan Ibrahim terhadap Tuhannya. Pada usianya yang telah mencapai 85-an tahun, Ibrahim belum dikaruniai keturunan. Sebagai ijabah dari permohonannya, Tuhan kemudian mengaruniakan seorang keturunan yang kemudian diberi nama Ismail (Tafsir al-Azhar, juz 23: 218). Lima tahun kemudian, Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail. Setelah dimusyawarahkan, kemudian keduanya sepakat bahwa mimpi tersebut merupakan perintah dari Tuhan yang harus dilaksanakan. Di akhir kisah, Ismail diganti dengan seekor domba besar yang kemudian disembelih Ibrahim (QS. 37: 100-107).

Sejatinya Ibadah qurban adalah perintah Tuhan untuk mengorbankan dan menyembelih sifat egois, mementingkan diri sendiri, rakus dan serakah yang dibarengi dengan kecintaan kepada Allah swt yang diwujudkan dalam bentuk solidaritas dan kerja-kerja sosial. Kecintaan pada Allah swt ditunjukkan Nabi Ibrahim dengan kesediaan menyembelih putra kesayangannya Ismail. Sesungguhnya Tuhan menyuruh Ibrahim menyembelih putranya, yang disampaikan melalui mimpi, di samping ujian keimanan juga sarat pesan-pesan sosial kemanusiaan. Kepekaan sosial, keberpihakan kepada kaum lemah dan dilemahkan (mustadh'afin) adalah nilai sekaligus moral sosial yang terkandung dalam ibadah qurban.

Ibadah qurban hakikatnya mengajarkan kita untuk menolak segala bentuk egoisme dan keserakahan. Karena kedua sifat itu hanya akan merampas hak dan kepentingan kaum dhuafa (lemah) dan mustadh'afin (dilemahkan) . Di sisi lain ibadah qurban dapat menjadi solusi terhadap berbagai bentuk ketimpangan dan ketidakadilan sosial yang masih mewarnai di sekitar kita.

Perintah berqurban bagi mereka yang diberi kelebihan rizki dan membagikan dagingnya untuk kaum miskin, mengandung pesan penting "bahwa Kita bisa dekat dengan Allah swt hanya ketika Kita bisa mendekati dan menolong saudara-saudara kita yang serba kekurangan". Semangat menyembelih hewan qurban yang dagingnya dibagikan kepada kaum fuqara dan masakin (fakir dan miskin), jelas dimaksudkan agar terjadi solidaritas dan tolong-menolong antar-anggota masyarakat. Yang kaya menolong si miskin dan sebaliknya yang miskin menolong si kaya. Sikap solidaritas ini diharapkan akan mengurangi kesenjangan sosial dan kondusif bagi pemberdayaan masyarakat.

Meski perayaan ‘idul qurban di rayakan setahun sekali, namun semangat berqurban tersebut seharusnya tidak hanya muncul ketika datang ‘Idul Adha. Ia harus terus -menerus hidup dalam diri kita. Tentu saja, di luar ‘Idul Adha, berqurban itu tidak harus berbentuk penyembelihan hewan. Ia dapat berupa apa saja yang bisa mendorong terwujudnya masyarakat yang berdaya, bermartabat yang selalu menjunjung nilai-nilai keadilan.
Kita sangat berharap dengan perayaan ‘Idul Adha akan muncul semangat berqurban di masyarakat, apalagi pemerintah. Semangat berqurban ini sangat penting artinya dalam membangun masa depan bangsa dan negara ke arah yang lebih maju, lebih baik, dan lebih sejahtera. Makna utama ibadah qurban yang berupa kesediaan untuk berkorban sebagaimana ditunjukkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dapat dijadikan inspirasi bagaimana kita bisa saling berbagi dan memberdayakan sesama umat manusia, terutama mereka yang kurang beruntung. Wallahu'alam bi al-shawab.[]

0 komentar:

Sabtu, 05 November 2011





WAHHHHHHH DOAKAN SUKSES YA BESOK ,SAMPAI KETEMU DI POSTINGAN BERIKUTNYA SALAM .....

PERSIAPAN KEGIATAN MANASIK HAJI 10 DZULHIJAH 1432 H





WAHHHHHHH DOAKAN SUKSES YA BESOK ,SAMPAI KETEMU DI POSTINGAN BERIKUTNYA SALAM .....

0 komentar:








KEGIATAN TAKBIR KELILING DALAM RANGKA MENYONGSONG HARI RAYA IDUL AHDA 1432 H








0 komentar:

animasi-bergerak-bendera-indonesia-0010
">See all posts'); document.write('

?max-results=10">

'); document.write("?max-results="+numposts1+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Diberdayakan oleh Blogger.
?">index'); document.write('

?max-results=10">Label 5

');
    ?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");

Mengenai Saya

anak singkong yang tak berhenti bermimpi cinta damai dan selalu setia

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Translate

Popular Posts

MITRA

back to top