Latest Posts

Sabtu, 27 Agustus 2011



Idul Fitri adalah hari raya yang datang berulangkali setiap tanggal 1 Syawal, yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya kata fitri di sini diartikan “berbuka” atau “berhenti puasa” yang identik dengan makan minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri disambut dengan makan-makan dan minum-minum yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.
Terminologi yang Salah

Terminologi Idul Fitri seperti ini harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna idul fitri sendiri juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai ‘Kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci‘ sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang muslim selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.
Makna Idul Fitri yang Asli

Idul Fitri berarti kembali kepada naluri kemanusiaan yang murni, kembali kepada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak Islami, Inilah makna Idul Fitri yang asli.
Kesalahan Besar

Adalah kesalahan besar apabila Idul Firi dimaknai dengan ‘Perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum‘ sehingga tadinya dilarang makan di siang hari, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam, atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan kemudian. Karena Ramadhan sudah usai maka keniaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan.

Ringkasnya kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang shaleh mustman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrahan dan nilai ketaqwaan.

Ketika merayakan Idul Fitri setidaknya ada tiga sikap yang harus kitapunyai, yaitu:

1. Rasa penuh harap kepada AllahSWT (Raja’). Harap akan diampuni dosa-dosa yang berlalu. Janji Allah SWT akan ampunan itu sebagai buah dari “kerja keras” sebulan lamanya menahan hawa nafsu dengan berpuasa.
2. Melakukan evaluasi diri pada ibadah puasa yang telah dikerjakan. Apakah puasayang kita lakukan telah sarat dengan makna, atau hanya puasa menahan lapar dan dahaga saja Di siang bulan Ramadhan kitaberpuasa, tetapi hati kita, lidah kita tidak bisa ditahan dari perbuatan atau perkataari yang menyakitkan orang lain. Kita harus terhindar dari sabda Nabi SAW yang mengatakan banyakorangyang hanya sekedar berpuasa saja: “Banyak sekali orang yang berpuasa, yang hanya puasanya sekedar menahan lapar dan dahaga“.
3. Mempertahankan nilai kesucian yang baru saja diraih. Tidak kehilangan semangat dalam ibadah karena lewatnya bulan Ramadhan, karena predikat taqwa sehantsnya berkelanjutan hingga akhir hayat. Firman Allah SWT: “Hai orang yang beriman, bertagwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kati kamu mati melainkan dalam keadaan ber-agama Islam ” (QS. Ali Imran: 102).

Sumber : Lembar Risalah An-Natijah No. 39/Thn. XIII - 26 September 2008



Idul Fitri adalah hari raya yang datang berulangkali setiap tanggal 1 Syawal, yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya kata fitri di sini diartikan “berbuka” atau “berhenti puasa” yang identik dengan makan minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri disambut dengan makan-makan dan minum-minum yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.
Terminologi yang Salah

Terminologi Idul Fitri seperti ini harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna idul fitri sendiri juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai ‘Kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci‘ sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang muslim selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.
Makna Idul Fitri yang Asli

Idul Fitri berarti kembali kepada naluri kemanusiaan yang murni, kembali kepada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak Islami, Inilah makna Idul Fitri yang asli.
Kesalahan Besar

Adalah kesalahan besar apabila Idul Firi dimaknai dengan ‘Perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum‘ sehingga tadinya dilarang makan di siang hari, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam, atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan kemudian. Karena Ramadhan sudah usai maka keniaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan.

Ringkasnya kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang shaleh mustman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrahan dan nilai ketaqwaan.

Ketika merayakan Idul Fitri setidaknya ada tiga sikap yang harus kitapunyai, yaitu:

1. Rasa penuh harap kepada AllahSWT (Raja’). Harap akan diampuni dosa-dosa yang berlalu. Janji Allah SWT akan ampunan itu sebagai buah dari “kerja keras” sebulan lamanya menahan hawa nafsu dengan berpuasa.
2. Melakukan evaluasi diri pada ibadah puasa yang telah dikerjakan. Apakah puasayang kita lakukan telah sarat dengan makna, atau hanya puasa menahan lapar dan dahaga saja Di siang bulan Ramadhan kitaberpuasa, tetapi hati kita, lidah kita tidak bisa ditahan dari perbuatan atau perkataari yang menyakitkan orang lain. Kita harus terhindar dari sabda Nabi SAW yang mengatakan banyakorangyang hanya sekedar berpuasa saja: “Banyak sekali orang yang berpuasa, yang hanya puasanya sekedar menahan lapar dan dahaga“.
3. Mempertahankan nilai kesucian yang baru saja diraih. Tidak kehilangan semangat dalam ibadah karena lewatnya bulan Ramadhan, karena predikat taqwa sehantsnya berkelanjutan hingga akhir hayat. Firman Allah SWT: “Hai orang yang beriman, bertagwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kati kamu mati melainkan dalam keadaan ber-agama Islam ” (QS. Ali Imran: 102).

Sumber : Lembar Risalah An-Natijah No. 39/Thn. XIII - 26 September 2008

0 komentar:

Rabu, 17 Agustus 2011



Diposkan oleh Abinya Azka di 12:57 Senin, 30 Agustus 2010
Label: Amaliah Ramadhan, Ramadhan
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....
Bismillahirrahmaanirrahiim....

Bulan Ramadhan merupakan momentum peningkatan kebaikan bagi orang-orang yang bertaqwa dan ladang amal bagi orang-orang shaleh. Terutama, sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Sebagian ulama kita membagi bulan ini dengan tiga fase: fase pertama sepuluh hari awal Ramadhan sebagai fase rahmat, sepuluh di tengahnya sebagai fase maghfirah dan sepuluh akhirnya sebagai fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Dari ummul mukminin, Aisyah ra., menceritakan tentang kondisi Nabi Muhammad.saw. ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan: “Beliau jika memasuki sepuluh hari terkahir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.”

Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:

Sebab pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw. berdo’a:

“اللهم اجعل خير عمري آخره وخير عملي خواتمه وخير أيامي يوم ألقاك”

“Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”

Jadi, yang penting adalah hendaknya setiap manusia meangakhiri hidupnya atau perbuatannya dengan kebaikan. Karena boleh jadi ada orang yang jejak hidupnya melakukan sebagian kebaikan, namun ia memilih mengakhiri hidupnya dengan kejelekan.

Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.

Sebab kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan di duga turunnya malam lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa juga turun pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt.

إنا أنزلناه في ليلة القدر

“Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Qur’an pada malam kemulyaan.”

Allah swt. juga berfirman:

شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان

“Bulan Ramadhan,adalah bulan diturunkan di dalamnya Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda -antara yang hak dan yang batil-.”

Dalam hadits disebutkan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan di dalamnya ada lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan darinya maka ia diharamkan mendapatkan kebaikan seluruhnya. Dan tidak diharamkan kebaikannya kecuali ia benar-benar terhalang -mahrum-.”

Al qur’an dan hadits sahih menunjukkan bahwa lailatul qadar itu turun di bulan Ramadhan. Dan boleh jadi di sepanjang bulan Ramadhan semua, lebih lagi di sepuluh terakhir Ramadhan. Sebagaimana sabda Nabi saw.:

“التمسوها في العشر الأواخر من رمضان“.

“Carilah lailatul qadar di sepuluh terakhir Ramadhan.”

Pertanyaan berikutnya, apakah lailatul qadar di seluruh sepuluh akhir Ramadhan atau di bilangan ganjilnya saja? Banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir. Dan juga banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar ada di bilangan ganjil akhir Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda:

“التمسوها في العشر الأواخر وفي الأوتار”

“Carilah lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dan di bilangan ganjil.”

“إن الله وتر يحب الوتر”

“Sesungguhnya Allah ganjil, menyukai bilangan ganjil.”

Oleh karena itu, kita rebut lailatul qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan, baik di bilangan ganjilnya atau di bilangan genapnya. Karena tidak ada konsensus atau ijma’ tentang kapan turunya lailatul qadar.

Di kalangan umat muslim masyhur bahwa lailatul qadar itu turun pada tanggal 27 Ramadhan, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum. Akan tetapi sekali lagi tidak ada konsensus pastinya.

Sehingga imam Ibnu Hajar dalam kitab “Fathul Bari” menyebutkan, “Paling tidak ada 39 pendapat berbeda tentang kapan lailatul qadar.”

Ada yang berpendapat ia turun di malam dua puluh satu, ada yang berpendapat malam dua puluh tiga, dua puluh lima, bahkan ada yang berpendapat tidak tertentu. Ada yang berpendapat lailatul qadar pindah-pindah atau ganti-ganti, pendapat lain lailatul qadar ada di sepanjang tahun. Dan pendapat lainnya yang berbeda-beda.

Untuk lebih hati-hati dan antisipasi, hendaknya setiap manusia menghidupkan sepuluh hari akhir Ramadhan.
Apa yang disunnahkan untuk dikerjakan pada sepuluh hari akhir Ramadhan?

Adalah qiyamullail, sebelumnya didahului dengan shalat tarawih dengan khusyu’. Qira’atul qur’an, dzikir kepada Allah, seperti tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, istighfar, do’a, shalawat atas nabi dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang lainnya.

Lebih khusus memperbanyak do’a yang ma’tsur:

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قُلْت : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْت إنْ عَلِمْت أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ، مَا أَقُولُ فِيهَا ؟ قَالَ : قُولِي : اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah, bahwa beliau berkata: “Saya berkata: Wahai Rasul, apa pendapatmu jika aku mengetahui bahwa malam ini adalah lailatul qadar, apa yang harus aku kerjakan? Nabi bersabda: “Ucapkanlah: “Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni.” (Ya Allah, Engkau Dzat Pengampun, Engkau mencintai orang yang meminta maaf, maka ampunilah saya.” (Ahmad dan disahihkan oleh Al-Albani)

Patut kita renungkan, wahai saudaraku muslim-muslimah: “Laa takuunuu Ramadhaniyyan, walaakin kuunuu Rabbaniyyan. Janganlah kita menjadi hamba Ramadhan, tapi jadilah hamba Tuhan.” Karena ada sebagian manusia yang menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan keta’atan dan qiraatul Qur’an, kemudian ia meninggalkan itu semua bersamaan berlalunya Ramadhan.

Kami katakan kepadanya: “Barangsiapa menyembah Ramadhan, maka Ramadhan telah mati. Namun barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan tidak akan pernah mati.”

Allah cinta agar manusia ta’at sepanjang zaman, sebagaimana Allah murka terhadap orang yang bermaksiat di sepanjang waktu.

Dan karena kita ingin mengambil bekalan sebanyak mungkin di satu bulan ini, untuk mengarungi sebelas bulan selainnya.

Semoga Allah swt. menerima amal kebaikan kita. Amin [] Dakwatuna

تقبل الله منا ومنكم صالح الأعمال.

Semoga semua artikel dan eBook di blog "Artikel Islami - Free Download Ebook Islami" bermanfaat untuk kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....[]


Jangan lupa komentar anda di artikel : Keistimewaan dan Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan - Malam lailatul qadar
Wallahu'alam bissowab, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

Keistimewaan dan Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan - Malam lailatul qadar



Diposkan oleh Abinya Azka di 12:57 Senin, 30 Agustus 2010
Label: Amaliah Ramadhan, Ramadhan
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....
Bismillahirrahmaanirrahiim....

Bulan Ramadhan merupakan momentum peningkatan kebaikan bagi orang-orang yang bertaqwa dan ladang amal bagi orang-orang shaleh. Terutama, sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Sebagian ulama kita membagi bulan ini dengan tiga fase: fase pertama sepuluh hari awal Ramadhan sebagai fase rahmat, sepuluh di tengahnya sebagai fase maghfirah dan sepuluh akhirnya sebagai fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Dari ummul mukminin, Aisyah ra., menceritakan tentang kondisi Nabi Muhammad.saw. ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan: “Beliau jika memasuki sepuluh hari terkahir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.”

Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:

Sebab pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw. berdo’a:

“اللهم اجعل خير عمري آخره وخير عملي خواتمه وخير أيامي يوم ألقاك”

“Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”

Jadi, yang penting adalah hendaknya setiap manusia meangakhiri hidupnya atau perbuatannya dengan kebaikan. Karena boleh jadi ada orang yang jejak hidupnya melakukan sebagian kebaikan, namun ia memilih mengakhiri hidupnya dengan kejelekan.

Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.

Sebab kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan di duga turunnya malam lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa juga turun pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt.

إنا أنزلناه في ليلة القدر

“Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Qur’an pada malam kemulyaan.”

Allah swt. juga berfirman:

شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان

“Bulan Ramadhan,adalah bulan diturunkan di dalamnya Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda -antara yang hak dan yang batil-.”

Dalam hadits disebutkan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan di dalamnya ada lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa diharamkan darinya maka ia diharamkan mendapatkan kebaikan seluruhnya. Dan tidak diharamkan kebaikannya kecuali ia benar-benar terhalang -mahrum-.”

Al qur’an dan hadits sahih menunjukkan bahwa lailatul qadar itu turun di bulan Ramadhan. Dan boleh jadi di sepanjang bulan Ramadhan semua, lebih lagi di sepuluh terakhir Ramadhan. Sebagaimana sabda Nabi saw.:

“التمسوها في العشر الأواخر من رمضان“.

“Carilah lailatul qadar di sepuluh terakhir Ramadhan.”

Pertanyaan berikutnya, apakah lailatul qadar di seluruh sepuluh akhir Ramadhan atau di bilangan ganjilnya saja? Banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar berada di sepuluh hari terakhir. Dan juga banyak hadits yang menerangkan lailatul qadar ada di bilangan ganjil akhir Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda:

“التمسوها في العشر الأواخر وفي الأوتار”

“Carilah lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dan di bilangan ganjil.”

“إن الله وتر يحب الوتر”

“Sesungguhnya Allah ganjil, menyukai bilangan ganjil.”

Oleh karena itu, kita rebut lailatul qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan, baik di bilangan ganjilnya atau di bilangan genapnya. Karena tidak ada konsensus atau ijma’ tentang kapan turunya lailatul qadar.

Di kalangan umat muslim masyhur bahwa lailatul qadar itu turun pada tanggal 27 Ramadhan, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum. Akan tetapi sekali lagi tidak ada konsensus pastinya.

Sehingga imam Ibnu Hajar dalam kitab “Fathul Bari” menyebutkan, “Paling tidak ada 39 pendapat berbeda tentang kapan lailatul qadar.”

Ada yang berpendapat ia turun di malam dua puluh satu, ada yang berpendapat malam dua puluh tiga, dua puluh lima, bahkan ada yang berpendapat tidak tertentu. Ada yang berpendapat lailatul qadar pindah-pindah atau ganti-ganti, pendapat lain lailatul qadar ada di sepanjang tahun. Dan pendapat lainnya yang berbeda-beda.

Untuk lebih hati-hati dan antisipasi, hendaknya setiap manusia menghidupkan sepuluh hari akhir Ramadhan.
Apa yang disunnahkan untuk dikerjakan pada sepuluh hari akhir Ramadhan?

Adalah qiyamullail, sebelumnya didahului dengan shalat tarawih dengan khusyu’. Qira’atul qur’an, dzikir kepada Allah, seperti tasbih, tahlil, tahmid dan takbir, istighfar, do’a, shalawat atas nabi dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang lainnya.

Lebih khusus memperbanyak do’a yang ma’tsur:

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قُلْت : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَرَأَيْت إنْ عَلِمْت أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ، مَا أَقُولُ فِيهَا ؟ قَالَ : قُولِي : اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah, bahwa beliau berkata: “Saya berkata: Wahai Rasul, apa pendapatmu jika aku mengetahui bahwa malam ini adalah lailatul qadar, apa yang harus aku kerjakan? Nabi bersabda: “Ucapkanlah: “Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni.” (Ya Allah, Engkau Dzat Pengampun, Engkau mencintai orang yang meminta maaf, maka ampunilah saya.” (Ahmad dan disahihkan oleh Al-Albani)

Patut kita renungkan, wahai saudaraku muslim-muslimah: “Laa takuunuu Ramadhaniyyan, walaakin kuunuu Rabbaniyyan. Janganlah kita menjadi hamba Ramadhan, tapi jadilah hamba Tuhan.” Karena ada sebagian manusia yang menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan keta’atan dan qiraatul Qur’an, kemudian ia meninggalkan itu semua bersamaan berlalunya Ramadhan.

Kami katakan kepadanya: “Barangsiapa menyembah Ramadhan, maka Ramadhan telah mati. Namun barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan tidak akan pernah mati.”

Allah cinta agar manusia ta’at sepanjang zaman, sebagaimana Allah murka terhadap orang yang bermaksiat di sepanjang waktu.

Dan karena kita ingin mengambil bekalan sebanyak mungkin di satu bulan ini, untuk mengarungi sebelas bulan selainnya.

Semoga Allah swt. menerima amal kebaikan kita. Amin [] Dakwatuna

تقبل الله منا ومنكم صالح الأعمال.

Semoga semua artikel dan eBook di blog "Artikel Islami - Free Download Ebook Islami" bermanfaat untuk kita semua. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....[]


Jangan lupa komentar anda di artikel : Keistimewaan dan Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan - Malam lailatul qadar
Wallahu'alam bissowab, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...

0 komentar:


Hikmah Penurunan al-Quran & Lailatul Qadr

Oleh: Mohd Sukki Othman (Ustaz Shauqi)


Al-Quran adalah mukjizat teragung yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w sebagai hidayah, panduan dan pedoman dalam kehidupan manusia. Ini dijelaskan menerusi firman Allah dalam surah al-Isra’: 9.

Menurut Sheikh Manna’ Qattan dalam bukunya Mabahith fi ‘Ulum al-Quran, proses penurunan al-Quran berlaku dalam dua peringkat. Peringkat pertama ia diturunkan daripada luh mahfuz ke langit dunia secara sekali gus.

Peringkat kedua pula diturunkan daripada langit dunia kepada Nabi s.a.w secara beransur-ansur melalui perantaraan malaikat Jibril as. al-Quran yang diturunkan secara beransur-ansur ini mengambil masa selama hampir 23 tahun.

Ayat pertama diturunkan ialah ayat 1-5 daripada Surah al-‘Alaq yang diturunkan pada 17 Ramadan tahun 610 Masihi di Gua Hira’.

Ayat terakhir ialah ayat 281 surah al-Baqarah yang diturunkan sembilan malam sebelum kewafatan Rasulullah.

Setiap orang Islam mesti berusaha sedaya upaya untuk membaca, memahami, menghayati dan mempraktikkan keseluruhan isi kandungan al-Quran dalam kehidupan.

Dr. Solah Abdul Fattah al-Khalidi dalam bukunya Mafatih li al-Ta’amul ma’a al-Quran menyenaraikan beberapa tujuan utama al-Quran itu diturunkan. Antaranya ialah:

* Untuk mendapat hidayah daripada Allah.

* Untuk mewujudkan peribadi muslim yang unggul dan seimbang.

* Mewujudkan masyarakat Islam tulen.

* Sebagai senjata dalam menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha untuk menghancurkan Islam.

Untuk melihat bahawa kita benar-benar beriman dan yakin terhadap isi dan kandungan al-Quran tersebut perlulah, ada pada diri kita beberapa ciri sebagai tanda dan ukuran. Ciri-ciri yang dimaksudkan itu ialah:

* Hendaklah kita sentiasa membaca dan berusaha menghafalnya. Dengan membaca al-Quran ia dapat menambah kebersihan jiwa, ketenangan, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Dengan membaca al-Quran itu juga, kita akan mendapat ganjaran pahala dan syafaat dari Allah, sebagaimana maksud sabda junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w: “Bacalah al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat kepada pembacanya”.

* Al-Quran itu hendaklah dibaca dengan tartil iaitu dengan bacaan yang terang, jelas dan betul mengikut ilmu tajwid.

* Hendaklah kita sentiasa meneliti, memahami kandungan dan pengertian yang disampaikan dalam al-Quran. Allah berfirman yang bermaksud: Maka adakah mereka sengaja tidak berusaha memahami serta memikirkan isi al-Quran? Atau telah ada di atas hati mereka kunci penutup yang menghalangnya daripada menerima ajaran al-Quran. (Muhammad: 24)

Al-Quran adalah gedung ilmu dan petunjuk yang benar. Ia merupakan khazanah ilmu yang mampu membentuk pemikiran serta akal manusia. Sebab itu apabila seseorang berfikir dengan berlandaskan al-Quran, maka ia menjadi satu pemikiran yang kukuh dan sepadu serta berjaya memimpin diri, keluarga, masyarakat dan negara ke arah yang diredai oleh Allah.

Apatah lagi pada bulan Ramadan ini, Allah menjanjikan pahala yang besar terutamanya pada Lailatul qadr iaitu malam yang padanya diturunkan al-Quran. Lailatul qadr merupakan peluang terbaik kita, oleh itu jangan sia-siakan peluang keemasan ini.

Mengenai persoalan mengapakah masih ramai hamba Allah yang masih memandang ringan kepada Lailatul qadr. Mungkin antara sebabnya ialah:

* Mereka mengidap penyakit lemah iman, kurang jelas tentang kebesaran dan kemuliaan serta ganjaran pahala pada malam al-Qadr, sebaliknya mereka lebih nampak besar perkara-perkara materialistik yang boleh didapati dengan segera di dunia ini.

* Selalu mengikut hawa nafsu sampai mereka tidak sudi untuk melakukan ibadat pada malam-malam 10 akhir Ramadan. Kerana nafsu ingin berehat, menonton televisyen, berbual-bual kosong, mahu bersama-sama bantal, tilam dan kain selimut.

Ada pula yang sibuk membeli-belah untuk persiapan raya sampai terlupa ganjaran yang disediakan oleh Allah pada malam al-qadr.

* Penyakit panjang angan-angan. Mereka berangan-angan akan hidup 100 tahun lagi yang menyebabkan mereka membiarkan malam-malam 10 terakhir Ramadan berlalu begitu sahaja tanpa diisi dengan amal ibadat kepada Allah.

Marilah kita sama-sama menerima bonus Allah yang berupa nikmat Lailatul qadr dengan penuh kesyukuran dan ikhlas hati. Kita sahut panggilan surah al-Qadr ini dengan azam melaksanakan sebanyak-banyak ibadat pada 10 malam tersebut.
Caranya, melakukan solat fardu berjemaah, solat sunat tarawih dan witir, membanyakkan bacaan al-Quran, mengulangi membaca surah al-Ikhlas, berzikir dan berselawat kepada junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w dengan penuh harapan semoga kita termasuk di dalam golongan hamba-hamba Allah yang soleh

Hikmah Penurunan al-Quran & Lailatul Qadr


Hikmah Penurunan al-Quran & Lailatul Qadr

Oleh: Mohd Sukki Othman (Ustaz Shauqi)


Al-Quran adalah mukjizat teragung yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w sebagai hidayah, panduan dan pedoman dalam kehidupan manusia. Ini dijelaskan menerusi firman Allah dalam surah al-Isra’: 9.

Menurut Sheikh Manna’ Qattan dalam bukunya Mabahith fi ‘Ulum al-Quran, proses penurunan al-Quran berlaku dalam dua peringkat. Peringkat pertama ia diturunkan daripada luh mahfuz ke langit dunia secara sekali gus.

Peringkat kedua pula diturunkan daripada langit dunia kepada Nabi s.a.w secara beransur-ansur melalui perantaraan malaikat Jibril as. al-Quran yang diturunkan secara beransur-ansur ini mengambil masa selama hampir 23 tahun.

Ayat pertama diturunkan ialah ayat 1-5 daripada Surah al-‘Alaq yang diturunkan pada 17 Ramadan tahun 610 Masihi di Gua Hira’.

Ayat terakhir ialah ayat 281 surah al-Baqarah yang diturunkan sembilan malam sebelum kewafatan Rasulullah.

Setiap orang Islam mesti berusaha sedaya upaya untuk membaca, memahami, menghayati dan mempraktikkan keseluruhan isi kandungan al-Quran dalam kehidupan.

Dr. Solah Abdul Fattah al-Khalidi dalam bukunya Mafatih li al-Ta’amul ma’a al-Quran menyenaraikan beberapa tujuan utama al-Quran itu diturunkan. Antaranya ialah:

* Untuk mendapat hidayah daripada Allah.

* Untuk mewujudkan peribadi muslim yang unggul dan seimbang.

* Mewujudkan masyarakat Islam tulen.

* Sebagai senjata dalam menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha untuk menghancurkan Islam.

Untuk melihat bahawa kita benar-benar beriman dan yakin terhadap isi dan kandungan al-Quran tersebut perlulah, ada pada diri kita beberapa ciri sebagai tanda dan ukuran. Ciri-ciri yang dimaksudkan itu ialah:

* Hendaklah kita sentiasa membaca dan berusaha menghafalnya. Dengan membaca al-Quran ia dapat menambah kebersihan jiwa, ketenangan, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Dengan membaca al-Quran itu juga, kita akan mendapat ganjaran pahala dan syafaat dari Allah, sebagaimana maksud sabda junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w: “Bacalah al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat kepada pembacanya”.

* Al-Quran itu hendaklah dibaca dengan tartil iaitu dengan bacaan yang terang, jelas dan betul mengikut ilmu tajwid.

* Hendaklah kita sentiasa meneliti, memahami kandungan dan pengertian yang disampaikan dalam al-Quran. Allah berfirman yang bermaksud: Maka adakah mereka sengaja tidak berusaha memahami serta memikirkan isi al-Quran? Atau telah ada di atas hati mereka kunci penutup yang menghalangnya daripada menerima ajaran al-Quran. (Muhammad: 24)

Al-Quran adalah gedung ilmu dan petunjuk yang benar. Ia merupakan khazanah ilmu yang mampu membentuk pemikiran serta akal manusia. Sebab itu apabila seseorang berfikir dengan berlandaskan al-Quran, maka ia menjadi satu pemikiran yang kukuh dan sepadu serta berjaya memimpin diri, keluarga, masyarakat dan negara ke arah yang diredai oleh Allah.

Apatah lagi pada bulan Ramadan ini, Allah menjanjikan pahala yang besar terutamanya pada Lailatul qadr iaitu malam yang padanya diturunkan al-Quran. Lailatul qadr merupakan peluang terbaik kita, oleh itu jangan sia-siakan peluang keemasan ini.

Mengenai persoalan mengapakah masih ramai hamba Allah yang masih memandang ringan kepada Lailatul qadr. Mungkin antara sebabnya ialah:

* Mereka mengidap penyakit lemah iman, kurang jelas tentang kebesaran dan kemuliaan serta ganjaran pahala pada malam al-Qadr, sebaliknya mereka lebih nampak besar perkara-perkara materialistik yang boleh didapati dengan segera di dunia ini.

* Selalu mengikut hawa nafsu sampai mereka tidak sudi untuk melakukan ibadat pada malam-malam 10 akhir Ramadan. Kerana nafsu ingin berehat, menonton televisyen, berbual-bual kosong, mahu bersama-sama bantal, tilam dan kain selimut.

Ada pula yang sibuk membeli-belah untuk persiapan raya sampai terlupa ganjaran yang disediakan oleh Allah pada malam al-qadr.

* Penyakit panjang angan-angan. Mereka berangan-angan akan hidup 100 tahun lagi yang menyebabkan mereka membiarkan malam-malam 10 terakhir Ramadan berlalu begitu sahaja tanpa diisi dengan amal ibadat kepada Allah.

Marilah kita sama-sama menerima bonus Allah yang berupa nikmat Lailatul qadr dengan penuh kesyukuran dan ikhlas hati. Kita sahut panggilan surah al-Qadr ini dengan azam melaksanakan sebanyak-banyak ibadat pada 10 malam tersebut.
Caranya, melakukan solat fardu berjemaah, solat sunat tarawih dan witir, membanyakkan bacaan al-Quran, mengulangi membaca surah al-Ikhlas, berzikir dan berselawat kepada junjungan besar Nabi Muhammad s.a.w dengan penuh harapan semoga kita termasuk di dalam golongan hamba-hamba Allah yang soleh

0 komentar:

Hikmah Lailatul Qadar


Aku sujud padaMu ya ALLAH..

LAILATUL Qadar adalah malam yang berlaku pada Ramadan. Malam ini disebutkan dalam dua surah al-Quran, iaitu pada surah al-Dukhan dan al-Qadr.

Firman Allah bermaksud: “Sesungguhnya kami telah turunkan al-Quran itu pada malam yang penuh keberkatan dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (Surah al-Dukhan, ayat 2)

Firman Allah bermaksud: “Sesungguhnya kami telah turunkan al-Quran itu pada malam kemuliaan.” (Surah al-Qadr, ayat 1)

Berdasarkan ayat di atas dapat dilihat bahawa malam al-Qadar disebut juga dengan malam yang penuh keberkatan. Sebab pada malam itu Allah mencucuri pelbagai rahmat, keampunan dan keberkatan kepada orang yang beramal dengan khusyuk dan berdoa dengan penuh keikhlasan.

Kepada mereka Allah memberikan ganjaran kebaikan yang sama nilainya dengan beramal seribu. Firman Allah bermaksud: “Malam al-Qadar itu itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Surah al-Qadr, ayat 3)

Ada beberapa riwayat yang menceritakan sebab Allah menurunkan malam al-Qadar untuk umat Muhammad.

Menurut Imam Malik, Rasulullah melihat bahawa umur umatnya tidak sepanjang umat sebelum mereka, baginda bermohon kepada Allah memberikan peluang di mana umatnya supaya dapat beramal dengan yang nilainya sama dengan amalan umat sebelum mereka.

Berdasarkan permohonan inilah maka Allah menurunkan Lailatul Qadar.

Syeikh Muhammad Abduh berpendapat bahawa sebab malam itu diturunkan kepada umat Muhamad kerana Qadar itu bermakna ketentuan atau takdir. Pada malam itu Allah mula mentakdirkan agama-Nya dan memerintahkan nabi-Nya untuk menyeru manusia kepada agama yang melepaskan mereka daripada segala kehancuran dan kerosakan.

Pendapat Syeikh Muhammad Abduh ini berdasarkan kenyataan bahawa al-Quran pertama kali diturunkan pada malam al-Qadar. Turunnya al-Quran pada dasarnya adalah watikah pelantikan Muhammad sebagai nabi dan rasul yang bertanggungjawab menyampaikan risalah Islam. Begitu juga dalam mengubah corak hidup manusia daripada alam jahiliah kepada suasana Islam. Ertinya malam al-Qadar itu adalah malam disyariatkan Islam kepada umat Nabi Muhammad sebagai agama penyelamat untuk seluruh alam.

Ada ulama lain yang menyatakan bahawa penyebab dikatakan dengan malam al-Qadar kerana pada malam itu Allah menetapkan takdir setiap makhluk baik berupa rezeki, umur atau sakit atau sihatnya seseorang untuk jangka masa setahun, iaitu dari malam al-Qadar tahun ini hingga ke malam al-Qadar tahun depan.

Mengenai jatuhnya malam al-Qadar, ulama berbeza pendapat mengenainya. Imam Nawawi berkata bahawa sebahagian ulama menyatakan malam itu bergilir dari tahun ke tahun. Ertinya apabila pada tahun ini berlaku pada malam 29 Ramadan, maka tahun akan datang datang pada malam berbeza.

Hal sama dikatakan oleh Ibn Hazm bahawa Lailatul Qadar itu ada kalanya pada malam 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadan.

Sementara menurut jumhur ulama, Lailatul Qadar berlaku pada malam yang sama pada setiap Ramadan iaitu pada malam 27 Ramadan. Ini berdasarkan hadis Rasulullah daripada Ubai bin Ka’ab yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan hadis dari Mu’awiyah yang diriwayatkan Abu Dawud. “Saya mendengar Rasulullah bersabda carilah Lailatul Qadar itu pada malam 27.”

Sebahagian sahabat dan ulama mencuba menentukan Lailatul Qadar dengan cara lain, iaitu menggunakan rumusan tertentu.

Ibnu Abbas berkata bahawa surah al-Qadr itu terdiri daripada 30 kalimah. Kata salamum hiya (selamat sejahteralah malam itu) berada pada kalimah yang ke-27. Oleh itu Ibnu Abbas menyatakan bahawa malam al-Qadar berlaku pada malam ke-27.

Sementara sebahagian ulama menyatakan bahawa kalimat Lailatul Qadr terdiri daripada sembilan huruf. Dalam surah al-Qadr kata-kata Lailatul Qadr itu diulang-ulang sebanyak tiga kali. Maka sembilan darab tiga adalah 27. Maknanya Lailatul Qadar itu berlaku pada malam 27.

Sementara ulama lain seperti Ahmad Marzuk dan Ibnu Arabi berpendapat bahawa Lailatul Qadar itu berlaku pada malam Jumaat ganjil pada 10 malam terakhir Ramadan.

Namun dalil yang paling kuat mengenai Lailatul Qadar adalah hadis daripada Aishah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. “Carilah sedaya-upaya kamu Lailatul Qadar itu pada sepuluh malam ganjil pada akhir Ramadan.”

Perbezaan pendapat sahabat dan ulama ini sebenarnya adalah satu kenyataan bahawa tidak ada satu dalil jelas yang menunjukkan bila malam ini berlaku. Tetapi sahabat dan ulama bersepakat dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Aishah tadi bahawa malam itu berlaku pada sepuluh malam ganjil akhir Ramadan.

Menurut Prof Wahbah al-Zuhayli, sebab dirahsiakan Lailatul Qadar supaya umat Islam sentiasa berusaha beribadah pada setiap malam Ramadan tanpa menumpukan pada satu malam saja. Ini kerana setiap malam pada Ramadan memiliki hikmah dan rahsia tersendiri

Hikmah Lailatul Qadar

Hikmah Lailatul Qadar


Aku sujud padaMu ya ALLAH..

LAILATUL Qadar adalah malam yang berlaku pada Ramadan. Malam ini disebutkan dalam dua surah al-Quran, iaitu pada surah al-Dukhan dan al-Qadr.

Firman Allah bermaksud: “Sesungguhnya kami telah turunkan al-Quran itu pada malam yang penuh keberkatan dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (Surah al-Dukhan, ayat 2)

Firman Allah bermaksud: “Sesungguhnya kami telah turunkan al-Quran itu pada malam kemuliaan.” (Surah al-Qadr, ayat 1)

Berdasarkan ayat di atas dapat dilihat bahawa malam al-Qadar disebut juga dengan malam yang penuh keberkatan. Sebab pada malam itu Allah mencucuri pelbagai rahmat, keampunan dan keberkatan kepada orang yang beramal dengan khusyuk dan berdoa dengan penuh keikhlasan.

Kepada mereka Allah memberikan ganjaran kebaikan yang sama nilainya dengan beramal seribu. Firman Allah bermaksud: “Malam al-Qadar itu itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Surah al-Qadr, ayat 3)

Ada beberapa riwayat yang menceritakan sebab Allah menurunkan malam al-Qadar untuk umat Muhammad.

Menurut Imam Malik, Rasulullah melihat bahawa umur umatnya tidak sepanjang umat sebelum mereka, baginda bermohon kepada Allah memberikan peluang di mana umatnya supaya dapat beramal dengan yang nilainya sama dengan amalan umat sebelum mereka.

Berdasarkan permohonan inilah maka Allah menurunkan Lailatul Qadar.

Syeikh Muhammad Abduh berpendapat bahawa sebab malam itu diturunkan kepada umat Muhamad kerana Qadar itu bermakna ketentuan atau takdir. Pada malam itu Allah mula mentakdirkan agama-Nya dan memerintahkan nabi-Nya untuk menyeru manusia kepada agama yang melepaskan mereka daripada segala kehancuran dan kerosakan.

Pendapat Syeikh Muhammad Abduh ini berdasarkan kenyataan bahawa al-Quran pertama kali diturunkan pada malam al-Qadar. Turunnya al-Quran pada dasarnya adalah watikah pelantikan Muhammad sebagai nabi dan rasul yang bertanggungjawab menyampaikan risalah Islam. Begitu juga dalam mengubah corak hidup manusia daripada alam jahiliah kepada suasana Islam. Ertinya malam al-Qadar itu adalah malam disyariatkan Islam kepada umat Nabi Muhammad sebagai agama penyelamat untuk seluruh alam.

Ada ulama lain yang menyatakan bahawa penyebab dikatakan dengan malam al-Qadar kerana pada malam itu Allah menetapkan takdir setiap makhluk baik berupa rezeki, umur atau sakit atau sihatnya seseorang untuk jangka masa setahun, iaitu dari malam al-Qadar tahun ini hingga ke malam al-Qadar tahun depan.

Mengenai jatuhnya malam al-Qadar, ulama berbeza pendapat mengenainya. Imam Nawawi berkata bahawa sebahagian ulama menyatakan malam itu bergilir dari tahun ke tahun. Ertinya apabila pada tahun ini berlaku pada malam 29 Ramadan, maka tahun akan datang datang pada malam berbeza.

Hal sama dikatakan oleh Ibn Hazm bahawa Lailatul Qadar itu ada kalanya pada malam 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadan.

Sementara menurut jumhur ulama, Lailatul Qadar berlaku pada malam yang sama pada setiap Ramadan iaitu pada malam 27 Ramadan. Ini berdasarkan hadis Rasulullah daripada Ubai bin Ka’ab yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan hadis dari Mu’awiyah yang diriwayatkan Abu Dawud. “Saya mendengar Rasulullah bersabda carilah Lailatul Qadar itu pada malam 27.”

Sebahagian sahabat dan ulama mencuba menentukan Lailatul Qadar dengan cara lain, iaitu menggunakan rumusan tertentu.

Ibnu Abbas berkata bahawa surah al-Qadr itu terdiri daripada 30 kalimah. Kata salamum hiya (selamat sejahteralah malam itu) berada pada kalimah yang ke-27. Oleh itu Ibnu Abbas menyatakan bahawa malam al-Qadar berlaku pada malam ke-27.

Sementara sebahagian ulama menyatakan bahawa kalimat Lailatul Qadr terdiri daripada sembilan huruf. Dalam surah al-Qadr kata-kata Lailatul Qadr itu diulang-ulang sebanyak tiga kali. Maka sembilan darab tiga adalah 27. Maknanya Lailatul Qadar itu berlaku pada malam 27.

Sementara ulama lain seperti Ahmad Marzuk dan Ibnu Arabi berpendapat bahawa Lailatul Qadar itu berlaku pada malam Jumaat ganjil pada 10 malam terakhir Ramadan.

Namun dalil yang paling kuat mengenai Lailatul Qadar adalah hadis daripada Aishah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. “Carilah sedaya-upaya kamu Lailatul Qadar itu pada sepuluh malam ganjil pada akhir Ramadan.”

Perbezaan pendapat sahabat dan ulama ini sebenarnya adalah satu kenyataan bahawa tidak ada satu dalil jelas yang menunjukkan bila malam ini berlaku. Tetapi sahabat dan ulama bersepakat dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Aishah tadi bahawa malam itu berlaku pada sepuluh malam ganjil akhir Ramadan.

Menurut Prof Wahbah al-Zuhayli, sebab dirahsiakan Lailatul Qadar supaya umat Islam sentiasa berusaha beribadah pada setiap malam Ramadan tanpa menumpukan pada satu malam saja. Ini kerana setiap malam pada Ramadan memiliki hikmah dan rahsia tersendiri

0 komentar:


Read more: Mengganti tampilan Cursor Mouse pada Blogger ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/03/mengganti-tampilan-cursor-mouse-pada.html#ixzz1VH5nEiMF
Under Creative Commons License: Attribution

ARSIP BUAT BENTUK CURSOR


Read more: Mengganti tampilan Cursor Mouse pada Blogger ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/03/mengganti-tampilan-cursor-mouse-pada.html#ixzz1VH5nEiMF
Under Creative Commons License: Attribution

0 komentar:

Radio Attarmasi FM dapat Dinikmati Lewat Radio Streaming


listen_liveTremas : Alhamdulillah hi Robbil Alamiin……harapan dari semua pihak terutama Alumni pondok Tremas yang menginginkan Radio Attarmasi FM untuk Goo dunia Maya akhirnya dapat terwujud.ini setelah crew yang dibantu beberapa Alumni yang berkompeten dalam bidang Teknologi (IT) ikut mencurahkan pikiran serta tenaganya untuk radio Attarmasi FM tercinta ,Sehingga radio ini dapat dinikmati siaranya melalui Radio streaming.

Tepat pukul 17.30 menjelang buka puasa sore tadi ( 16/08) radio On Line dapat diudarakn lewat jaringn Internet di Website Resmi Pondok Tremas dan di Web Blog radio Attarmasi FM.Ini Berarti Radio Attarmasi FM Pacitan dapat di nikmati siaranya oleh pendengar di Pelbagai belahan dunia.

diusianya yang menginjak 4 tahun ini,Attarmsi FM yang berada pada Frequensi 95,5 Mhz berusaha untuk memaksimalkan serta menghadirkan Program acara yang terbaik yang telah ada sehingga mampu bersaing dengan radio-radio lainya yang ada di Pacitn dan sekitarnya.Untuk dapat mendengarkan Siaran secara langsung bisa di klik di http://attarmsifm.wordprees.com.

Harapan dari para pendengar yang menikmati radio Attarmasi FM fm melalui streaming, mudah-mudahan langkah awal ini menjadi pemicu bagi Crew Radio Attarmasi FM untuk lebih Aktif & kreatif memberikan yang terbaik buat pendengar/pecintanya! amiin.

Radio Attarmasi FM dapat Dinikmati Lewat Radio Streaming


listen_liveTremas : Alhamdulillah hi Robbil Alamiin……harapan dari semua pihak terutama Alumni pondok Tremas yang menginginkan Radio Attarmasi FM untuk Goo dunia Maya akhirnya dapat terwujud.ini setelah crew yang dibantu beberapa Alumni yang berkompeten dalam bidang Teknologi (IT) ikut mencurahkan pikiran serta tenaganya untuk radio Attarmasi FM tercinta ,Sehingga radio ini dapat dinikmati siaranya melalui Radio streaming.

Tepat pukul 17.30 menjelang buka puasa sore tadi ( 16/08) radio On Line dapat diudarakn lewat jaringn Internet di Website Resmi Pondok Tremas dan di Web Blog radio Attarmasi FM.Ini Berarti Radio Attarmasi FM Pacitan dapat di nikmati siaranya oleh pendengar di Pelbagai belahan dunia.

diusianya yang menginjak 4 tahun ini,Attarmsi FM yang berada pada Frequensi 95,5 Mhz berusaha untuk memaksimalkan serta menghadirkan Program acara yang terbaik yang telah ada sehingga mampu bersaing dengan radio-radio lainya yang ada di Pacitn dan sekitarnya.Untuk dapat mendengarkan Siaran secara langsung bisa di klik di http://attarmsifm.wordprees.com.

Harapan dari para pendengar yang menikmati radio Attarmasi FM fm melalui streaming, mudah-mudahan langkah awal ini menjadi pemicu bagi Crew Radio Attarmasi FM untuk lebih Aktif & kreatif memberikan yang terbaik buat pendengar/pecintanya! amiin.

0 komentar:

Minggu, 07 Agustus 2011

Hikmah Kemerdekaan





ImageSaudaraku, betapa pentingnya kita mengambil hikmah kemerdekaan ini. Kemerdekaan dapat diartikan pula agar kita mampu membebaskan diri dari berbagai belenggu yang dapat merusak martabat kita sebagai manusia mulia, karena terjajah oleh sesuatu selain Allah. WASPADA Online
Saudaraku, betapa pentingnya kita mengambil hikmah kemerdekaan ini. Kemerdekaan dapat diartikan pula agar kita mampu membebaskan diri dari berbagai belenggu yang dapat merusak martabat kita sebagai manusia mulia, karena terjajah oleh sesuatu selain Allah.

Saudaraku, sudah enam puluh dua tahun bangsa Indonesia merdeka. Dalam hal ini, tentu sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat kemerdekaan yang dikaruniakan-Nya. Tidak bisa kita mungkiri bahwa kemerdekaan tersebut tidak lepas dari perjuangan para pahlawan.

Sungguh, salah satu ciri bangsa yang pandai bersyukur adalah pandai menghargai jasa para pahlawannya. Bangsa yang pandai bersyukur mampu pula
mengoreksi dan memperbaiki dirinya, serta saling berlomba menggapai ampunan dan rida Allah. Tidak mudah memang, tapi sebagai bangsa kita harus berjuang, mulai dari diri kita untuk mensyukuri nikmat yang telah kita terima. Lalu, seperti apakah hidup merdeka itu? Nah, dalam uraian ini secara sederhana, insya Allah akan kita paparkan mengenai hidup merdeka.

Kemerdekaan dapat kita nikmati pula jika kita dapat menghindari penjajahan dalam diri kita, misalnya dalam bentuk amarah. Kita harus berjuang sungguh-sungguh untuk melatih diri menjadi seorang yang dapat mengendalikan amarah, melatih diri untuk tidak mudah tersinggung, melatih diri untuk mudah memaafkan dan memaklumi keadaan orang lain, bahkan kalau bisa latih diri kita untuk membalas dengan kebaikan kepada orang-orang yang khilaf berbuat keburukan kepada kita. Insya Allah hidup ini lebih ringan dan bermartabat jika kita mampu melakukannya.
Penjajahan lain yang sering mempengaruhi kehidupan kita, jika kita terbelenggu oleh cinta. Cinta tentunya dapat memperindah dan menghiasi hidup kita. Tapi kita lihat juga ada orang yang terjerumus ke dalam lembah nista dan perbuatan-perbuatan yang hina justru karena cinta. Tentu cinta buta yang membuat tidak bisa melihat kebenaran. Waspadalah saudaraku, jatuh cinta ibarat memasuki sebuah pusaran air, kalau tidak hati-hati semakin cinta semakin membelenggu, semakin hanyut, berkurang rasa malu, dan membaranya nafsu yang akhirnya menyengsarakan dunia dan akhirat.

Sahabatku yang baik, semakin banyak kita bergantung kepada sesuatu, maka kita akan takut kehilangan sesuatu itu. Seperti orang yang bersandar di kursi maka ia akan takut kursinya diambil. Tetapi bergantunglah kepada Allah, itulah yang akan memuaskan, karena Allah menggenggam segala yang kita butuhkan.

Allah Maha Tahu masalah kita, Allah Maha Tahu segala jalan keluar dari kesulitan kita dan Allahlah yang kuasa atas segala-galanya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ath-Thalaq/65 ayat: 2-3 yang artinya: ... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.

Saudaraku keyakinan kepada Allah jangan pernah mengurangi ikhtiar kita, itulah orang-orang yang akan menikmati kemerdekaan dalam hidup ini. Sehingga Akhlak kita menjadi mulia dan indah jika setiap perilaku kita bisa menjadi amal shaleh yang menjadi bekal kebahagiaan dunia dan menjadi bekal perjumpaan dengan Allah SWT. Sekali merdeka tetap merdeka. Sekali menjadi hamba Allah selama-lamanya hanyalah untuk mengabdi kepada Allah. Wallahu a'lam bish showab

HIKMAH KEMERDEKAAN

Hikmah Kemerdekaan





ImageSaudaraku, betapa pentingnya kita mengambil hikmah kemerdekaan ini. Kemerdekaan dapat diartikan pula agar kita mampu membebaskan diri dari berbagai belenggu yang dapat merusak martabat kita sebagai manusia mulia, karena terjajah oleh sesuatu selain Allah. WASPADA Online
Saudaraku, betapa pentingnya kita mengambil hikmah kemerdekaan ini. Kemerdekaan dapat diartikan pula agar kita mampu membebaskan diri dari berbagai belenggu yang dapat merusak martabat kita sebagai manusia mulia, karena terjajah oleh sesuatu selain Allah.

Saudaraku, sudah enam puluh dua tahun bangsa Indonesia merdeka. Dalam hal ini, tentu sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat kemerdekaan yang dikaruniakan-Nya. Tidak bisa kita mungkiri bahwa kemerdekaan tersebut tidak lepas dari perjuangan para pahlawan.

Sungguh, salah satu ciri bangsa yang pandai bersyukur adalah pandai menghargai jasa para pahlawannya. Bangsa yang pandai bersyukur mampu pula
mengoreksi dan memperbaiki dirinya, serta saling berlomba menggapai ampunan dan rida Allah. Tidak mudah memang, tapi sebagai bangsa kita harus berjuang, mulai dari diri kita untuk mensyukuri nikmat yang telah kita terima. Lalu, seperti apakah hidup merdeka itu? Nah, dalam uraian ini secara sederhana, insya Allah akan kita paparkan mengenai hidup merdeka.

Kemerdekaan dapat kita nikmati pula jika kita dapat menghindari penjajahan dalam diri kita, misalnya dalam bentuk amarah. Kita harus berjuang sungguh-sungguh untuk melatih diri menjadi seorang yang dapat mengendalikan amarah, melatih diri untuk tidak mudah tersinggung, melatih diri untuk mudah memaafkan dan memaklumi keadaan orang lain, bahkan kalau bisa latih diri kita untuk membalas dengan kebaikan kepada orang-orang yang khilaf berbuat keburukan kepada kita. Insya Allah hidup ini lebih ringan dan bermartabat jika kita mampu melakukannya.
Penjajahan lain yang sering mempengaruhi kehidupan kita, jika kita terbelenggu oleh cinta. Cinta tentunya dapat memperindah dan menghiasi hidup kita. Tapi kita lihat juga ada orang yang terjerumus ke dalam lembah nista dan perbuatan-perbuatan yang hina justru karena cinta. Tentu cinta buta yang membuat tidak bisa melihat kebenaran. Waspadalah saudaraku, jatuh cinta ibarat memasuki sebuah pusaran air, kalau tidak hati-hati semakin cinta semakin membelenggu, semakin hanyut, berkurang rasa malu, dan membaranya nafsu yang akhirnya menyengsarakan dunia dan akhirat.

Sahabatku yang baik, semakin banyak kita bergantung kepada sesuatu, maka kita akan takut kehilangan sesuatu itu. Seperti orang yang bersandar di kursi maka ia akan takut kursinya diambil. Tetapi bergantunglah kepada Allah, itulah yang akan memuaskan, karena Allah menggenggam segala yang kita butuhkan.

Allah Maha Tahu masalah kita, Allah Maha Tahu segala jalan keluar dari kesulitan kita dan Allahlah yang kuasa atas segala-galanya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ath-Thalaq/65 ayat: 2-3 yang artinya: ... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.

Saudaraku keyakinan kepada Allah jangan pernah mengurangi ikhtiar kita, itulah orang-orang yang akan menikmati kemerdekaan dalam hidup ini. Sehingga Akhlak kita menjadi mulia dan indah jika setiap perilaku kita bisa menjadi amal shaleh yang menjadi bekal kebahagiaan dunia dan menjadi bekal perjumpaan dengan Allah SWT. Sekali merdeka tetap merdeka. Sekali menjadi hamba Allah selama-lamanya hanyalah untuk mengabdi kepada Allah. Wallahu a'lam bish showab

0 komentar:

Keutamaan 10 Hari Terakhir Bulan RamadhaN


Bulan Ramadhan merupakan bulan yang agung, bulan yang selalu dijadikan momentum untuk meningkatkan kebaikan, ketakwaan serta menjadi ladang amal bagi orang-orang yang shaleh dan beriman kepada Allah SwT.

Tidak terasa, Ramadhan tahun ini sudah mendekati akhir karena telah telah memasuki 10 hari terakhir. Sebagian ulama kita membagi fase bulan Ramadhan dengan tiga bagian. Fase pertama, yaitu 10 hari pertama adalah sebagai fase rahmat, 10 hari kedua atau pertengahan adalah fase maghfiroh, serta fase ketiga atau 10 hari terakhir adalah fase pembebasan dari api neraka. Maka saat ini kita berada dalam fase ketiga, yaitu fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Salman al- farisi, “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Rasulullah Muhammad Saw, yang merupakan manusia terpilih dan suri tauladan terbaik bagi kita, jika Ramadhan memasuki 10 hari terakhir, maka beliau semakin memaksimalkan diri dalam beribadah. Beliau menghidupkan malam harinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SwT, bahkan beliau membangunkan keluarganya agar turut beribadah. Dari Aisyah r.a., ia menceritakan tentang keadaan Nabi Saw ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, “Beliau jika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupakn malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari).
Rasulullah Saw sangat memerhatikan 10 hari terakhir bulan Ramadhan karena di dalamnya begitu banyak keutamaan yang bisa didapatkan pada waktu-waktu tersebut. Beberapa di antaranya: Pertama, sebagaimana sudah lazim kita pahami bahwa sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan adalah turunnya lailatul qadr. Malam yang sangat dinantikan untuk didapatkan oleh orang-orang yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan pengharapan ridha Allah SwT, karena pada malam tersebut siapa saja yang beribadah kepada Allah SwT dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah SwT maka nilai ibadahnya sama dengan bernilai ibadah selama 1000 bulan yang juga berarti sama dengan 83 tahun 4 bulan. Sebagaimana firman Allah SwT dalam surat Al-Qadr ayat 3: “Lailatul Qdr itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3).

Tentunya dengan mendapatkan lailatul qadr adalah suatu hal yang sangat membahagiakan bagi orang yang beriman yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan kepada Allah SwT. oleh karenanya, pada hari 10 terakhir ini tidak sedikit dari kaum muslimin yang melakukan i’tikaf di masjid agar rangkaian ibadah yang dilaksanakan, shalat malam, tadarus Al-Qur’an, berdzikir dan amalan-amalan lainnya dapat dilaksanakan dengan khusyuk, tentunya dengan tujuan lailatul qadr dapat diraih. Pada malam tersebut keberkahan Allah swT melimpah ruah, banyaknya malaikat yang turun pada malam tersebut, termasuk Jibril a.s. Allah SwT berfirman: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr; 5).

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw juga menyebutkan tentang keutamaan melakukan qiyamullail di malam tersebut. Beliau bersabda. “Barangsiapa melakukan shalat malam pada lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keutamaan kedua adalah sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap insan manusia yang beriman kepada Allah SwT mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan berupaya dengan semaksimal mungkin mengerahkan segala daya dan upayanya untuk meningkatkan ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Karena amal perbuatan itu tergantung pada penutupnya atau akhirnya.

Rasullah Saw bersabda: “Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu kelak.”

Dengan demikian mari kita maksimalkan sisa-sisa bulan Ramadhan ini dengan meningkatkan amaliyah ibadah kita kepada Allah SwT dengan qiyamullail (menghidupkan malam) pada bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam penghujung bulkan ini. Semoga kita mendapatkan segala limpahan kemuliaan dari Allah SwT. Amiiiin......(Zarkasih)

Keutamaan 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Keutamaan 10 Hari Terakhir Bulan RamadhaN


Bulan Ramadhan merupakan bulan yang agung, bulan yang selalu dijadikan momentum untuk meningkatkan kebaikan, ketakwaan serta menjadi ladang amal bagi orang-orang yang shaleh dan beriman kepada Allah SwT.

Tidak terasa, Ramadhan tahun ini sudah mendekati akhir karena telah telah memasuki 10 hari terakhir. Sebagian ulama kita membagi fase bulan Ramadhan dengan tiga bagian. Fase pertama, yaitu 10 hari pertama adalah sebagai fase rahmat, 10 hari kedua atau pertengahan adalah fase maghfiroh, serta fase ketiga atau 10 hari terakhir adalah fase pembebasan dari api neraka. Maka saat ini kita berada dalam fase ketiga, yaitu fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Salman al- farisi, “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Rasulullah Muhammad Saw, yang merupakan manusia terpilih dan suri tauladan terbaik bagi kita, jika Ramadhan memasuki 10 hari terakhir, maka beliau semakin memaksimalkan diri dalam beribadah. Beliau menghidupkan malam harinya untuk mendekatkan diri kepada Allah SwT, bahkan beliau membangunkan keluarganya agar turut beribadah. Dari Aisyah r.a., ia menceritakan tentang keadaan Nabi Saw ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, “Beliau jika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupakn malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari).
Rasulullah Saw sangat memerhatikan 10 hari terakhir bulan Ramadhan karena di dalamnya begitu banyak keutamaan yang bisa didapatkan pada waktu-waktu tersebut. Beberapa di antaranya: Pertama, sebagaimana sudah lazim kita pahami bahwa sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan adalah turunnya lailatul qadr. Malam yang sangat dinantikan untuk didapatkan oleh orang-orang yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan pengharapan ridha Allah SwT, karena pada malam tersebut siapa saja yang beribadah kepada Allah SwT dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah SwT maka nilai ibadahnya sama dengan bernilai ibadah selama 1000 bulan yang juga berarti sama dengan 83 tahun 4 bulan. Sebagaimana firman Allah SwT dalam surat Al-Qadr ayat 3: “Lailatul Qdr itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3).

Tentunya dengan mendapatkan lailatul qadr adalah suatu hal yang sangat membahagiakan bagi orang yang beriman yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan kepada Allah SwT. oleh karenanya, pada hari 10 terakhir ini tidak sedikit dari kaum muslimin yang melakukan i’tikaf di masjid agar rangkaian ibadah yang dilaksanakan, shalat malam, tadarus Al-Qur’an, berdzikir dan amalan-amalan lainnya dapat dilaksanakan dengan khusyuk, tentunya dengan tujuan lailatul qadr dapat diraih. Pada malam tersebut keberkahan Allah swT melimpah ruah, banyaknya malaikat yang turun pada malam tersebut, termasuk Jibril a.s. Allah SwT berfirman: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr; 5).

Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw juga menyebutkan tentang keutamaan melakukan qiyamullail di malam tersebut. Beliau bersabda. “Barangsiapa melakukan shalat malam pada lailatul qadr karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keutamaan kedua adalah sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap insan manusia yang beriman kepada Allah SwT mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan berupaya dengan semaksimal mungkin mengerahkan segala daya dan upayanya untuk meningkatkan ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Karena amal perbuatan itu tergantung pada penutupnya atau akhirnya.

Rasullah Saw bersabda: “Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu kelak.”

Dengan demikian mari kita maksimalkan sisa-sisa bulan Ramadhan ini dengan meningkatkan amaliyah ibadah kita kepada Allah SwT dengan qiyamullail (menghidupkan malam) pada bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam penghujung bulkan ini. Semoga kita mendapatkan segala limpahan kemuliaan dari Allah SwT. Amiiiin......(Zarkasih)

0 komentar:

Sabtu, 06 Agustus 2011

PROGRAM STUDI
1. Program Studi
1. Program studi ini berstatus S-1, berlangsung selama 4 (empat) tahun berturut-turut. Setiap tahun terdiri dari 2 (dua) semester.
2. Program Studi di Ma’had Aly al Tarmasi Sementara Fakultas syariah dengan kajian Fiqih dan Ushul Fiqih.
2. Kurikulum Ma’had Aly disusun sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu mengkaji bidang studi Agama Islam dengan program kekhususan ilmu yang terbagi dalam 5 (lima) program bidang studi :
a. Program Pengajian pendalaman Tafsir
b. Program Pengajian pendalaman Hadits
c. Program Pengajian pendalaman Fiqih dan Ushul Fiqih
d. Program Pengajian pendalaman Ilmu Alat
e. Program Pengajian pendalaman Tasawuf
METODE BELAJAR
Proses belajar mengajar seluruhnya disampaikan dengan mengunakan Bahasa Indonesia seta bahasa arab. Adapun klasifikasi program belajar sebagai berikut :
1. Dirasah Yaumiyyah disampaikan dengan metode :
1. Ceramah dan dialog interaktif
2. Pengajian model bandongan dan sorogan
3. Studi kepustakaan literatur klasik keagamaan
4. Tadris wa at-ta’lim
5. Muhadatsah / Muhawaroh
6. Penugasan penulisan ilmiah
2. Kegiatan extra
1. Mudzakaroh / kajian mendalam terhadap kitab-kitab tertentu untuk penguasaan bidang studi dengan bimbingan dosen bidang studi
2. Membahas Masa’il Fiqhiyyah, Maudlu’iyyah dan Waqi’iyyah

DIROSAH PIP TREMAS PACITAN

PROGRAM STUDI
1. Program Studi
1. Program studi ini berstatus S-1, berlangsung selama 4 (empat) tahun berturut-turut. Setiap tahun terdiri dari 2 (dua) semester.
2. Program Studi di Ma’had Aly al Tarmasi Sementara Fakultas syariah dengan kajian Fiqih dan Ushul Fiqih.
2. Kurikulum Ma’had Aly disusun sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu mengkaji bidang studi Agama Islam dengan program kekhususan ilmu yang terbagi dalam 5 (lima) program bidang studi :
a. Program Pengajian pendalaman Tafsir
b. Program Pengajian pendalaman Hadits
c. Program Pengajian pendalaman Fiqih dan Ushul Fiqih
d. Program Pengajian pendalaman Ilmu Alat
e. Program Pengajian pendalaman Tasawuf
METODE BELAJAR
Proses belajar mengajar seluruhnya disampaikan dengan mengunakan Bahasa Indonesia seta bahasa arab. Adapun klasifikasi program belajar sebagai berikut :
1. Dirasah Yaumiyyah disampaikan dengan metode :
1. Ceramah dan dialog interaktif
2. Pengajian model bandongan dan sorogan
3. Studi kepustakaan literatur klasik keagamaan
4. Tadris wa at-ta’lim
5. Muhadatsah / Muhawaroh
6. Penugasan penulisan ilmiah
2. Kegiatan extra
1. Mudzakaroh / kajian mendalam terhadap kitab-kitab tertentu untuk penguasaan bidang studi dengan bimbingan dosen bidang studi
2. Membahas Masa’il Fiqhiyyah, Maudlu’iyyah dan Waqi’iyyah

0 komentar:





0 komentar:

Menag Resmikan IAIN Surakarta


Solo (Pinmas)--Kondisi Institut Agama Islam Negeri secara umum belum kondusif melakukan transformasi cepat. Terutama menyikapi peralihan sosial, budaya, dan teknologi. Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. "Harus diakui belum sepenuhnya kondusif," katanya saat Peresmian Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Surakarta, Kamis (28/7).

Padahal, kata Menag, fungsi tersebut merupakan peran penting yang diemban oleh perguruan tinggi Islam (PTAI) menyikapi kondisi sosial ekonomi, budaya, keagamaan yang masih rapuh. Menurutnya, ketidaksiapan itu dilatarbelakangi beberapa kendala. Baik internal maupun eksternal. Kendala internal yang memicu kondisi tersebut antaralain pengelolaan lembaga, kepemimpinan, sumber daya manusia, danayang kecil, serta motivasi kerja dan kinerja.

Di level eksternal, lanjut Menag, persaingan yang ketat antarlembaga dan komersialisasi pendidikan turut menjadi penyebabnya. Mengatasi berbagai kendala itu, diperlukan kesungguhan, kepemipinan yang visioner. "Harus ada lompatan kuantum dari kebiasaan," katanya.

Namun demikian, ungkap Menag, sejak 5 dasawarsa PTAI mengalami kemajuan. Hal itu terlihat dari berbagai indikasi. Diantaranya dari aspek kelembagaan, jumlah PTAI meningkat. Hingga 2011 terdapat 612 PTAI. Sebanyak 52 PTAI berstatus negeri dengan 15 lembaga berbentuk IAIN, 6 UIN, dan 31 STAIN. Sedangkan 560 PTAI masih dikelola swasta. Dari sisi mutu, pengingkatan mutu PTAI tampak pada kualitas penelitian, jumlah doctor, dan kepercayaan masyarakat terhadap PTAIN.

Ketua IAIN Surakarta, Imam Sukardi, mengatakan perubahan status dan nama perguruan tersebut terjadi tiga kali. Pada 1992 bernama IAIN Walisongo lalu berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri melalui Keputusan Presiden Tahun 1997. Di 2011, nama dan status itu berganti menjadi IAIN Surakarta.

Imam yang juga Rektor IAIN Surakarta terlantik Periode 2011-2015, mengatakan perubahan tersebut tak sekadar pergantian nama dan status. Tetapi momentum penguatan jati diri sebagai pusat kajian yang berkualitas terutama menghadapi simbiosisi Islam dan budaya. IAIN Surakarta diharapkan mengambil peran untuk meneguhkan harmonisasi Islam dan budaya itu. Dengan demikian, pendidikan Islam yang diajarkan bersifat inklusif, toleran, dan mampu menciptakan keharmonian antara Islam dan budaya.

Diakui, kata Imam, konstribusi PTAI masih terbatas. Perbaikan mutu pendidikan tak bisa dielakkan. Perubahan status tersebut patut menjadi pemantik untuk meningkatkan kualitas tidak hanya bagi 5000 mahasiswa tetapi juga dosen.

"Output harus bermanfaat dan jadi asset yang bisa diiandalkan," katanya.
(Rep/Nasih)

Menag Resmikan IAIN Surakarta

Menag Resmikan IAIN Surakarta


Solo (Pinmas)--Kondisi Institut Agama Islam Negeri secara umum belum kondusif melakukan transformasi cepat. Terutama menyikapi peralihan sosial, budaya, dan teknologi. Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. "Harus diakui belum sepenuhnya kondusif," katanya saat Peresmian Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Surakarta, Kamis (28/7).

Padahal, kata Menag, fungsi tersebut merupakan peran penting yang diemban oleh perguruan tinggi Islam (PTAI) menyikapi kondisi sosial ekonomi, budaya, keagamaan yang masih rapuh. Menurutnya, ketidaksiapan itu dilatarbelakangi beberapa kendala. Baik internal maupun eksternal. Kendala internal yang memicu kondisi tersebut antaralain pengelolaan lembaga, kepemimpinan, sumber daya manusia, danayang kecil, serta motivasi kerja dan kinerja.

Di level eksternal, lanjut Menag, persaingan yang ketat antarlembaga dan komersialisasi pendidikan turut menjadi penyebabnya. Mengatasi berbagai kendala itu, diperlukan kesungguhan, kepemipinan yang visioner. "Harus ada lompatan kuantum dari kebiasaan," katanya.

Namun demikian, ungkap Menag, sejak 5 dasawarsa PTAI mengalami kemajuan. Hal itu terlihat dari berbagai indikasi. Diantaranya dari aspek kelembagaan, jumlah PTAI meningkat. Hingga 2011 terdapat 612 PTAI. Sebanyak 52 PTAI berstatus negeri dengan 15 lembaga berbentuk IAIN, 6 UIN, dan 31 STAIN. Sedangkan 560 PTAI masih dikelola swasta. Dari sisi mutu, pengingkatan mutu PTAI tampak pada kualitas penelitian, jumlah doctor, dan kepercayaan masyarakat terhadap PTAIN.

Ketua IAIN Surakarta, Imam Sukardi, mengatakan perubahan status dan nama perguruan tersebut terjadi tiga kali. Pada 1992 bernama IAIN Walisongo lalu berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri melalui Keputusan Presiden Tahun 1997. Di 2011, nama dan status itu berganti menjadi IAIN Surakarta.

Imam yang juga Rektor IAIN Surakarta terlantik Periode 2011-2015, mengatakan perubahan tersebut tak sekadar pergantian nama dan status. Tetapi momentum penguatan jati diri sebagai pusat kajian yang berkualitas terutama menghadapi simbiosisi Islam dan budaya. IAIN Surakarta diharapkan mengambil peran untuk meneguhkan harmonisasi Islam dan budaya itu. Dengan demikian, pendidikan Islam yang diajarkan bersifat inklusif, toleran, dan mampu menciptakan keharmonian antara Islam dan budaya.

Diakui, kata Imam, konstribusi PTAI masih terbatas. Perbaikan mutu pendidikan tak bisa dielakkan. Perubahan status tersebut patut menjadi pemantik untuk meningkatkan kualitas tidak hanya bagi 5000 mahasiswa tetapi juga dosen.

"Output harus bermanfaat dan jadi asset yang bisa diiandalkan," katanya.
(Rep/Nasih)

0 komentar:


Menteri Agama Resmikan Website dan Radio Istiqlal

Jakarta (Pinmas)--Awal Puasa, Masjid Istiqlal meluncurkan website dan radio Shautul Istiqlal. Dua media baru tersebut diresmikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali.

Dalam sambutannya, Suryadharma mengatakan, kehadiran dua media informasi baru tersebut bisa meningkatkan sarana dakwah masjid yang menyentuh semua kalangan masyarakat.

"Harus bisa menjadi ikon dan contoh masjid yang multi fungsi, sebagai masjid milik negara," kata Suryadharma ketika memberi sambutan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu 31 Juli 2011.

Suryadharma mengatakan, keberadaan dua media tersebut bisa mendapat respons yang baik dari masyarakat. Selain Menteri Agama, Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar yang juga hadir mengatakan pihaknya menyambut baik keberadaan website dan radio Shautul Istiqlal tersebut.

"Bisa menjadi bagian dari sarana dakwah, baik kepada umat Islam maupun bangsa Indonesia secara umum," kata Patrialis, ketika meninjau studio radio Shautul Istiqlal.

Dalam ceramahnya, Suryadharma mengatakan bulan puasa tahun ini dapat memberi dampak baru bagi kehidupan pribadi, keluarga, sosial, bangsa Indonesia. "Semoga puasa tahun ini lebih baik dari tahun kemarin," kata Suryadharma.

Suryadharma menambahkan, ibadah puasa sejalan dengan peran bangsa dalam upaya pembangunan yang berorientasi pada perbaikan diri manusia. "Akhlak dan karakter yang baik hanya bisa dibangun dengan menghayati makna puasa," kata Suryadharma.

Dia menambahkan, banyak manfaat yang bisa didapat dari puasa. "Pantas kiranya bila suatu ketika Nabi Muhammad pernah mengatakan, seandainya umat manusia tahu keistimewaan Ramadan, mereka akan memohon seluruh bulan adalah Ramadan," kata Suryadharma.(viva)

Menteri Agama Resmikan Website dan Radio Istiqlal


Menteri Agama Resmikan Website dan Radio Istiqlal

Jakarta (Pinmas)--Awal Puasa, Masjid Istiqlal meluncurkan website dan radio Shautul Istiqlal. Dua media baru tersebut diresmikan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali.

Dalam sambutannya, Suryadharma mengatakan, kehadiran dua media informasi baru tersebut bisa meningkatkan sarana dakwah masjid yang menyentuh semua kalangan masyarakat.

"Harus bisa menjadi ikon dan contoh masjid yang multi fungsi, sebagai masjid milik negara," kata Suryadharma ketika memberi sambutan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu 31 Juli 2011.

Suryadharma mengatakan, keberadaan dua media tersebut bisa mendapat respons yang baik dari masyarakat. Selain Menteri Agama, Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar yang juga hadir mengatakan pihaknya menyambut baik keberadaan website dan radio Shautul Istiqlal tersebut.

"Bisa menjadi bagian dari sarana dakwah, baik kepada umat Islam maupun bangsa Indonesia secara umum," kata Patrialis, ketika meninjau studio radio Shautul Istiqlal.

Dalam ceramahnya, Suryadharma mengatakan bulan puasa tahun ini dapat memberi dampak baru bagi kehidupan pribadi, keluarga, sosial, bangsa Indonesia. "Semoga puasa tahun ini lebih baik dari tahun kemarin," kata Suryadharma.

Suryadharma menambahkan, ibadah puasa sejalan dengan peran bangsa dalam upaya pembangunan yang berorientasi pada perbaikan diri manusia. "Akhlak dan karakter yang baik hanya bisa dibangun dengan menghayati makna puasa," kata Suryadharma.

Dia menambahkan, banyak manfaat yang bisa didapat dari puasa. "Pantas kiranya bila suatu ketika Nabi Muhammad pernah mengatakan, seandainya umat manusia tahu keistimewaan Ramadan, mereka akan memohon seluruh bulan adalah Ramadan," kata Suryadharma.(viva)

0 komentar:

Kamis, 04 Agustus 2011

Ramalan Rasulullah SAW Tentang Akhir Zaman
Label: Spiritual

Sebagian ramalan kanjeng Nabi SAW. Ramalan-ramalan ini telah muncul di zaman ini, sehubungan maraknya perselisihan/perdebatan di antara umat muslim hingga hari ini, antara golongan (kaum) ahlussunnah wal jamaah dengan "ahlussunah wal jamaah", antara pengikut salafus sholeh dengan "pengikut salafus sholeh", dlsb. Berhati-hatilah.

• " Maka bahawasanya siapa yang hidup (lama) di antaramu nescaya akan melihat perselisihan (faham) yang banyak. Ketika itu pegang teguhlah Sunnahku dan Sunnah Khalifah Ar Rasyidin yang diberi hidayah. Pegang teguhlah itu dan gigitlah dengan gerahammu." (Hadis riwayat Imam Abu Daud dan lain-lain. Lihat Sunan Abu Daud juzuk 4, muka surat 201)

• Akan keluar suatu kaum akhir zaman, orang orang muda yang bodoh fikirannya. Mereka banyak mengucapkan perkataan "Khairil Bariyyah" (Maksudnya firman-firman Tuhan yang dibawa oleh Nabi.) Iman mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagai munculnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu lawanlah mereka" (Sahih - Imam Bukhari)

• Dari Abu Said Al-Khudri z, ia berkata, Ali kwh yang sedang berada di Yaman, mengirimkan emas yang masih dalam bijinya kepada Rasulullah , kemudian Rasulullah membagikannya kepada beberapa orang, Aqra‘ bin Habis al-Hanzhali, Uyainah bin Badr al-Fazari, Al qamah bin Ulatsah al-Amiri, seorang dari Bani Kilab, Zaidul Khair at-Thaiy, seorang dari Bani Nabhan. Orang-orang Quraisy marah dan berkata: "Apakah baginda memberi para pemimpin Najed, dan tidak memberikan kepada kami?" Rasulullah bersabda: "Aku melakukan itu adalah untuk mengikat hati mereka. Kemudian datang seorang lelaki yang berjenggot lebat, kedua tulang pipinya menonjol, kedua matanya cekung, jidatnya jenong dan kepalanya botak. Ia berkata: "Takutlah kepada Allah, ya Muhammad!" Rasulullah bersabda: "Siapa lagi yang taat kepada Allah jika aku mendurhakai-Nya? Apakah Dia mempercayai aku atas penduduk bumi, sedangkan kamu tidak mempercayai aku?" Lalu laki-laki itu pergi. Seseorang di antara para sahabat minta izin untuk membunuh laki-laki itu (diriwayatkan bahwa orang yang ingin membunuh itu adalah Khalid bin Walid), tetapi Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya di antara bangsaku ada orang-orang yang membaca al Quran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum ‘Aad. (Shahih Muslim no. 1762)

• Dalam hadits yang lain, Imam Bukhari (nomor 6421) dari Shahabat Abu Said Alhudzri, Waktu itu baru selesai perang hunain, Rasulullah SAW membagi ghanimah (harta rampasan perang). Tiba2 datang Abdullah bin Dzil Huwashirah, dari bani Tamim dan berkata "I’dil ya Rasulallah", berbuat adillah ya Rasulallah. Menurut riwayat Abdur Rahman bin Abi Nu’min, malah "Ittaqillah Ya Muhammad", taqwalah pada Allah, hai Muhammad. Menurut riwayat Abdullah bin Amr, "I’dil ya Muhammad". Menurut Imam Hakim, "Ya Muhammad, wallahi lain kaanallahu amaraka an ta’dil maa araka ta’dil". Demi Allah, engkau telah diperintah adil, tapi kenapa kok tidak adil. Ada juga varian hadits lain, ma araka adalta fil qismah". Dan Rasulullah SAW menjawabnya, "siapa lagi yang adil kalau aku sdh dianggap gak adil". Di riwayat lain, Rasulullah SAW sampai sumpah, "demi Allah tak kan kau jumpai setelahku orang yang lebih adil daripadaku terhadapmu". Demi menyaksikan kedurhakaan orang ini, Sayyidina Umar RA langsung angkat bicara, "biarkan saya penggal leher orang ini". Dijawab oleh Rasulullah SAW, "Biarkan saja. Sesungguhnya dia nanti punya banyak pengikut, kalau kalian membandingkan shalat kalian dengan shalat mereka, kalian bakal minder. Juga kalau kalian bandingkan puasa kalian dengannya kelihatan kalah. Tapi mereka itu keluar dari agama seakan-akan keluarnya anak panah dari busurnya". Bahkan saking cepatnya digambarkan oleh Rasulullah SAW, bahwa "Umpama qudzadznya dilihat (oleh pemanah) tidak ada apa-apanya, juga nashlnya (besi ujung panah), rishafnya (tempat masuknya nashl), nadliynya (batang anak panah), tidak ada bekas apa-apanya. Begitu cepatnya hingga tak ternodai oleh kotoran dan darah (si hewan buruan itu, waktu menembusnya).

• “Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama (para ulama, pen.) di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran. (Ahmad)

• “Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka’ bin Luka’ (orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh dua orang mulia” (Thabrani)

• “Sesungguhnya diantara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja.” (Ahmad)

wallahu a'lam

Ramalan Rasulullah SAW Tentang Akhir Zaman

Ramalan Rasulullah SAW Tentang Akhir Zaman
Label: Spiritual

Sebagian ramalan kanjeng Nabi SAW. Ramalan-ramalan ini telah muncul di zaman ini, sehubungan maraknya perselisihan/perdebatan di antara umat muslim hingga hari ini, antara golongan (kaum) ahlussunnah wal jamaah dengan "ahlussunah wal jamaah", antara pengikut salafus sholeh dengan "pengikut salafus sholeh", dlsb. Berhati-hatilah.

• " Maka bahawasanya siapa yang hidup (lama) di antaramu nescaya akan melihat perselisihan (faham) yang banyak. Ketika itu pegang teguhlah Sunnahku dan Sunnah Khalifah Ar Rasyidin yang diberi hidayah. Pegang teguhlah itu dan gigitlah dengan gerahammu." (Hadis riwayat Imam Abu Daud dan lain-lain. Lihat Sunan Abu Daud juzuk 4, muka surat 201)

• Akan keluar suatu kaum akhir zaman, orang orang muda yang bodoh fikirannya. Mereka banyak mengucapkan perkataan "Khairil Bariyyah" (Maksudnya firman-firman Tuhan yang dibawa oleh Nabi.) Iman mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagai munculnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa denganmu lawanlah mereka" (Sahih - Imam Bukhari)

• Dari Abu Said Al-Khudri z, ia berkata, Ali kwh yang sedang berada di Yaman, mengirimkan emas yang masih dalam bijinya kepada Rasulullah , kemudian Rasulullah membagikannya kepada beberapa orang, Aqra‘ bin Habis al-Hanzhali, Uyainah bin Badr al-Fazari, Al qamah bin Ulatsah al-Amiri, seorang dari Bani Kilab, Zaidul Khair at-Thaiy, seorang dari Bani Nabhan. Orang-orang Quraisy marah dan berkata: "Apakah baginda memberi para pemimpin Najed, dan tidak memberikan kepada kami?" Rasulullah bersabda: "Aku melakukan itu adalah untuk mengikat hati mereka. Kemudian datang seorang lelaki yang berjenggot lebat, kedua tulang pipinya menonjol, kedua matanya cekung, jidatnya jenong dan kepalanya botak. Ia berkata: "Takutlah kepada Allah, ya Muhammad!" Rasulullah bersabda: "Siapa lagi yang taat kepada Allah jika aku mendurhakai-Nya? Apakah Dia mempercayai aku atas penduduk bumi, sedangkan kamu tidak mempercayai aku?" Lalu laki-laki itu pergi. Seseorang di antara para sahabat minta izin untuk membunuh laki-laki itu (diriwayatkan bahwa orang yang ingin membunuh itu adalah Khalid bin Walid), tetapi Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya di antara bangsaku ada orang-orang yang membaca al Quran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum ‘Aad. (Shahih Muslim no. 1762)

• Dalam hadits yang lain, Imam Bukhari (nomor 6421) dari Shahabat Abu Said Alhudzri, Waktu itu baru selesai perang hunain, Rasulullah SAW membagi ghanimah (harta rampasan perang). Tiba2 datang Abdullah bin Dzil Huwashirah, dari bani Tamim dan berkata "I’dil ya Rasulallah", berbuat adillah ya Rasulallah. Menurut riwayat Abdur Rahman bin Abi Nu’min, malah "Ittaqillah Ya Muhammad", taqwalah pada Allah, hai Muhammad. Menurut riwayat Abdullah bin Amr, "I’dil ya Muhammad". Menurut Imam Hakim, "Ya Muhammad, wallahi lain kaanallahu amaraka an ta’dil maa araka ta’dil". Demi Allah, engkau telah diperintah adil, tapi kenapa kok tidak adil. Ada juga varian hadits lain, ma araka adalta fil qismah". Dan Rasulullah SAW menjawabnya, "siapa lagi yang adil kalau aku sdh dianggap gak adil". Di riwayat lain, Rasulullah SAW sampai sumpah, "demi Allah tak kan kau jumpai setelahku orang yang lebih adil daripadaku terhadapmu". Demi menyaksikan kedurhakaan orang ini, Sayyidina Umar RA langsung angkat bicara, "biarkan saya penggal leher orang ini". Dijawab oleh Rasulullah SAW, "Biarkan saja. Sesungguhnya dia nanti punya banyak pengikut, kalau kalian membandingkan shalat kalian dengan shalat mereka, kalian bakal minder. Juga kalau kalian bandingkan puasa kalian dengannya kelihatan kalah. Tapi mereka itu keluar dari agama seakan-akan keluarnya anak panah dari busurnya". Bahkan saking cepatnya digambarkan oleh Rasulullah SAW, bahwa "Umpama qudzadznya dilihat (oleh pemanah) tidak ada apa-apanya, juga nashlnya (besi ujung panah), rishafnya (tempat masuknya nashl), nadliynya (batang anak panah), tidak ada bekas apa-apanya. Begitu cepatnya hingga tak ternodai oleh kotoran dan darah (si hewan buruan itu, waktu menembusnya).

• “Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama (para ulama, pen.) di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran. (Ahmad)

• “Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka’ bin Luka’ (orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh dua orang mulia” (Thabrani)

• “Sesungguhnya diantara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja.” (Ahmad)

wallahu a'lam

0 komentar:

ANGKA 19 DALAM AL QUR'AN dan Telapak Tangan
Label: Spiritual

Pada surat ke-74 (Al Mudatsir) ayat : 30-31, yang artinya sbb :
“Yang atasnya ada sembilanbelas. …….., dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (angka 19) melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”.

Keajaiban angka 19 di dalam kitab AlQur'an ini pertama kali ditemukan seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa. Hasil penemuannya ini didemonstrasikan ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London pada tahun 1976 . Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :

1. “Bismillaahirrahmaanirraahiim” (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) sebagai pembuka setiap surat dalam Al Qur'an ternyata terdiri dari 19 huruf (atau 19 X 1 ).

2. Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.

Kata dalam Al Qur'an Jumlah Kelipatan 19
Ismi 19 19 X 1
Allah 2.698 19 X 142
Arrahman 57 19 X 3
Arrahim 114 19 X 6

Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19 , yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 X 8).

3. Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (atau 19 X 6 ).

4. Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6 ), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9 (At Taubah), sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.

5. Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.


============ surat ke : 9, 10, 11, 12, ………………., 25, 26, 27
======= urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.

6. Surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’. Jika nomor surat (27) dan nomor ayatnya (30) dijumlahkan , yaitu 27 + 30 = 57. Hasilnya merupakan kelipatan angka 19(atau 19 X 3 ).

7. Dari point 6, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 s/d ke-27, (9+10+11+12+…+24+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18 ).

8. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ) dan 76 huruf (atau 19 X 4 )

9. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2 ).

10. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3 ).

11. Wahyu terakhir (Surat ke-110 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19X1).

12. Wahyu yang pertamakali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke-112, Al Ikhlas)

13. Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19 X 1 ) dan 304 huruf (atau 19 X 16 ). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/ dihitung mundur dari belakang Quran.

=========== surat ke : 114, 113, 112, 111, ………………., 98, 97, 96
======= urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.

Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat : 20, yang artinya : “Allah telah mengepung/ mengunci mereka dari belakang”.

14. Dari point 13, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 s/d ke-96, (114+113+112+111+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105 ).

15. Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 (Al Kahfi) ayat : 19 (atau 19 X 1 ).

16. Penulis juga menemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat ditemukan yang paling banyak dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sbb :

= surat ke: 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri dari: 8 ayat
= surat ke: 62, 63, 93, 100, 101 masing-masing terdiri dari: 11 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 8+11=19, (atau 19 X 1 )

== surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri dari: 3 ayat
== surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri dari: 19 ayat
== surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri dari: 29 ayat
== surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri dari: 30 ayat
== surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri dari: 52 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3+19+29+30+52=133, (atau 19X7).

17. Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab “Muqatta-‘aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf “Muqatta-‘aat”. 14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan kha’.

14 macam kombinasi huruf adalah :
1. Alif, lam, mim
2. Kha, mim
3. Alif, lam, ro’
4. Alif, lam, mim, ro’
5. Tho’, sin
6. Tho’, sin, mim
7. Ya’, sin
8. Nun
9. Kaf, kha’, ya’, ain, shod
10. Alif, lam, mim, shod
11. Shod
12. Qof
13. Ain, sin, qof
14. Tho’, ha’

Ke - 29 surat-surat itu adalah : surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Jika bilangan dari banyaknya huruf (14), banyaknya kombinasi (14), dan jumlah surat (29), maka hasilnya: 14 + 14 + 29 = 57. (atau 19 X 3 ).

18. Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat pada surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Jumlah kata‘Nun’ kelipatan 19
68 133 19 X 7

19. Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19 X 6 ). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qof’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat.

Surat ke Jumlah kata ‘Qof’ kelipatan 19
42 57 19 X 3
50 57 19 X 3
Jumlah 114 19 X 6

20. Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ’Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Ain’ ‘Sin’ ‘Qof’ Total kelipatan 19
42 98 54 57 209 19 X 11

21. Surat ke-36 (Yasin) diawali huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Ya’ ‘Sin’ Total kelipatan 19
36 237 48 285 19 X 15

22. Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif’ Lam Mim Ro total kelipatan 19
13 605 480 260 137 1482 19 X 78

23. Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif’ Lam Mim Shod total kelipatan 19
7 2529 1530 1164 97 5320 19 X 280

24. Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Kaf Kha Ya Ain Shod total kelipatan 19
19 137 175 343 117 26 798 19 X 42

25. Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf ‘Shod’ dalam ketiga surat tersebut ternyata merupakan kelipatan 19.

Surat ke Jumlah kata Shod kelipatan 19
7 97 -
19 26 -
38 29 -
Jumlah total 152 19 X 8

Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata ‘basthatan’ (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata ‘basthatan’ dengan huruf shod, namun unsur huruf ‘shod’ itu tetap harus dibaca sebagai huruf ‘sin’, dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf ‘shod’. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf ‘shod’ agar jumlahnya dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151.

26. Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf ‘Kha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Kha Mim Jumlah kelipatan 19
40 64 380 - -
41 48 276 - -
42 53 300 - -
43 44 324 - -
44 16 150 - -
45 31 200 - -
46 36 225 - -
Jumlah 292 1855 2147 19 X 113

27. Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif Lam Ro total kelipatan 19
10 1319 913 257 2489 19 X 131
11 1370 794 325 2489 19 X 131
12 1306 812 257 2375 19 X 125
14 585 452 160 1197 19 X 63
15 493 323 96 912 19 X 48

28. Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif Lam Min total kelipatan 19
2 4502 3202 2195 9899 19 X 521
3 2521 1892 1249 5662 19 X 298
29 774 554 344 1672 19 X 88
30 544 393 317 1254 19 X 66
31 347 297 173 817 19 X 43
32 257 155 158 570 19 X 30

29. Surat ke-19 diawali huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shod.
Surat ke-20 diawali huruf tho’ dan ha’.
Surat ke-26 diawali huruf tho’, sin, dan mim.
Surat ke-27 diawali huruf tho’ dan sin
Surat ke-28 diawali huruf tho’, sin, dan mim. Perhatikanlah hubungan berikut ini :

Surat ke Awal-an tho ha sin mim Jumlah (kelipatan 19)
19 kaf,ha,ya,'ain,shod x 175 x x
20 tho, ha 28 251 x x
26 tho, sin, mim 33 x 94 484
27 tho, sin 27 x 94 x
28 tho, sin , mim 19 x 102 460
Jumlah 107 426 290 944 1767 (19X93)

Lebih jauh tentang keistimewaan Angka 19 :

* Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (Surat ke-112 ayat 3).
* Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni 'Maha Awal dan Maha Akhir' (Surat ke-57 ayat : 3).
* Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang 'Maha Esa' (surat ke-112 ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifatnya yang ke-38 yaitu 'Maha Besar'.
* Dalam Kalender Tahun Komariyah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.
* Kerangka manusia yaitu : - tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas. (Referensi: "Atlas Anatomi", Prof. Dr. Chr. P. Raven).
* Jumlah jari jemari anda mengandung keajaiban angka 19 ? (catatan: dengan mengabaikan ruas-ruas tulang pergelangan). Silakan anda hitung sendiri maka akan anda dapati sbb:

jari kelingking ==> ada empat ruas
jari manis ==> ada empat ruas
jari tengah ==> ada empat ruas
jari telunjuk ==> ada empat ruas
jari jempol (ibu jari) ==> ada tiga ruas
----------------------- +
( 4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas

Wallahu a’lam bissawab.


“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran dan Kami pulalah yang tetap menjaganya.” (15 ayat 9)

“Yang tidak datang kepadanya (Quran) kesalahan/kekeliruan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (41 ayat 42)

“Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman-Nya yang membedakan antara yang benar dengan yang salah.” (86 ayat 13 )

“Dan bacakanlah apa yang diwahtukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu (Quran). Tidak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.” (18 ayat 27)

TELAPAK TANGAN


Setiap orang pasti mempunyai garis sebagaimana yang ada pada gambar. Perhatikan tapak tangan anda, dengan ibu jari di sebelah atas, maka akan terlihat garis berbentuk I/\ & /\I (dalam angka arab, yang berarti: 18 & 81). Apa bila dijumlah 18 + 81 = 99. Kita tahu bahwa 99 adalah Asma ul Husna (Nama-nama Allah).
Jika tapak tangan kiri di atas tapak tangan kanan dibawah kemudian dikurangkan, maka menjadi: 81 - 18 = 63. Ini adalah umur Rasulullah Saw, dan juga umur manusia pada umumnya saat ini.
Bila 18 dan 81 ini dirangkaikan, maka terbentuk angka 1881. Angka ini adalah angka kelipatan 19 yang ke-99
( 19 x 99 = 1881 ). Seperti diketahui angka 19 adalah fenomena tersendiri dalam Al-Quran,
yang merupakan salah satu kemukjizatan al-Quran.

Perhatikan juga gambar di bawah ini :


(..)

ANGKA 19 DALAM AL QUR'AN dan Telapak Tangan

ANGKA 19 DALAM AL QUR'AN dan Telapak Tangan
Label: Spiritual

Pada surat ke-74 (Al Mudatsir) ayat : 30-31, yang artinya sbb :
“Yang atasnya ada sembilanbelas. …….., dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (angka 19) melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”.

Keajaiban angka 19 di dalam kitab AlQur'an ini pertama kali ditemukan seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa. Hasil penemuannya ini didemonstrasikan ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London pada tahun 1976 . Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :

1. “Bismillaahirrahmaanirraahiim” (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) sebagai pembuka setiap surat dalam Al Qur'an ternyata terdiri dari 19 huruf (atau 19 X 1 ).

2. Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.

Kata dalam Al Qur'an Jumlah Kelipatan 19
Ismi 19 19 X 1
Allah 2.698 19 X 142
Arrahman 57 19 X 3
Arrahim 114 19 X 6

Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19 , yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 X 8).

3. Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (atau 19 X 6 ).

4. Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6 ), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9 (At Taubah), sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.

5. Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.


============ surat ke : 9, 10, 11, 12, ………………., 25, 26, 27
======= urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.

6. Surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’. Jika nomor surat (27) dan nomor ayatnya (30) dijumlahkan , yaitu 27 + 30 = 57. Hasilnya merupakan kelipatan angka 19(atau 19 X 3 ).

7. Dari point 6, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 s/d ke-27, (9+10+11+12+…+24+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18 ).

8. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ) dan 76 huruf (atau 19 X 4 )

9. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2 ).

10. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3 ).

11. Wahyu terakhir (Surat ke-110 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19X1).

12. Wahyu yang pertamakali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke-112, Al Ikhlas)

13. Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19 X 1 ) dan 304 huruf (atau 19 X 16 ). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/ dihitung mundur dari belakang Quran.

=========== surat ke : 114, 113, 112, 111, ………………., 98, 97, 96
======= urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.

Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat : 20, yang artinya : “Allah telah mengepung/ mengunci mereka dari belakang”.

14. Dari point 13, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 s/d ke-96, (114+113+112+111+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105 ).

15. Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 (Al Kahfi) ayat : 19 (atau 19 X 1 ).

16. Penulis juga menemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat ditemukan yang paling banyak dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sbb :

= surat ke: 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri dari: 8 ayat
= surat ke: 62, 63, 93, 100, 101 masing-masing terdiri dari: 11 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 8+11=19, (atau 19 X 1 )

== surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri dari: 3 ayat
== surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri dari: 19 ayat
== surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri dari: 29 ayat
== surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri dari: 30 ayat
== surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri dari: 52 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3+19+29+30+52=133, (atau 19X7).

17. Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab “Muqatta-‘aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf “Muqatta-‘aat”. 14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan kha’.

14 macam kombinasi huruf adalah :
1. Alif, lam, mim
2. Kha, mim
3. Alif, lam, ro’
4. Alif, lam, mim, ro’
5. Tho’, sin
6. Tho’, sin, mim
7. Ya’, sin
8. Nun
9. Kaf, kha’, ya’, ain, shod
10. Alif, lam, mim, shod
11. Shod
12. Qof
13. Ain, sin, qof
14. Tho’, ha’

Ke - 29 surat-surat itu adalah : surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Jika bilangan dari banyaknya huruf (14), banyaknya kombinasi (14), dan jumlah surat (29), maka hasilnya: 14 + 14 + 29 = 57. (atau 19 X 3 ).

18. Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat pada surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Jumlah kata‘Nun’ kelipatan 19
68 133 19 X 7

19. Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19 X 6 ). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qof’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat.

Surat ke Jumlah kata ‘Qof’ kelipatan 19
42 57 19 X 3
50 57 19 X 3
Jumlah 114 19 X 6

20. Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ’Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Ain’ ‘Sin’ ‘Qof’ Total kelipatan 19
42 98 54 57 209 19 X 11

21. Surat ke-36 (Yasin) diawali huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Ya’ ‘Sin’ Total kelipatan 19
36 237 48 285 19 X 15

22. Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif’ Lam Mim Ro total kelipatan 19
13 605 480 260 137 1482 19 X 78

23. Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif’ Lam Mim Shod total kelipatan 19
7 2529 1530 1164 97 5320 19 X 280

24. Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Kaf Kha Ya Ain Shod total kelipatan 19
19 137 175 343 117 26 798 19 X 42

25. Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf ‘Shod’ dalam ketiga surat tersebut ternyata merupakan kelipatan 19.

Surat ke Jumlah kata Shod kelipatan 19
7 97 -
19 26 -
38 29 -
Jumlah total 152 19 X 8

Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata ‘basthatan’ (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata ‘basthatan’ dengan huruf shod, namun unsur huruf ‘shod’ itu tetap harus dibaca sebagai huruf ‘sin’, dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf ‘shod’. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf ‘shod’ agar jumlahnya dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151.

26. Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf ‘Kha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Kha Mim Jumlah kelipatan 19
40 64 380 - -
41 48 276 - -
42 53 300 - -
43 44 324 - -
44 16 150 - -
45 31 200 - -
46 36 225 - -
Jumlah 292 1855 2147 19 X 113

27. Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif Lam Ro total kelipatan 19
10 1319 913 257 2489 19 X 131
11 1370 794 325 2489 19 X 131
12 1306 812 257 2375 19 X 125
14 585 452 160 1197 19 X 63
15 493 323 96 912 19 X 48

28. Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif Lam Min total kelipatan 19
2 4502 3202 2195 9899 19 X 521
3 2521 1892 1249 5662 19 X 298
29 774 554 344 1672 19 X 88
30 544 393 317 1254 19 X 66
31 347 297 173 817 19 X 43
32 257 155 158 570 19 X 30

29. Surat ke-19 diawali huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shod.
Surat ke-20 diawali huruf tho’ dan ha’.
Surat ke-26 diawali huruf tho’, sin, dan mim.
Surat ke-27 diawali huruf tho’ dan sin
Surat ke-28 diawali huruf tho’, sin, dan mim. Perhatikanlah hubungan berikut ini :

Surat ke Awal-an tho ha sin mim Jumlah (kelipatan 19)
19 kaf,ha,ya,'ain,shod x 175 x x
20 tho, ha 28 251 x x
26 tho, sin, mim 33 x 94 484
27 tho, sin 27 x 94 x
28 tho, sin , mim 19 x 102 460
Jumlah 107 426 290 944 1767 (19X93)

Lebih jauh tentang keistimewaan Angka 19 :

* Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (Surat ke-112 ayat 3).
* Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni 'Maha Awal dan Maha Akhir' (Surat ke-57 ayat : 3).
* Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang 'Maha Esa' (surat ke-112 ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifatnya yang ke-38 yaitu 'Maha Besar'.
* Dalam Kalender Tahun Komariyah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.
* Kerangka manusia yaitu : - tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas. (Referensi: "Atlas Anatomi", Prof. Dr. Chr. P. Raven).
* Jumlah jari jemari anda mengandung keajaiban angka 19 ? (catatan: dengan mengabaikan ruas-ruas tulang pergelangan). Silakan anda hitung sendiri maka akan anda dapati sbb:

jari kelingking ==> ada empat ruas
jari manis ==> ada empat ruas
jari tengah ==> ada empat ruas
jari telunjuk ==> ada empat ruas
jari jempol (ibu jari) ==> ada tiga ruas
----------------------- +
( 4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas

Wallahu a’lam bissawab.


“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran dan Kami pulalah yang tetap menjaganya.” (15 ayat 9)

“Yang tidak datang kepadanya (Quran) kesalahan/kekeliruan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (41 ayat 42)

“Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman-Nya yang membedakan antara yang benar dengan yang salah.” (86 ayat 13 )

“Dan bacakanlah apa yang diwahtukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu (Quran). Tidak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.” (18 ayat 27)

TELAPAK TANGAN


Setiap orang pasti mempunyai garis sebagaimana yang ada pada gambar. Perhatikan tapak tangan anda, dengan ibu jari di sebelah atas, maka akan terlihat garis berbentuk I/\ & /\I (dalam angka arab, yang berarti: 18 & 81). Apa bila dijumlah 18 + 81 = 99. Kita tahu bahwa 99 adalah Asma ul Husna (Nama-nama Allah).
Jika tapak tangan kiri di atas tapak tangan kanan dibawah kemudian dikurangkan, maka menjadi: 81 - 18 = 63. Ini adalah umur Rasulullah Saw, dan juga umur manusia pada umumnya saat ini.
Bila 18 dan 81 ini dirangkaikan, maka terbentuk angka 1881. Angka ini adalah angka kelipatan 19 yang ke-99
( 19 x 99 = 1881 ). Seperti diketahui angka 19 adalah fenomena tersendiri dalam Al-Quran,
yang merupakan salah satu kemukjizatan al-Quran.

Perhatikan juga gambar di bawah ini :


(..)

0 komentar:

BAB III
GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH SALAFIYAH KARANG PAKEL
SUMBERAGUNG KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

A.Gambaran Umum Madrasah Dinilah Salafiyah
1.Sejarah Singkat
Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali memiliki sejarah panjang. Pada awal berdirinya sekitar tahun 1990, Lembaga Pendidikan ini bermula dari sebuah halaqoh kecil disebuah surau atau mushola di dusun Karangpakel yang dipimpin oleh Bapak H.Mahali. Selama kurang lebih 3 tahun. Halaqoh ini terus berjalan dengan sistim pembelajaran Sorogan yang hanya mempelajari tata cara membaca Alqur’an.
Seiring dengan perjalanan waktu, anak-anak yang berusia 5-13 tahun dari Karangpakel dan sekitarnya dengan kesadarannya sendiri dan dengan dorongan orang tua berbondong-bondong bergabung pada halaqoh tersebut hingga Mushola yang kecil itupun setiap sore Ba’da Asyar dipenuhi anak-anak yang ingin belajar Alqur’an.
Dikarenakan sempitnya ruangan mushola dan terbatasnya tenaga pendidik akhirnya halaqoh tersebut di bagi kebeberapa kelompok dan tempat. Atas inisiatif para tokoh seperti H. Mahali, H. Muh.Nasir, Bapak Zubaidi,H. Thohir dan tokoh yang lain membentuk Tiem Tadarus untuk menampung banyaknya anak-anak yang ikut belajar Baca dan tulis Al-Qur’an, dengan metode Sorogan yang diterapkan selama 2 tahun anak-anak tersebut mampu membaca Alqur’an bahkan mampu menghatamkan bacaan Alqur’an 30 juz.
Pada Tahun 1994 atas inisiatif Bapak Abdul Karim, Drs. Sulaiman, H.Muhdi yang mana tokoh-tokoh tersebut adalah para Alumnus Pondok Pesantren Tremas Jawa Timur dan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dengan dukungan para sesepuh masyarakat mengubah sistim lama yang hanya sebatas Sorogan dan Tadarus dirubah kedalam sistim pendidikan klasikal keagamaan dalam forum Taman Pendidikan Alqur’an dengan tetap menggunakan sistim Sorogan. Mulai pada Tahun tersebut berdirilah Taman Pendidikan Al Qur’an Karangpakel yang berlokasi dimasjid dan mushola. Adapun materi-materi tambahan selain pelajaran pokok BTA adalah Ibadah, Akhlak, Sejarah Islam dan Tauhid.
Melihat perkembangan dan minat masyarakat Karangpakel dan sekitarnya akan pentingnya pendidikan agama seiring dengan tingkat kesadaran para praktisi pendidikan terutama warga Karangpakel yang merantau di Jakarta dan para dermawan, maka pada Tahun 1995 berkat tanah wakaf dari tanah atas nama milik Ibu Rowiyah seluas 450 MTs Negeri Klego dibangunlah sebuah gedung berlantai 2 yang megah untuk Lembaga pendidikan Agama. Setelah pembangunan selesai selama + 2 Tahun, dibentuklah sebuah kepengurusan Pendidikan Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel.
Sesuai dengan kondisi masyarakat yang senantiasa berkembang, pada tahun 1997 mulailah proses pembelajaran keagamaan pada Pendidikan Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel. Mulai berdirinya,Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel memiki jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum pendidikan Non Formal dan Pondok Pesantren yaitu TPA-A/Lanjutan, Madrasah Diniyah Tingkat Awwaliyah,dan al-Wustho.
Akhirnya pada perkembangan sampai saat ini Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel telah berstatus menjadi sebuah lembaga pendidikan Pesantren Salafiyah Assyafi’iyah.
Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel sampai saat ini adalah Madrasah Non formal yang tetap Eksis dalam program pembelajaran dan kurikulumnya dan merupakan Madrasah yang memiliki siswa terbanyak di Wilayah Kecamatan Klego bahkan Kabupaten Boyolali.
Pada awal tahun 2008 Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel dalam mengukuhkan status sebagai lembaga pendidikan Non formal telah memiliki Akta Notaris yang dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam pendidikan.

2.Letak Geografis
Secara geografis,letak Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel Sumberagung Klego Boyolali berada ditengah-tengah pedesaan yang asri dan sangat kondusif untuk proses pembelajaran agama.
Adapun letak Madrasah diniyah salafiyah karangpakel secara jelas dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.Sebelah utara dibatasi persawahan milik warga (milik Hj.Aminah)
b.Sebelah selatan dibatasi dengan Jalan Raya Karangpakel-Ngegot
c.Sebelah Timur dibatasi Asrama Pengasuh Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel
d.Sebelah barat dibatasi Masjid ‘Ibadurrohman
Mengenahi kondisi iklim dilingkungan Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel ini tidak jauh berbeda dengan iklim diwilayah Kabupaten Boyolali pada umumnya,yaitu suhu udara yang sangat panas pada musim kemarau dan sangat dingin pada musim penghujan. Namun yang menjadi permasalahan sekolah bukan pada kondisi musim iklim,tetapi kondisi social ekonomi masyarakat setampat yang mayoritas tani dan perantau yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja sehingga perhatian terhadap pendidikan Agama anaknya relative kurang,maka dengan berdirinya Madrasah diniyah salafiyah karangpakel sedikit membantu para warga setempat untuk cendrung memasukkan anaknya kelembaga pendidikan agama tersebut.

3.Struktur Organisasi Madrasah

Struktur di atas satu sama lain saling berinteraksi (hubungan timbal balik) dalam melaksanakan tugas dan saling melengkapi. Mulai dari penasehat umum, kepala yayasan kepala madrasah merupakan salah satu figur yang memiliki potensial dalam meningkatkan kegiatan belajar mengejar. Proses pembelajaran sehari-hari merupakan tanggung jawab dari kepala sekolah, sehingga kepala secara maksimal berusaha untuk meningkatkan proses pembelajaran baik pelajaran umum maupun pelajaran agama.
Kepala madrasah tugas yang dilaksanakan memimpin seluruh pelaksanaan pendidikan dan pengajaran serta bertangung jawab seluruh kegiatan sekolah. Tugas utama Kepala Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel di antaranya :
a.Mengatur penyelanggaraan pendidikan.
b.Mengatur adminitrasi perkantoran .
c.Mengatur adminitrasi kepegawaian.
d.Mengatur adminitrasi keuwangan.
e.Mengatur adminitrasi sarana prasarana sekolah
f.Mengatur adminitrasi perpustakaan.
g.Mengatur adminitrasi rumah tangga sekolah.
h.Mengatur pembinaan kesiswaan.
i.Melakukan pengendalian seluruh kegiatan.
j.Melakukan tugas yang diberikan dari atasan.
Kepala madrasah di bantu oleh wakil kepala madrasah, wakil kepala madrasah tugas yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di antaranya :
a.Mewakili kepala madrasah, baik kedalam maupun keluar apabila kepala sekolah berhalangan.
b.Membantu kepala madrasah khususnya dalam hal :
1)Pelaksanaan tata tertib sekolah dan disiplin Guru/karyawan dan siswa.
2)Urusan rumah tangga sekolah.
3)Kesejahteraan Guru/karyawan.
c.Membantu kepala madrasah dalam masalh mutasi murid.
d.Mengurusi B.P
e.Ikut serta mengurusi Ektra kurikiler.
Kemudian guru Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel memiliki tugas yang dilaksanakan, di antaranya :
a.Secara profesional, mendidik, mengajar, melatih, membina dan membimbing kearah kemajuan lahir batin.
b.Membantu program semester serta satuan pelajaran.
c.Melaksanakan jadwal pelajaran.
d.Mengavalusi kegiatan belajar mengajar.
e.Mengetahui kehadiran siswa.
f.Mengetahui jumlah dan nama serta identitas siswa.
g.Mengetahui masalah yang dihadapi siswa .
Wali kelas memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pembelajaran, diantaranya :
a.Bertugas mengelola kelas baik teknis adminidtrasi maupun edukatif, antara lain absent siswa, jurnal kelas, kebersihan kelas.
b.Membantu keberhasilan belajar anak.
c.Memberikan masukan pada guru BP dan petugas lain yang berkaitan.
Dengan demikian, susunan organisasi di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel satu dengan lainnya saling melengkapi dan saling melaksanakan tugas masing-masing sesuai profesi dan amanah yang di emban, sehingga kegiatan pembelajaran di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel betul-betul dapat dilaksanakan secara maksimal dan berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Susunan pengurus di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel merupakan ujung tombal dalam proses pembelajaran. Berhasil dan tidaknya kegiatan belajar mengajar salah satunya dipengaruhi oleh kinerja pengurus mulai dari penasihat sampai siswa.
Profesionalisme pengurus merupakan salah satu kunci utama di dalam melaksanakan tugas sehari-hari sesuai dengan bidang yang menjadikan amanat untuk dilaksanakan.

4.Denah Lokasi Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel
5.Sarana Dan Prasarana
Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan,di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel memiliki 5 ruang kelas dan 1 ruang kantor guru dan dilengkapi kamar kecil yang berada di belakang gedung Madrasah Diniyah.
Khusus untuk memenuhi kebutuhan guru dalam pelaksanaan pembelajaran disediakan beberapa buku paket kitab-kitab salaf dan buku paket yang diterbitkan dari Departemen Agama gambar-gambar dan lain sebagainya..Karena keterbatasan dana,kebanyakan guru menbuat alat-alat peraga sendiri yang dibutuhkan untuk penunjang pembelajaran dikelas.
Sedangkan untuk mendukung keperluan keadminitrasian Madrsah Diniyah Salafiyah Karangpakel memiliki Sarana dan prasarana fisik sebagai berikut:

Tabel 1
Lokasi Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel
NoNama Keterangan
1Gedung 25 m2
2Halaman 15 m2
3Daya Listrik 900 Watt
4Pagar 15 m2

Tabel 2
Bangunan Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel
No Nama Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Buah 6 m2
2 Ruang Guru dan Tata Usaha 1 Buah 20 m2
3 Aula 1 Buah 40 m2
4 Kamar kecil Guru 1 Buah 10 m2
5 Kamar Kecil Siswa 1 Buah 10 m2
6 Ruang Taman Bacaan 1 Buah 15 m2

Tabel 3
Inventaris Barang Madrasah Diniyah Salfiyah Karangpakel
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1 Meja Guru Kelas 6 Buah Baik
2 Kursi Guru Kelas 6 Buah Baik
3 Meja Siswa 60 Buah Baik
4 Kursi - Siswa Lesehan
5 Meja dan Kursi tamu 1 Set Baik
6 Almari kantor 2 Buah Baik
7 Komputer 1 Unit Baik
8 Alat Musik Rebana 1 Set Cukup
9 Papan Tulis 6 Baik
10 Suond system 1 Unit Baik

Untuk menunjang kegiatan Ektra Kurikuler pada 2 ruang yang berada di lantai 2 di desain semi Aula yang mana disaat digunakan untuk kegiatan Ektra Kurikuler sekat pembatas ruangan di buka.
Secara umum sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel masih belum memadai.Dan hal ini tugas para tokoh dan para warga masyarakat untuk membantu mewujudkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

6. Kondisi Guru, Karyawan dan Siswa
Secara keseluruhan jumlah guru dan karyawan yang ada di Madarasah Diniyah Salafiyah Karangpakel Sumberagung Klego Boyolali ini sebanyak 21 orang yang terdiri dari 1 Kepala Taman Pendidikan Alqur’an (TPA) 1 Kepala Madrasah Diniyah Salafiyah Tingkat Awwaliyah, dan 1 Kepala Madrasah Diniyah salafiyah Tingkat Al-Wustho. Sedangkan 18 oang guru lain bertugas sebagai pendidik dan sebagian merangkap sebagai Waka.Madrasah.Dari jumlah tenaga Pendidik (Educatif) tersebut hampir 70 % berlatar belakang pendidikan Pesantren dan Akademik,Sedangkan yang lainnya sebagian masih menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.
Dlam penyelenggaraan pendidikannya, Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel tidak beda dengan lembaga pendidikan Pesantren dan Pendidikan Non Formal lainnya yaitu sistem guru Mata Pelajaran.Meskipun tugas utama guru dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran,namun untuk mewujudkan ketertiban dan kelancaran pendidikan Madrasah Diniyah salafiyah Karangpakel, mereka juga mendapat tugas tambahan sebagai Wali kelas yang bertugas melaksanakan pengelolaan kelas baik dari segi administrative maupun educatif.


B. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel berjalan dengan baik di mulai jam pelajaran 07.00 hingga selesai yaitu jam 13.00 WIB, kecuali hari Jum’at pulang jam 11.00 WIB.. Terutama sebelum masuk wali kelas masing-masig mengordiner setiap kalas, dan sebelum pelajaran dimulai siswa disuruh membaca surat-surat penadek. ( Juz Ama ) yang dipimpin oleh ketua kelasanya dan kegiatan ini berjalan dengan lancar. Kemudian dalam pembelajaran pengembangan di isi dengan dengan kegiatan mengertikan kosa kata bahasa arab. Agara siswa dapat mengembangkan pikiranya dengan baik. Kalau untuk jamaah dhuhur setiap murid juga berjamah ada yang ke moshola.desa karena untuk mushola. di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel sendiri belum mencukupi untuk peralatan ibadah siswa membaca dari rumah sendiri karena fasilitas sekolahan belum memandai / mencukupi.
Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel diprioritaskan, khususnya pelajaran Fiqih yang memberikan materi ibadah shalat, baik secara teori maupun praktik. Siswa setelah mendapatkan pelajaran Fiqih terutama dalam sub pembahasan ibadah shalat, guru memberikan secara maksimal supaya siswa mampu mengerjakan ibadah shalat secara baik dan benar. Proses pembelajaran ibadah shalat, terlebih dahulu siswa diberikan pelajaran secara teori dan di suruh menghafal khususnya tentang bacaan-bacaan shalat, setelah siswa hafal baik bacaan maupun gerakan shalat, kemudian dilakukan praktik shalat baik secara berjamaah maupun dengan sendiri-sendiri. Pada waktu praktik siswa di suruh membaca bacaan shalat secara keras. Hal ini dimaksudkan guru akan mudah mengontrol siswa apakah sudah mampu menghafal lafal-lafal shalat atau belum. Jika belum mampu atau masih banyak yang salah, siswa tersebut diberikan pembinaan sampai betul-betul dapat melafalkan bacaan-bacaan shalat.
Setelah siswa mampu mengerjakan shalat baik bacaan dan gerakan-gerakan shalat sempurna diharapkan siswa berusaha secara maksimal untuk menanggulangi perilaku yang menyimpang. Sebab tujuan melaksanakan ibadah shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar. Selama ini siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel secara keseluruhan belum ada yang dinilai menyimpang perilaku yang menyimpang, karena setiap gerak-gerik siswa yang sekiranya mencurigakan selalu di awasi dan diberikan pembinaan secara maksimal, sehingga siswa akan terjaga dari hal-hal yang menyimpang. Guru agama dan guru yang lain di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel saling bekerja sama untuk memberikan pembinaan pada siswa untuk selalu berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran, hal itu mudah diterima oleh siswa karena dari rumah sudah mendapat bekal bimbingan dari orang tua.

C. Pengaruh Ibadah Shalat terhadap Pembentukan Akhlak Siswa
Pelaksanaan ibadah shalat bagi siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel secara langsung dapat membentuk akhlak siswa. Hal ini mengandung pengertian, bahwa siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel setelah diberikan bimbingan ibadah shalat, kemudian berusaha secara maksimal untuk melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sesuai kemampuannya. Karena shalat memiliki tujuan untuk membentuk insan dalam ber amar makruf nahi mungkar, selanjutnya siswa berusaha secara maksimal setelah melaksanakan ibadah shalat untuk berakhlak yang baik. Misalnya dengan sesama siswa saling menghormati, sopan santun, berakhlak yang baik dengan sesama dan menunjukkan pada hal-hal yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel secara umum merupakan siswa yang taat melaksanakan ibadah shalat. Ketaatan siswa melaksanakan ibadah shalat merupakan salah satu modal awal dalam membentuk akhlak siswa yang lebih baik serta positif.

D.Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel terbagi ke dalam dua variabel yaitu :

1.Ibadah shalat
Untuk mengetahui ibadah shalat siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel kelas III dan kelas IV dilakukan penilaian dari praktik shalat yang dinilai sebagai berikut :
a.Gerakan shalat
b.Bacaan shalat
c.Tata tertib / urutan
Penilaian Ibadah shalat siswa kelas III dan kelas IV Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel dapat dilihat pada lampiran.

2.Pembentukan Akhlak Siswa
Pembentukan akhlak siswa yang di maksud dalam penelitian ini adalah pembentukan akhlak siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel setelah melaksanakan ibadah shalat. Pengumpulan data mengenai pembentukan akhlak siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel diperoleh dengan menyebar angket terhadap sampel yang sebelumnya telah ditentukan dalam penelitian. (nilai penyebaran angket dapat di lihat pada lampiran).

SKRIPSIKU 2

BAB III
GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH SALAFIYAH KARANG PAKEL
SUMBERAGUNG KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

A.Gambaran Umum Madrasah Dinilah Salafiyah
1.Sejarah Singkat
Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali memiliki sejarah panjang. Pada awal berdirinya sekitar tahun 1990, Lembaga Pendidikan ini bermula dari sebuah halaqoh kecil disebuah surau atau mushola di dusun Karangpakel yang dipimpin oleh Bapak H.Mahali. Selama kurang lebih 3 tahun. Halaqoh ini terus berjalan dengan sistim pembelajaran Sorogan yang hanya mempelajari tata cara membaca Alqur’an.
Seiring dengan perjalanan waktu, anak-anak yang berusia 5-13 tahun dari Karangpakel dan sekitarnya dengan kesadarannya sendiri dan dengan dorongan orang tua berbondong-bondong bergabung pada halaqoh tersebut hingga Mushola yang kecil itupun setiap sore Ba’da Asyar dipenuhi anak-anak yang ingin belajar Alqur’an.
Dikarenakan sempitnya ruangan mushola dan terbatasnya tenaga pendidik akhirnya halaqoh tersebut di bagi kebeberapa kelompok dan tempat. Atas inisiatif para tokoh seperti H. Mahali, H. Muh.Nasir, Bapak Zubaidi,H. Thohir dan tokoh yang lain membentuk Tiem Tadarus untuk menampung banyaknya anak-anak yang ikut belajar Baca dan tulis Al-Qur’an, dengan metode Sorogan yang diterapkan selama 2 tahun anak-anak tersebut mampu membaca Alqur’an bahkan mampu menghatamkan bacaan Alqur’an 30 juz.
Pada Tahun 1994 atas inisiatif Bapak Abdul Karim, Drs. Sulaiman, H.Muhdi yang mana tokoh-tokoh tersebut adalah para Alumnus Pondok Pesantren Tremas Jawa Timur dan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dengan dukungan para sesepuh masyarakat mengubah sistim lama yang hanya sebatas Sorogan dan Tadarus dirubah kedalam sistim pendidikan klasikal keagamaan dalam forum Taman Pendidikan Alqur’an dengan tetap menggunakan sistim Sorogan. Mulai pada Tahun tersebut berdirilah Taman Pendidikan Al Qur’an Karangpakel yang berlokasi dimasjid dan mushola. Adapun materi-materi tambahan selain pelajaran pokok BTA adalah Ibadah, Akhlak, Sejarah Islam dan Tauhid.
Melihat perkembangan dan minat masyarakat Karangpakel dan sekitarnya akan pentingnya pendidikan agama seiring dengan tingkat kesadaran para praktisi pendidikan terutama warga Karangpakel yang merantau di Jakarta dan para dermawan, maka pada Tahun 1995 berkat tanah wakaf dari tanah atas nama milik Ibu Rowiyah seluas 450 MTs Negeri Klego dibangunlah sebuah gedung berlantai 2 yang megah untuk Lembaga pendidikan Agama. Setelah pembangunan selesai selama + 2 Tahun, dibentuklah sebuah kepengurusan Pendidikan Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel.
Sesuai dengan kondisi masyarakat yang senantiasa berkembang, pada tahun 1997 mulailah proses pembelajaran keagamaan pada Pendidikan Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel. Mulai berdirinya,Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel memiki jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum pendidikan Non Formal dan Pondok Pesantren yaitu TPA-A/Lanjutan, Madrasah Diniyah Tingkat Awwaliyah,dan al-Wustho.
Akhirnya pada perkembangan sampai saat ini Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel telah berstatus menjadi sebuah lembaga pendidikan Pesantren Salafiyah Assyafi’iyah.
Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel sampai saat ini adalah Madrasah Non formal yang tetap Eksis dalam program pembelajaran dan kurikulumnya dan merupakan Madrasah yang memiliki siswa terbanyak di Wilayah Kecamatan Klego bahkan Kabupaten Boyolali.
Pada awal tahun 2008 Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel dalam mengukuhkan status sebagai lembaga pendidikan Non formal telah memiliki Akta Notaris yang dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam pendidikan.

2.Letak Geografis
Secara geografis,letak Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel Sumberagung Klego Boyolali berada ditengah-tengah pedesaan yang asri dan sangat kondusif untuk proses pembelajaran agama.
Adapun letak Madrasah diniyah salafiyah karangpakel secara jelas dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.Sebelah utara dibatasi persawahan milik warga (milik Hj.Aminah)
b.Sebelah selatan dibatasi dengan Jalan Raya Karangpakel-Ngegot
c.Sebelah Timur dibatasi Asrama Pengasuh Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel
d.Sebelah barat dibatasi Masjid ‘Ibadurrohman
Mengenahi kondisi iklim dilingkungan Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel ini tidak jauh berbeda dengan iklim diwilayah Kabupaten Boyolali pada umumnya,yaitu suhu udara yang sangat panas pada musim kemarau dan sangat dingin pada musim penghujan. Namun yang menjadi permasalahan sekolah bukan pada kondisi musim iklim,tetapi kondisi social ekonomi masyarakat setampat yang mayoritas tani dan perantau yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja sehingga perhatian terhadap pendidikan Agama anaknya relative kurang,maka dengan berdirinya Madrasah diniyah salafiyah karangpakel sedikit membantu para warga setempat untuk cendrung memasukkan anaknya kelembaga pendidikan agama tersebut.

3.Struktur Organisasi Madrasah

Struktur di atas satu sama lain saling berinteraksi (hubungan timbal balik) dalam melaksanakan tugas dan saling melengkapi. Mulai dari penasehat umum, kepala yayasan kepala madrasah merupakan salah satu figur yang memiliki potensial dalam meningkatkan kegiatan belajar mengejar. Proses pembelajaran sehari-hari merupakan tanggung jawab dari kepala sekolah, sehingga kepala secara maksimal berusaha untuk meningkatkan proses pembelajaran baik pelajaran umum maupun pelajaran agama.
Kepala madrasah tugas yang dilaksanakan memimpin seluruh pelaksanaan pendidikan dan pengajaran serta bertangung jawab seluruh kegiatan sekolah. Tugas utama Kepala Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel di antaranya :
a.Mengatur penyelanggaraan pendidikan.
b.Mengatur adminitrasi perkantoran .
c.Mengatur adminitrasi kepegawaian.
d.Mengatur adminitrasi keuwangan.
e.Mengatur adminitrasi sarana prasarana sekolah
f.Mengatur adminitrasi perpustakaan.
g.Mengatur adminitrasi rumah tangga sekolah.
h.Mengatur pembinaan kesiswaan.
i.Melakukan pengendalian seluruh kegiatan.
j.Melakukan tugas yang diberikan dari atasan.
Kepala madrasah di bantu oleh wakil kepala madrasah, wakil kepala madrasah tugas yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di antaranya :
a.Mewakili kepala madrasah, baik kedalam maupun keluar apabila kepala sekolah berhalangan.
b.Membantu kepala madrasah khususnya dalam hal :
1)Pelaksanaan tata tertib sekolah dan disiplin Guru/karyawan dan siswa.
2)Urusan rumah tangga sekolah.
3)Kesejahteraan Guru/karyawan.
c.Membantu kepala madrasah dalam masalh mutasi murid.
d.Mengurusi B.P
e.Ikut serta mengurusi Ektra kurikiler.
Kemudian guru Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel memiliki tugas yang dilaksanakan, di antaranya :
a.Secara profesional, mendidik, mengajar, melatih, membina dan membimbing kearah kemajuan lahir batin.
b.Membantu program semester serta satuan pelajaran.
c.Melaksanakan jadwal pelajaran.
d.Mengavalusi kegiatan belajar mengajar.
e.Mengetahui kehadiran siswa.
f.Mengetahui jumlah dan nama serta identitas siswa.
g.Mengetahui masalah yang dihadapi siswa .
Wali kelas memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pembelajaran, diantaranya :
a.Bertugas mengelola kelas baik teknis adminidtrasi maupun edukatif, antara lain absent siswa, jurnal kelas, kebersihan kelas.
b.Membantu keberhasilan belajar anak.
c.Memberikan masukan pada guru BP dan petugas lain yang berkaitan.
Dengan demikian, susunan organisasi di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel satu dengan lainnya saling melengkapi dan saling melaksanakan tugas masing-masing sesuai profesi dan amanah yang di emban, sehingga kegiatan pembelajaran di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel betul-betul dapat dilaksanakan secara maksimal dan berusaha untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Susunan pengurus di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel merupakan ujung tombal dalam proses pembelajaran. Berhasil dan tidaknya kegiatan belajar mengajar salah satunya dipengaruhi oleh kinerja pengurus mulai dari penasihat sampai siswa.
Profesionalisme pengurus merupakan salah satu kunci utama di dalam melaksanakan tugas sehari-hari sesuai dengan bidang yang menjadikan amanat untuk dilaksanakan.

4.Denah Lokasi Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel
5.Sarana Dan Prasarana
Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan,di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel memiliki 5 ruang kelas dan 1 ruang kantor guru dan dilengkapi kamar kecil yang berada di belakang gedung Madrasah Diniyah.
Khusus untuk memenuhi kebutuhan guru dalam pelaksanaan pembelajaran disediakan beberapa buku paket kitab-kitab salaf dan buku paket yang diterbitkan dari Departemen Agama gambar-gambar dan lain sebagainya..Karena keterbatasan dana,kebanyakan guru menbuat alat-alat peraga sendiri yang dibutuhkan untuk penunjang pembelajaran dikelas.
Sedangkan untuk mendukung keperluan keadminitrasian Madrsah Diniyah Salafiyah Karangpakel memiliki Sarana dan prasarana fisik sebagai berikut:

Tabel 1
Lokasi Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel
NoNama Keterangan
1Gedung 25 m2
2Halaman 15 m2
3Daya Listrik 900 Watt
4Pagar 15 m2

Tabel 2
Bangunan Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel
No Nama Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Buah 6 m2
2 Ruang Guru dan Tata Usaha 1 Buah 20 m2
3 Aula 1 Buah 40 m2
4 Kamar kecil Guru 1 Buah 10 m2
5 Kamar Kecil Siswa 1 Buah 10 m2
6 Ruang Taman Bacaan 1 Buah 15 m2

Tabel 3
Inventaris Barang Madrasah Diniyah Salfiyah Karangpakel
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1 Meja Guru Kelas 6 Buah Baik
2 Kursi Guru Kelas 6 Buah Baik
3 Meja Siswa 60 Buah Baik
4 Kursi - Siswa Lesehan
5 Meja dan Kursi tamu 1 Set Baik
6 Almari kantor 2 Buah Baik
7 Komputer 1 Unit Baik
8 Alat Musik Rebana 1 Set Cukup
9 Papan Tulis 6 Baik
10 Suond system 1 Unit Baik

Untuk menunjang kegiatan Ektra Kurikuler pada 2 ruang yang berada di lantai 2 di desain semi Aula yang mana disaat digunakan untuk kegiatan Ektra Kurikuler sekat pembatas ruangan di buka.
Secara umum sarana dan prasarana yang ada di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel masih belum memadai.Dan hal ini tugas para tokoh dan para warga masyarakat untuk membantu mewujudkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

6. Kondisi Guru, Karyawan dan Siswa
Secara keseluruhan jumlah guru dan karyawan yang ada di Madarasah Diniyah Salafiyah Karangpakel Sumberagung Klego Boyolali ini sebanyak 21 orang yang terdiri dari 1 Kepala Taman Pendidikan Alqur’an (TPA) 1 Kepala Madrasah Diniyah Salafiyah Tingkat Awwaliyah, dan 1 Kepala Madrasah Diniyah salafiyah Tingkat Al-Wustho. Sedangkan 18 oang guru lain bertugas sebagai pendidik dan sebagian merangkap sebagai Waka.Madrasah.Dari jumlah tenaga Pendidik (Educatif) tersebut hampir 70 % berlatar belakang pendidikan Pesantren dan Akademik,Sedangkan yang lainnya sebagian masih menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.
Dlam penyelenggaraan pendidikannya, Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel tidak beda dengan lembaga pendidikan Pesantren dan Pendidikan Non Formal lainnya yaitu sistem guru Mata Pelajaran.Meskipun tugas utama guru dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran,namun untuk mewujudkan ketertiban dan kelancaran pendidikan Madrasah Diniyah salafiyah Karangpakel, mereka juga mendapat tugas tambahan sebagai Wali kelas yang bertugas melaksanakan pengelolaan kelas baik dari segi administrative maupun educatif.


B. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel berjalan dengan baik di mulai jam pelajaran 07.00 hingga selesai yaitu jam 13.00 WIB, kecuali hari Jum’at pulang jam 11.00 WIB.. Terutama sebelum masuk wali kelas masing-masig mengordiner setiap kalas, dan sebelum pelajaran dimulai siswa disuruh membaca surat-surat penadek. ( Juz Ama ) yang dipimpin oleh ketua kelasanya dan kegiatan ini berjalan dengan lancar. Kemudian dalam pembelajaran pengembangan di isi dengan dengan kegiatan mengertikan kosa kata bahasa arab. Agara siswa dapat mengembangkan pikiranya dengan baik. Kalau untuk jamaah dhuhur setiap murid juga berjamah ada yang ke moshola.desa karena untuk mushola. di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel sendiri belum mencukupi untuk peralatan ibadah siswa membaca dari rumah sendiri karena fasilitas sekolahan belum memandai / mencukupi.
Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel diprioritaskan, khususnya pelajaran Fiqih yang memberikan materi ibadah shalat, baik secara teori maupun praktik. Siswa setelah mendapatkan pelajaran Fiqih terutama dalam sub pembahasan ibadah shalat, guru memberikan secara maksimal supaya siswa mampu mengerjakan ibadah shalat secara baik dan benar. Proses pembelajaran ibadah shalat, terlebih dahulu siswa diberikan pelajaran secara teori dan di suruh menghafal khususnya tentang bacaan-bacaan shalat, setelah siswa hafal baik bacaan maupun gerakan shalat, kemudian dilakukan praktik shalat baik secara berjamaah maupun dengan sendiri-sendiri. Pada waktu praktik siswa di suruh membaca bacaan shalat secara keras. Hal ini dimaksudkan guru akan mudah mengontrol siswa apakah sudah mampu menghafal lafal-lafal shalat atau belum. Jika belum mampu atau masih banyak yang salah, siswa tersebut diberikan pembinaan sampai betul-betul dapat melafalkan bacaan-bacaan shalat.
Setelah siswa mampu mengerjakan shalat baik bacaan dan gerakan-gerakan shalat sempurna diharapkan siswa berusaha secara maksimal untuk menanggulangi perilaku yang menyimpang. Sebab tujuan melaksanakan ibadah shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan mungkar. Selama ini siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel secara keseluruhan belum ada yang dinilai menyimpang perilaku yang menyimpang, karena setiap gerak-gerik siswa yang sekiranya mencurigakan selalu di awasi dan diberikan pembinaan secara maksimal, sehingga siswa akan terjaga dari hal-hal yang menyimpang. Guru agama dan guru yang lain di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel saling bekerja sama untuk memberikan pembinaan pada siswa untuk selalu berbuat kebajikan dan mencegah kemungkaran, hal itu mudah diterima oleh siswa karena dari rumah sudah mendapat bekal bimbingan dari orang tua.

C. Pengaruh Ibadah Shalat terhadap Pembentukan Akhlak Siswa
Pelaksanaan ibadah shalat bagi siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel secara langsung dapat membentuk akhlak siswa. Hal ini mengandung pengertian, bahwa siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel setelah diberikan bimbingan ibadah shalat, kemudian berusaha secara maksimal untuk melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sesuai kemampuannya. Karena shalat memiliki tujuan untuk membentuk insan dalam ber amar makruf nahi mungkar, selanjutnya siswa berusaha secara maksimal setelah melaksanakan ibadah shalat untuk berakhlak yang baik. Misalnya dengan sesama siswa saling menghormati, sopan santun, berakhlak yang baik dengan sesama dan menunjukkan pada hal-hal yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel secara umum merupakan siswa yang taat melaksanakan ibadah shalat. Ketaatan siswa melaksanakan ibadah shalat merupakan salah satu modal awal dalam membentuk akhlak siswa yang lebih baik serta positif.

D.Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian di Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel terbagi ke dalam dua variabel yaitu :

1.Ibadah shalat
Untuk mengetahui ibadah shalat siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel kelas III dan kelas IV dilakukan penilaian dari praktik shalat yang dinilai sebagai berikut :
a.Gerakan shalat
b.Bacaan shalat
c.Tata tertib / urutan
Penilaian Ibadah shalat siswa kelas III dan kelas IV Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel dapat dilihat pada lampiran.

2.Pembentukan Akhlak Siswa
Pembentukan akhlak siswa yang di maksud dalam penelitian ini adalah pembentukan akhlak siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel setelah melaksanakan ibadah shalat. Pengumpulan data mengenai pembentukan akhlak siswa Madrasah Diniyah Salafiyah Karangpakel diperoleh dengan menyebar angket terhadap sampel yang sebelumnya telah ditentukan dalam penelitian. (nilai penyebaran angket dapat di lihat pada lampiran).

0 komentar:

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang muslim salah satunya memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mendekatkan diri kepada Allah swt, salah satunya yaitu mengerjakan ibadah shalat baik shalat wajib sehari semalam 5 waktu maupun shalat sunat lainnya. Dinamakan ibadah shalat, karena ajaran-ajarannya telah syariatkan oleh Allah Swt, bagi yang melaksanakan ibadah shalat dengan iman pada akhirnya mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT yang berlipat ganda di akhirat kelak. Shalat ialah suatu perbuatan disertai ucapan-ucapan dengan cara-cara yang tertentu yang dimulai dengan takbir dan dihabisi dengan salam dengan niat untuk bersujud ke hadirat Allah SWT,. Takbir ialah membaca “Allahu Akbar”
Allah berfirman dalam QS. Al ‘Angkabut ayat 45 :
                        
Artinya : Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ibadah shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki hubungan langsung di antara manusia dengan Allah Swt, artinya di dalam melaksanakan ibadah shalat telah ditentukan dan ditetapkan hukum-hukum syariat yang disesuaikan dengan kondisi umat. Dalam QS. Al ‘Angkabut ayat 45, secara tegas Allah menjelaskan bahwa ibadah shalat merupakan bentuk pengabdian untuk mengingat kebesaran Allah. Setelah mengingat kebesaran Allah, setelah melaksanakan ibadah shalat, diharapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat merealisasikan ucapan shalat khususnya dalam amar ma’ruf nahi mungkar. Kedudukan shalat dalam agama adalah bahwa shalat itu maha penting bagi kehidupan manusia. Shalat yang dijalankan dengan sungguh-sungguh dapat mencegah manusia dari kemungkaran.
Anak merupakan tanggung jawab bersama baik orang tua, guru dan tokoh agama di dalam memberikan bimbingan shalat. Ketika anak berada di rumah, menjadikan tanggung jawab sepenuhnya orang tua dalam memberikan bimbingan ibadah shalat yang dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan secara teori dan selanjutnya orang tua membiasakan diri untuk melaksanakan shalat berjamaah di rumah. Ketika anak berada di bangku sekolah, guru agama memiliki peranan yang penting dalam memberikan bimbingan tentang ibadah shalat yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Bimbingan secara teori dapat dilakukan dalam kelas yaitu guru menjelaskan dengan ceramah, sedangkan siswa mendengarkan dan memahami. Selain metode ceramah, metode demonstrasi dapat dilakukan dengan cara guru memberikan bimbingan bagaimana tata cara melaksanakan shalat wajib secara baik dan benar serta tertib yang dapat dilakukan di masjid atau di aula yang disediakan oleh sekolah.
Pemberian bimbingan shalat merupakan salah satu penjabaran dari surat al-Nisa’ ayat 58 yang menekankan pada penyampaian amanah kepada yang berhak menerima.
 •           ••     •      •     

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
Membentuk akhlak siswa bukan pekerjaan yang mudah dilaksanakan, sehingga di dalam membentuk akhlak siswa harus diadakan kerjasama yang baik di antara orang tua siswa, guru, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Dari berbagai unsur memiliki keterlibatan yang sama dalam memberikan bimbingan siswa pada akhirnya memiliki dampak yang positif bagi perkembangan dan pemahaman siswa di dalam mempelajari, memahami dan melaksanakan ajaran agama Islam khususnya dalam pelaksanaan ibadah shalat. Ketika siswa berada di sekolah, menjadi tugas dan tanggung jawab guru dalam memberikan pengajaran. Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Keberadaan guru pendidikan agama Islam bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih lagi bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan moderen serta segala perubahan, pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. Guru pendidikan agama Islam dalam dunia pendidikan dituntut untuk pro aktif dalam melaksanakan tugasnya, supaya bimbingan yang diberikan kepada siswa dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Membimbing merupakan pekerjaan yang memerlukan kesabaran dan ketulusan serta kasih sayang. Guru Pendidikan Agama dalam memberikan pelajaran kepada siswa terutama dalam hal pembelajaran ibadah shalat harus ditekankan dan diutamakan, sebab ibadah shalat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan baik laki-laki maupun perempuan yang sudah baliq. Sebagai guru pendidikan agama Islam memiliki potensi yang kuat di dalam mempengaruhi siswa untuk berakhlak yang baik, artinya setiap siswa memiliki tingkat akhlak yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda-beda dan tingkat pemahaman dan pelaksanaan agama yang memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Sebagai suri tauladan yang baik dalam agama Islam yaitu Rasulullah Saw, yang telah memberikan contoh untuk diteladani bagi pengikutnya. Hal ini senada dengan firman Allah SWT, dalam QS. al-Qalam ayat 4 :
    
Artinya : Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
    • 
Artinya : (agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.

Sesuai dengan ayat Al Qur’an tersebut di atas, pada prinsipnya kamu dalam QS. al-Qalam ayat 4 ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw, yang dapat dijadikan sebagai sosok yang mampu memberikan suri tauladan yang baik bagi pemeluknya. Hal ini mengandung maksud, bahwa pelaksanaan ibadah shalat yang dilakukan secara iman dan taqwa dengan mengharap ridha Allah SWT, yang selanjutnya dalam kehidupan sehari-hari ucapan-ucapan shalat diupayakan untuk dilaksanakan secara maksimal, memiliki dampak yang positif terutama akan terbentuk akhlak yang baik.
Jika di tengah ke lembaga pendidikan formal baik umum maupun Islam, sudah memiliki kurikulum tersendiri pada pelajaran pendidikan agama Islam sub pembahasan ibadah shalat baik secara teori maupun praktik. Guru pendidikan agama Islam salah satu guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan pelajaran teori dan praktik shalat, sehingga diharapkan siswa setelah selesai mengikuti pendidikan dalam kurun waktu tertentu siswa mampu melaksanakan ibadah shalat secara baik dan benar. Selain siswa sudah melaksanakan shalat secara baik dan benar, siswa akan berupaya secara maksimal untuk melaksanakan ajaran agama Islam baik yang tergolong suruhan untuk dilaksanakan maupun larangan untuk ditinggalkan.
Jadi pelaksanaan ibadah shalat dapat membentuk akhlak siswa. Hal ini disebabkan setelah siswa mengikuti pelajaran baik teori maupun praktik shalat, selanjutnya di dukung oleh keberadaan orang tua yang taat melaksanakan shalat secara berjamaah baik di rumah maupun di masjid, begitu juga teman sejawat siswa rajin taat ke masjid pada sore dan malam hari untuk melaksanakan ibadah shalat berjamaah. Hal ini secara langsung dapat mempengaruhi siswa untuk taat dalam beribadah shalat.
Siswa yang taat melaksanakan shalat secara langsung mempengaruhi dirinya untuk berakhlak yang baik. Misalnya berusaha untuk berbicara yang baik, sopan santun, taat terhadap perintah agama dan orang tua. Terbentuknya akhlak siswa dapat dilihat dari perilaku yang baik atau ketekunan siswa melaksanakan ibadah shalat. Hal ini merupakan kebanggaan bagi setiap orang tua yang memiliki anak, karena anak taat dan patuh terhadap ajaran agama terutama rajin melaksanakan shalat walaupun tidak di suruh. Jika anak sudah terbiasa melaksanakan ibadah shalat, hal ini merupakan salah satu kebanggaan tersendiri bagi orang tua, sehingga orang tua tinggal memberikan bimbingan dan motivasi secara terus menerus dan berkesinambungan sampai anak dewasa.
Pada akhirnya penulis tertarik dan akan meneliti secara dekat yang di tuangkan dalam penulisan proposal skripsi dengan judul : Pengaruh Ibadah Shalat Terhadap Pemembentukan Akhlak Siswa Kelas III Dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumberagung Klego Tahun 2009/2010

B.Penegasan Istilah
1.Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, beda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan gaib dan sebagainya. Pengaruh dalam penelitian ini adalah pengaruh ibadah shalat terhadap pembentukan akhlak siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel.


2.Ibadah Shalat
Ibadah merupakan segala sesuatu apabila dikerjakan mendapatkan imbalan pahala. Shalat ialah : “suatu perbuatan disertai ucapan-ucapan dengan cara-cara tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan niat untuk bersujud ke hadirat Allah Swt. Takbir ialah membaca Allahu Akbar”. Ibadah shalat merupakan rukun Islam yang ke 2. Shalat adalah kewajiban dari Allah Ta’ala kepada setiap orang mukmin, sebab Allah Ta’ala memerintahkannya dalam banyak sekali firman-firmannya.

3.Pembentukan
Pembentukan berasal dari kata dasar bentuk mendapat awalan pe dan akhiran an. Bentuk : “lengkung, keluk, lentur, wujud, rupa”. Pembentukan dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah wujud nyata siswa dalam berakhlak.

4.Akhlak Siswa
Akhlak : “budi pekerti; kelakuan”. Siswa : “pelajar pada akdemik atau perguruan tinggi”. Jadi akhlak siswa merupakan budi pekerti atau tingkah laku siswa yang dilakukan setiap hari dalam pergaulan sehari-hari.

5.Kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Klego
Kelas III dan IV merupakan salah satu kelas dalam lembaga pendidikan formal yang ada di Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Klego.Tahun 2010
Tahun pelajaran 2009/2010 merupakan tahun berjalan proses belajar pada lembaga pendidikan formal.
Pengaruh ibadah shalat terhadap pembentukan akhlak siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumberagung Klego tahun 2009/2010 dalam penelitian ini dimaksudkan, setelah siswa kelas III dan IV melaksanakan ibadah shalat akan berakhlak baik, baik hubungannya antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama manusia maupun manusia dengan lingkungan.

C.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, pada akhirnya akan muncul masalah-masalah yang dapat dituangkan dalam identifikasi masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego sudah melaksanakan ibadah shalat ?
2.Bagaimana pelaksanaan shalat siswa Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego terdapat faktor pendorong dan penghambat ? Bagaimanakah solusinya ?
3.Apakah ada pengaruh ibadah shalat siswa Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego dapat membentuk akhlak siswa ?

D.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ibadah shalat berpengaruh yang positif dalam membentuk akhlak siswa Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego”

E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :“ibadah shalat memiliki pengaruh yang positif dalam membentuk akhlak siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego”
F.Manfaat Penelitian
1.Teoritis
a.Menambah hasanah ke ilmuwan berkenaan tentang ibadah shalat dalam membentuk akhlak siswa.
b.Sebagai dasar dan pijakan penelitian sejenis yang akan datang, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu landasan dasar untuk melakukan penelitian yang akan datang.
2.Praktis
a.Guru pendidikan agama Islam memiliki andil yang cukup besar di dalam membimbing siswa melaksanakan ibadah shalat. Kesungguhan guru mengajar, salah satu faktor yang dapat menghantarkan keberhasilan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
b.Bagi orang tua siswa dapat menilai keberadaan anak mampu atau belum dalam melaksanakan ibadah shalat, sehingga orang tua selain menitipkan anak di lembaga pendidikan formal, juga di rumah secara maksimal orang tua membimbing dan memberikan tauladan yang baik terutama dalam hal ibadah shalat.
c.Departemen Agama RI, memiliki kewenangan cukup besar di dalam membuat kebijakan-kebijakan yang positif terutama pada pelajaran pendidikan agama Islam khususnya tata cara praktik shalat, sehingga guru pendidikan agama selalu sosok yang melaksanakan kurikulum diharapkan dapat melaksanakan tugas secara maksimal.

G.Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh yang positif ibadah shalat terhadap pembentukan akhlak siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumberagung Klego tahun 2009/2010.

H.Metodologi Penelitian
1.Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a.Populasi
Populasi adalah : “pengambilan data secara keseluruhan dan lengkap”. Pengambilan data secara keseluruhan dalam suatu wilayah atau tempat, lembaga pendidikan dan lain sebagainya dinamakan sebagai populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah 45 siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel tahun pelajaran 2009/2010.

b.Sampel
Sampel adalah : “merupakan pengambilan data sebagian dari populasi tapi dapat mewakili data tersebut untuk dapat diambil suatu kesimpulan”. Sampel juga dapat diartikan : “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Karena populasi relatif sedikit hanya 45 siswa, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel (100%) atau penelitian sensus yang melibatkan seluruh populasi memiliki kesempatan sebagai sampel penelitian.

c.Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling populasi atau sensus. Suharsimi Arikunto mengatakan : “Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi”. Karena seluruh populasi dijadikan sebagai sampel tanpa kecuali, sehingga memiliki derajat yang sama serta tidak membeda-bedakan di antara siswa yang satu dengan lainnya. Penelitian populasi juga dapat diartikan sebagai penelitian sensus yang melibatkan seluruh siswa untuk memberikan data yang nantinya dibutuhkan dalam penelitian.

2.Variabel dan Indikator
a.Variabel
1)VariaBel X : Ibadah Shalat
2)Variabel Y : Akhlak
b.Indikator
1)Ibadah Shalat
a)Hukum ibadah shalat
b)Rukun dan syarat shalat
c)Macam-macam shalat
d)Tujuan shalat
2)Akhlak
a)Pengertian akhlak
b)Dasar hukum akhlak
c)Macam-macam Akhlak
d)Tujuan Akhlak
3.Teknik Pengumpulan Data
a.Dokumentasi
Metode dokumentasi ialah : “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain-lain”.
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi sangat penting diperlukan untuk memperoleh data di lapangan, misalnya : Jumlah guru, jumlah siswa, proses pembelajaran pelajaran Akhlak, kegiatan keagamaan.

b.Observasi
Pengamatan secara langsung di lapangan sangat penting dilakukan, karena dapat dijadikan sebagai salah satu bahan yang kongkrit tentang keberadaan di lapangan.
Observasi merupakan : “suatu metode penelitian yang dijalankan secara sistematis dan dengan sengaja (jadi tidak asal atau sembarangan dan secara kebetulan) diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) sebagai alat untuk menangkap secara langsung kejadian-kejadian pada waktu kejadian itu terjadi.

Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung tentang pelaksanaan shalat siswa Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego Tahun 2009.2010.

c.Intervieu
Disamping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data, dengan metode interviu peneliti harus memikirkan tentang pelaksanaannya.
Intervieu atau wawancara dilakukan untuk memperoleh data sesuai tujuan yang diharapkan. Wawancara ditujukan kepada beberapa responden, diantaranya : guru pendidikan agama Islam dan kepala Madrasah.
d.Angket
Suharsimi Arikunto mengatakan : ”Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data”.
Angket merupakan pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data secara langsung di lapangan. Pengumpulan data melalui angket di tujukan kepada siswa kelas III dan IV Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego tahun pelajaran 2009/2010. Pertanyaan angket dibuat sebanyak 30 soal dan setiap soal diberikan jawaban a, b, c dan d. Untuk memudahkan dalam penilaian maka setiap jawaban diberikan skor sebagai berikut :

1)Alternatif jawaban a di beri skor : 4
2)Alternatif jawaban b di beri skor : 3
3)Alternatif jawaban c di beri skor : 2
4)Alternatif jawaban d di beri skor : 1

4.Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh melalui penyebaran angket, selanjutnya dikoreksi satu persatu dan diselesaikan dengan menggunakan rumus korelasi produk moment angka kasar sebagai berikut :

Keterangan :
N :Jumlah sampel
: Jumlah
X : Variabel terikat yaitu ibadah shalat
Y : Variabel bebas yaitu akhlak siswa

B.Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan Proposal skripsi ini di bagi ke dalam lima bab dan setiap bab di bagi lagi ke dalam sub-sub bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pengertian istilah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II IBADAH SHALAT DAN AKHLAK
Bab ini meliputi : Ibadah Shalat (Hukum ibadah shalat, Rukun dan syarat Shalat, Macam-macam ibadah Shalat dan Tujuan Shalat).
Akhlak (Pengertian akhlak, dasar hukum akhlak, macam-macam akhlak, tujuan akhlak)
BAB III GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH AWALIYAH KARANG PAKEL
Bab ini meliputi : Gambaran Umum (Sejarah berdirinya Madrasah, Struktur Organisasi, Denah Lokasi, Sarana dan Prasarana) Proses pembelajaran pelajaran akhlak.
BAB IV ANALISIS PENGARUH IBADAH SHALAT DAPAT MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH KARANG PAKEL SUMBER AGUNG KELGO
Bab ini menjelaskan tentang analisis pendahuluan, analisis lanjut dan analisis hipotesis.
BAB V PENUTUP
Bab ini meliputi Kesimpulan, saran dan kata penutup.

SKRIPSIKU

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang muslim salah satunya memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mendekatkan diri kepada Allah swt, salah satunya yaitu mengerjakan ibadah shalat baik shalat wajib sehari semalam 5 waktu maupun shalat sunat lainnya. Dinamakan ibadah shalat, karena ajaran-ajarannya telah syariatkan oleh Allah Swt, bagi yang melaksanakan ibadah shalat dengan iman pada akhirnya mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT yang berlipat ganda di akhirat kelak. Shalat ialah suatu perbuatan disertai ucapan-ucapan dengan cara-cara yang tertentu yang dimulai dengan takbir dan dihabisi dengan salam dengan niat untuk bersujud ke hadirat Allah SWT,. Takbir ialah membaca “Allahu Akbar”
Allah berfirman dalam QS. Al ‘Angkabut ayat 45 :
                        
Artinya : Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ibadah shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki hubungan langsung di antara manusia dengan Allah Swt, artinya di dalam melaksanakan ibadah shalat telah ditentukan dan ditetapkan hukum-hukum syariat yang disesuaikan dengan kondisi umat. Dalam QS. Al ‘Angkabut ayat 45, secara tegas Allah menjelaskan bahwa ibadah shalat merupakan bentuk pengabdian untuk mengingat kebesaran Allah. Setelah mengingat kebesaran Allah, setelah melaksanakan ibadah shalat, diharapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat merealisasikan ucapan shalat khususnya dalam amar ma’ruf nahi mungkar. Kedudukan shalat dalam agama adalah bahwa shalat itu maha penting bagi kehidupan manusia. Shalat yang dijalankan dengan sungguh-sungguh dapat mencegah manusia dari kemungkaran.
Anak merupakan tanggung jawab bersama baik orang tua, guru dan tokoh agama di dalam memberikan bimbingan shalat. Ketika anak berada di rumah, menjadikan tanggung jawab sepenuhnya orang tua dalam memberikan bimbingan ibadah shalat yang dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan secara teori dan selanjutnya orang tua membiasakan diri untuk melaksanakan shalat berjamaah di rumah. Ketika anak berada di bangku sekolah, guru agama memiliki peranan yang penting dalam memberikan bimbingan tentang ibadah shalat yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Bimbingan secara teori dapat dilakukan dalam kelas yaitu guru menjelaskan dengan ceramah, sedangkan siswa mendengarkan dan memahami. Selain metode ceramah, metode demonstrasi dapat dilakukan dengan cara guru memberikan bimbingan bagaimana tata cara melaksanakan shalat wajib secara baik dan benar serta tertib yang dapat dilakukan di masjid atau di aula yang disediakan oleh sekolah.
Pemberian bimbingan shalat merupakan salah satu penjabaran dari surat al-Nisa’ ayat 58 yang menekankan pada penyampaian amanah kepada yang berhak menerima.
 •           ••     •      •     

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
Membentuk akhlak siswa bukan pekerjaan yang mudah dilaksanakan, sehingga di dalam membentuk akhlak siswa harus diadakan kerjasama yang baik di antara orang tua siswa, guru, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Dari berbagai unsur memiliki keterlibatan yang sama dalam memberikan bimbingan siswa pada akhirnya memiliki dampak yang positif bagi perkembangan dan pemahaman siswa di dalam mempelajari, memahami dan melaksanakan ajaran agama Islam khususnya dalam pelaksanaan ibadah shalat. Ketika siswa berada di sekolah, menjadi tugas dan tanggung jawab guru dalam memberikan pengajaran. Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Keberadaan guru pendidikan agama Islam bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih lagi bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan moderen serta segala perubahan, pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. Guru pendidikan agama Islam dalam dunia pendidikan dituntut untuk pro aktif dalam melaksanakan tugasnya, supaya bimbingan yang diberikan kepada siswa dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Membimbing merupakan pekerjaan yang memerlukan kesabaran dan ketulusan serta kasih sayang. Guru Pendidikan Agama dalam memberikan pelajaran kepada siswa terutama dalam hal pembelajaran ibadah shalat harus ditekankan dan diutamakan, sebab ibadah shalat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan baik laki-laki maupun perempuan yang sudah baliq. Sebagai guru pendidikan agama Islam memiliki potensi yang kuat di dalam mempengaruhi siswa untuk berakhlak yang baik, artinya setiap siswa memiliki tingkat akhlak yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda-beda dan tingkat pemahaman dan pelaksanaan agama yang memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Sebagai suri tauladan yang baik dalam agama Islam yaitu Rasulullah Saw, yang telah memberikan contoh untuk diteladani bagi pengikutnya. Hal ini senada dengan firman Allah SWT, dalam QS. al-Qalam ayat 4 :
    
Artinya : Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
    • 
Artinya : (agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.

Sesuai dengan ayat Al Qur’an tersebut di atas, pada prinsipnya kamu dalam QS. al-Qalam ayat 4 ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw, yang dapat dijadikan sebagai sosok yang mampu memberikan suri tauladan yang baik bagi pemeluknya. Hal ini mengandung maksud, bahwa pelaksanaan ibadah shalat yang dilakukan secara iman dan taqwa dengan mengharap ridha Allah SWT, yang selanjutnya dalam kehidupan sehari-hari ucapan-ucapan shalat diupayakan untuk dilaksanakan secara maksimal, memiliki dampak yang positif terutama akan terbentuk akhlak yang baik.
Jika di tengah ke lembaga pendidikan formal baik umum maupun Islam, sudah memiliki kurikulum tersendiri pada pelajaran pendidikan agama Islam sub pembahasan ibadah shalat baik secara teori maupun praktik. Guru pendidikan agama Islam salah satu guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab memberikan pelajaran teori dan praktik shalat, sehingga diharapkan siswa setelah selesai mengikuti pendidikan dalam kurun waktu tertentu siswa mampu melaksanakan ibadah shalat secara baik dan benar. Selain siswa sudah melaksanakan shalat secara baik dan benar, siswa akan berupaya secara maksimal untuk melaksanakan ajaran agama Islam baik yang tergolong suruhan untuk dilaksanakan maupun larangan untuk ditinggalkan.
Jadi pelaksanaan ibadah shalat dapat membentuk akhlak siswa. Hal ini disebabkan setelah siswa mengikuti pelajaran baik teori maupun praktik shalat, selanjutnya di dukung oleh keberadaan orang tua yang taat melaksanakan shalat secara berjamaah baik di rumah maupun di masjid, begitu juga teman sejawat siswa rajin taat ke masjid pada sore dan malam hari untuk melaksanakan ibadah shalat berjamaah. Hal ini secara langsung dapat mempengaruhi siswa untuk taat dalam beribadah shalat.
Siswa yang taat melaksanakan shalat secara langsung mempengaruhi dirinya untuk berakhlak yang baik. Misalnya berusaha untuk berbicara yang baik, sopan santun, taat terhadap perintah agama dan orang tua. Terbentuknya akhlak siswa dapat dilihat dari perilaku yang baik atau ketekunan siswa melaksanakan ibadah shalat. Hal ini merupakan kebanggaan bagi setiap orang tua yang memiliki anak, karena anak taat dan patuh terhadap ajaran agama terutama rajin melaksanakan shalat walaupun tidak di suruh. Jika anak sudah terbiasa melaksanakan ibadah shalat, hal ini merupakan salah satu kebanggaan tersendiri bagi orang tua, sehingga orang tua tinggal memberikan bimbingan dan motivasi secara terus menerus dan berkesinambungan sampai anak dewasa.
Pada akhirnya penulis tertarik dan akan meneliti secara dekat yang di tuangkan dalam penulisan proposal skripsi dengan judul : Pengaruh Ibadah Shalat Terhadap Pemembentukan Akhlak Siswa Kelas III Dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumberagung Klego Tahun 2009/2010

B.Penegasan Istilah
1.Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, beda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan gaib dan sebagainya. Pengaruh dalam penelitian ini adalah pengaruh ibadah shalat terhadap pembentukan akhlak siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel.


2.Ibadah Shalat
Ibadah merupakan segala sesuatu apabila dikerjakan mendapatkan imbalan pahala. Shalat ialah : “suatu perbuatan disertai ucapan-ucapan dengan cara-cara tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan niat untuk bersujud ke hadirat Allah Swt. Takbir ialah membaca Allahu Akbar”. Ibadah shalat merupakan rukun Islam yang ke 2. Shalat adalah kewajiban dari Allah Ta’ala kepada setiap orang mukmin, sebab Allah Ta’ala memerintahkannya dalam banyak sekali firman-firmannya.

3.Pembentukan
Pembentukan berasal dari kata dasar bentuk mendapat awalan pe dan akhiran an. Bentuk : “lengkung, keluk, lentur, wujud, rupa”. Pembentukan dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah wujud nyata siswa dalam berakhlak.

4.Akhlak Siswa
Akhlak : “budi pekerti; kelakuan”. Siswa : “pelajar pada akdemik atau perguruan tinggi”. Jadi akhlak siswa merupakan budi pekerti atau tingkah laku siswa yang dilakukan setiap hari dalam pergaulan sehari-hari.

5.Kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Klego
Kelas III dan IV merupakan salah satu kelas dalam lembaga pendidikan formal yang ada di Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Klego.Tahun 2010
Tahun pelajaran 2009/2010 merupakan tahun berjalan proses belajar pada lembaga pendidikan formal.
Pengaruh ibadah shalat terhadap pembentukan akhlak siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumberagung Klego tahun 2009/2010 dalam penelitian ini dimaksudkan, setelah siswa kelas III dan IV melaksanakan ibadah shalat akan berakhlak baik, baik hubungannya antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama manusia maupun manusia dengan lingkungan.

C.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, pada akhirnya akan muncul masalah-masalah yang dapat dituangkan dalam identifikasi masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego sudah melaksanakan ibadah shalat ?
2.Bagaimana pelaksanaan shalat siswa Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego terdapat faktor pendorong dan penghambat ? Bagaimanakah solusinya ?
3.Apakah ada pengaruh ibadah shalat siswa Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego dapat membentuk akhlak siswa ?

D.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ibadah shalat berpengaruh yang positif dalam membentuk akhlak siswa Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego”

E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :“ibadah shalat memiliki pengaruh yang positif dalam membentuk akhlak siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego”
F.Manfaat Penelitian
1.Teoritis
a.Menambah hasanah ke ilmuwan berkenaan tentang ibadah shalat dalam membentuk akhlak siswa.
b.Sebagai dasar dan pijakan penelitian sejenis yang akan datang, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu landasan dasar untuk melakukan penelitian yang akan datang.
2.Praktis
a.Guru pendidikan agama Islam memiliki andil yang cukup besar di dalam membimbing siswa melaksanakan ibadah shalat. Kesungguhan guru mengajar, salah satu faktor yang dapat menghantarkan keberhasilan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
b.Bagi orang tua siswa dapat menilai keberadaan anak mampu atau belum dalam melaksanakan ibadah shalat, sehingga orang tua selain menitipkan anak di lembaga pendidikan formal, juga di rumah secara maksimal orang tua membimbing dan memberikan tauladan yang baik terutama dalam hal ibadah shalat.
c.Departemen Agama RI, memiliki kewenangan cukup besar di dalam membuat kebijakan-kebijakan yang positif terutama pada pelajaran pendidikan agama Islam khususnya tata cara praktik shalat, sehingga guru pendidikan agama selalu sosok yang melaksanakan kurikulum diharapkan dapat melaksanakan tugas secara maksimal.

G.Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh yang positif ibadah shalat terhadap pembentukan akhlak siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumberagung Klego tahun 2009/2010.

H.Metodologi Penelitian
1.Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a.Populasi
Populasi adalah : “pengambilan data secara keseluruhan dan lengkap”. Pengambilan data secara keseluruhan dalam suatu wilayah atau tempat, lembaga pendidikan dan lain sebagainya dinamakan sebagai populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah 45 siswa kelas III dan IV Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel tahun pelajaran 2009/2010.

b.Sampel
Sampel adalah : “merupakan pengambilan data sebagian dari populasi tapi dapat mewakili data tersebut untuk dapat diambil suatu kesimpulan”. Sampel juga dapat diartikan : “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Karena populasi relatif sedikit hanya 45 siswa, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel (100%) atau penelitian sensus yang melibatkan seluruh populasi memiliki kesempatan sebagai sampel penelitian.

c.Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling populasi atau sensus. Suharsimi Arikunto mengatakan : “Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi”. Karena seluruh populasi dijadikan sebagai sampel tanpa kecuali, sehingga memiliki derajat yang sama serta tidak membeda-bedakan di antara siswa yang satu dengan lainnya. Penelitian populasi juga dapat diartikan sebagai penelitian sensus yang melibatkan seluruh siswa untuk memberikan data yang nantinya dibutuhkan dalam penelitian.

2.Variabel dan Indikator
a.Variabel
1)VariaBel X : Ibadah Shalat
2)Variabel Y : Akhlak
b.Indikator
1)Ibadah Shalat
a)Hukum ibadah shalat
b)Rukun dan syarat shalat
c)Macam-macam shalat
d)Tujuan shalat
2)Akhlak
a)Pengertian akhlak
b)Dasar hukum akhlak
c)Macam-macam Akhlak
d)Tujuan Akhlak
3.Teknik Pengumpulan Data
a.Dokumentasi
Metode dokumentasi ialah : “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain-lain”.
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi sangat penting diperlukan untuk memperoleh data di lapangan, misalnya : Jumlah guru, jumlah siswa, proses pembelajaran pelajaran Akhlak, kegiatan keagamaan.

b.Observasi
Pengamatan secara langsung di lapangan sangat penting dilakukan, karena dapat dijadikan sebagai salah satu bahan yang kongkrit tentang keberadaan di lapangan.
Observasi merupakan : “suatu metode penelitian yang dijalankan secara sistematis dan dengan sengaja (jadi tidak asal atau sembarangan dan secara kebetulan) diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) sebagai alat untuk menangkap secara langsung kejadian-kejadian pada waktu kejadian itu terjadi.

Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung tentang pelaksanaan shalat siswa Madrasah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego Tahun 2009.2010.

c.Intervieu
Disamping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data, dengan metode interviu peneliti harus memikirkan tentang pelaksanaannya.
Intervieu atau wawancara dilakukan untuk memperoleh data sesuai tujuan yang diharapkan. Wawancara ditujukan kepada beberapa responden, diantaranya : guru pendidikan agama Islam dan kepala Madrasah.
d.Angket
Suharsimi Arikunto mengatakan : ”Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data”.
Angket merupakan pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data secara langsung di lapangan. Pengumpulan data melalui angket di tujukan kepada siswa kelas III dan IV Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Awaliyah Karang Pakel Sumber Agung Klego tahun pelajaran 2009/2010. Pertanyaan angket dibuat sebanyak 30 soal dan setiap soal diberikan jawaban a, b, c dan d. Untuk memudahkan dalam penilaian maka setiap jawaban diberikan skor sebagai berikut :

1)Alternatif jawaban a di beri skor : 4
2)Alternatif jawaban b di beri skor : 3
3)Alternatif jawaban c di beri skor : 2
4)Alternatif jawaban d di beri skor : 1

4.Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh melalui penyebaran angket, selanjutnya dikoreksi satu persatu dan diselesaikan dengan menggunakan rumus korelasi produk moment angka kasar sebagai berikut :

Keterangan :
N :Jumlah sampel
: Jumlah
X : Variabel terikat yaitu ibadah shalat
Y : Variabel bebas yaitu akhlak siswa

B.Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan Proposal skripsi ini di bagi ke dalam lima bab dan setiap bab di bagi lagi ke dalam sub-sub bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pengertian istilah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II IBADAH SHALAT DAN AKHLAK
Bab ini meliputi : Ibadah Shalat (Hukum ibadah shalat, Rukun dan syarat Shalat, Macam-macam ibadah Shalat dan Tujuan Shalat).
Akhlak (Pengertian akhlak, dasar hukum akhlak, macam-macam akhlak, tujuan akhlak)
BAB III GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH AWALIYAH KARANG PAKEL
Bab ini meliputi : Gambaran Umum (Sejarah berdirinya Madrasah, Struktur Organisasi, Denah Lokasi, Sarana dan Prasarana) Proses pembelajaran pelajaran akhlak.
BAB IV ANALISIS PENGARUH IBADAH SHALAT DAPAT MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH KARANG PAKEL SUMBER AGUNG KELGO
Bab ini menjelaskan tentang analisis pendahuluan, analisis lanjut dan analisis hipotesis.
BAB V PENUTUP
Bab ini meliputi Kesimpulan, saran dan kata penutup.

0 komentar:

animasi-bergerak-bendera-indonesia-0010
">See all posts'); document.write('

?max-results=10">

'); document.write("?max-results="+numposts1+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Diberdayakan oleh Blogger.
?">index'); document.write('

?max-results=10">Label 5

');
    ?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");

Mengenai Saya

anak singkong yang tak berhenti bermimpi cinta damai dan selalu setia

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Translate

Popular Posts

MITRA

back to top